Pupuk Batu Bara Karya Anak Bangsa Diekspor ke Amerika Serikat
PUPUK batu bara karya R. Umar Hasan Saputra resmi diekspor ke Amerika Serikat (AS) pada Rabu (9/2) ini.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, pupuk batubara karya anak bangsa ini telah mendapatkan paten dari pemerintah Amerika Serikat (AS) tahun 2020.
Sampai saat ini aplikasinya pada berbagai tanaman terus dicobakan di AS, dan hasilnya sangat positif.
Baca juga : Ekonomi AS Diperkirakan tidak Stagflasi, ini Alasan Yellen
Khusus untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), riset ilmiah secara mendalam pada tanaman jagung dan kedelai saat ini sedang dilakukan oleh tim peneliti di Purdue University.
Dengan ekspor ini, pupuk batubara telah masuk ke pasar industri pertanian Amerika Serikat. Berbeda dengan di Indonesia yang memiliki merek dagang Futura, merek dagang pupuk ini di AS adalah Glogens Carbontilizer.
Ade R Dermawan, seorang pemilik kebun sawit anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengenai pupuk batu bara mengatakan, “Jika hasil produksi pertaniannya sama dengan pupuk yang biasa."
Baca juga : Laporan PBB Bongkar Siasat Negara Produsen Bahan Bakar Fosil di KTT Iklim
"Kami akan tetap menggunakan pupuk batubara karena kesuburan lahan kebun telah menjadi lebih baik. Dengan demikian kami sudah berbuat sesuatu untuk memperbaiki bumi ini,” kata Ade dalam keterangan pers, Rabu (9/2).
Hasil uji coba penggunaan pupuk batu bara yang telah dilakukan Ade cukup mengejutkan. Ternyata terjadi rata-rata kenaikan produksi tandan buah sawit (TBS) sebesar 27%.
Menurut R. Umar Hasan Saputra atau yang biasa disapa Saputra, kenaikan produksi dan peningkatan kualitas adalah kelebihan dari pupuk batu bara,
Baca juga : AS Kucurkan US$20 Miliar untuk Pensiunkan PLTU RI
“Kenaikan produksi atau peningkatan kualitas hasil panen adalah bonus. Ini pasti akan terjadi di semua komoditi, karena yang kita lakukan adalah menyediakan unsur hara yang sangat lengkap untuk tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah.” papar Saputra.
H Ayep Zaki, Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) sekaligus mitra pembangunan pabrik pupuk batubara yang pertama, di Sukabumi mengatakan, “Ekspor ke Amerika ini merupakan tonggak sejarah."
"Karena pupuk batubara hasil karya anak bangsa telah diakui dunia, dan digunakan di salah satu negara yang menjadi pusat pertanian dunia. Amerika saja sudah menggunakan, Indonesia akan menyusul.” ujarnya.
Baca juga : Nigeria Segera Bangun Pabrik Pupuk Batu Bara Karya Anak Bangsa
Perkembangan pupuk batu bara di Indonesia
Selain di Sukabumi, pabrik lain yang saat ini telah berdiri berlokasi di Klaten dan bermitra dengan PT Casagro Futura Pratama.
Vito Tjahyadi, Presiden Direktur dan Pendiri Casagro Group menyatakan kemitraan perusahaannya dalam membangun pabrik pupuk batu bara Futura karena hasilnya sangat memuaskan
Baca juga : Mentan Dorong Ekspor Sarang Burung Walet Tembus Pasar AS dan Eropa
“Sebelum memutuskan untuk bermitra, kami telah menilai hasil riset mereka pada tanaman padi dan palawija dengan menggunakan pupuk batubara hasilnya sangat memuaskan,” jelas Vito.
Ketersediaan bahan baku pupuk konvensional di dunia berkurang dan akan akan habis, menjadikan pupuk jenis ini mulai langka dan mahal.
Berbagai negara sudah menyadari bahwa kekurangan pasokan pupuk secara global akan menyebabkan terganggunya pasokan pangan dunia. Di sinilah pupuk batubara akan menjadi solusi bagi semuanya.
Baca juga : Proyek Industri Hilir Batu Bara di Sumsel Jadi Investasi Terbesar AS Setelah Freeport
Menurut Saputra, untuk mengatasi masalah di atas, masyarakat dunia tidak punya pilihan lain. Mereka harus menggunakan pupuk batubara.
“Deposit batubara yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk sangat besar dan tersebar di banyak negara. Hal ini karena hampir semua jenis batubara dapat digunakan, tanpa melihat nilai kalori.” tuturnya.
“Bahkan batu bara yang tidak dapat dijual sebagai sumber energi pun dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk. Oleh karena itu untuk waktu yang sangat lama, kekurangan pasokan akibat kekurangan bahan baku seperti yang dialami pupuk konvensional saat ini tidak akan terjadi pada pupuk batubara,” ujar Saputra.
Baca juga : Alasan Australia Tetap Jual Batu Bara dan Buka PLTU
Kelebihan lainnya selain memiliki kandungan unsur hara yang sangat lengkap yang dibutuhkan tanaman dan mengembalikan kesuburan tanah, pupuk ini pun dapat dibuat dalam waktu cepat dan masif dengan harga terjangkau.
Amerika Serikat hanyalah salah satu negara yang mulai menggunakan pupuk batu bara. Bahkan akan membangun pabrik pertamanya di Nevada, AS,. pada akhir tahun ini.
Melalui perusahaanya PT Bursatani Global Niaga dan PT Saputra Global Harvest, R Umar Hasan Saputra pun telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pupuk ini di seluruh dunia.
Baca juga : AS Sambut Baik Tiongkok Setop Pendanaan Batu Bara
Dari Hasil kerjasama ini, disamping di AS, pada tahun ini pun rencananya akan dibangun pabrik di berbagai negara, seperti Vietnam, Australia, Turki, Kuwait dan Malawi di Afrika.
Saputra menyatakan, “Bahwa sesungguhnya tanah atau bumi saat ini telah ‘mati’ karena terus menerus kehilangan unsur hara dalam jumlah besar."
"Oleh karena itu misi yang diusung oleh pupuk batubara Futura adalah ‘Menghidupkan kembali bumi dari matinya’.” jelas Saputra. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Kementan Dorong Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Swasembada Pangan
Serap Aspirasi DPRD Jateng, Wamentan Sudaryono Komitmen Dukung Peningkatan Pertanian di Jateng
Akademisi Sebut Upland Serius Garap Teknologi UPPO-Biogas
Target Produksi Beras 2 Juta Ton, PT Pupuk Sediakan Stok Pupuk 3 Kali Lipat di Sulsel
BUMN Pupuk Siap Wujudkan Swasembada Pangan
Ketersediaan dan Keterjangkauan Pupuk Kunci Dukung Swasembada Pangan
Hashim Bantah Indonesia Bakal Lepas dari Batu Bara pada 2040
Indonesia Perlu Segera Tetapkan Peta Jalan Pensiunkan PLTU Batu Bara
Mind ID Yakin Hilirisasi Bikin Indonesia Swasembada Mineral
Bisnis Pengangkutan Batu Bara PT KAI Logistik Meningkat
ASEAN Dinilai Masih Setengah Hati dalam Transisi Energi
Ruang Didik Muhammadiyah
Miftah, Ta’im, atau Siapa pun Dia, dan Kita
Mengapa Terjadi Regresi Partisipasi Pemilih dalam Pilkada 2024?
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap