visitaaponce.com

Terlilit Utang US 280 Juta, Jababeka Bakal Jual Murah Aset di Cikarang

Terlilit Utang US$ 280 Juta, Jababeka Bakal Jual Murah Aset di Cikarang
Aset Jababeka (KIJA) di Cikarang, Kabupaten Bekasi(MI)

FOUNDER yang kini kembali menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Jababeka Tbk (KIJA) Setyono Djuandi Darmono berencana menjual murah aset perseroan yang ada di Cikarang.

Aksi ini merupakan salah satu upaya perseroan membayar utang sebesar US$ 280 juta berbentuk obligasi dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) maupun pinjaman dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). 

“Penjualan aset adalah langkah awal untuk membayar utang, target bisa terbayar US$ 100 juta dulu tahun ini. Kami harus menjual aset yang menurut kami ‘cantik’ di Cikarang,” ungkap Darmono, di Jakarta, Rabu (17/7).

Baca juga : Kebakaran Hebat Hanguskan Gudang Barang Plastik di Cikarang

Darmono menyampaikan, land bank atau bank tanah milik Jababeka di wilayah Cikarang ada seluas 5.000 hektar (ha). Adapun, pasar harga tanah di wilayah Cikarang diprediksi mencapai Rp3 juta per meter. 

“Dulu tanah di sana memang murah, tapi dengan perkembangan waktu ke waktu harganya sudah naik pesat,” kata dia.

Darmono mengaku, akan mengobral tanah yang akan dijual agar aset milik perseroan terjual dengan cepat. Jika perusahaan mampu membayar utang sebesar US$ 100 juta tersebut, sisa utang akan turun ke US$ 180 juta. 

Baca juga : Anak Wanita dalam Koper tidak Terima Ibunya Disebut Berhubungan Badan dengan Pelaku

“Dengan demikian, beban pembayaran utang perseroan juga akan menurun dan membuat kinerja perseroan membaik di masa depan,” jelas Darmono.

Menurut Darmono, ada beberapa road map yang akan dilakukan perseroan.

Melepas aset, kata dia, dilakukan untuk memperbaiki keuangan perseroan dan pemegang salam kembali percaya. 

Baca juga : Perempuan Korban Pembunuhan dalam Koper Sempat Disetubuhi Pelaku

Setelah memulihkan kepercayaan pemegang salam, Darmono juga berencana melakukan right issue karena uang yang seharusnya membayar beban bunga bisa dialihkan untuk ekspansi.

“Program ini bisa kembali menaikan harga salam. Kita terpaksa harus kerja kerja, cut loss, sales asset yang sudah matang dan cut bleeding,” jelas dia.

Wakil Direktur Utama Jababeka (KIJA) T Budianto Liman menegaskan, utang perseroan yang harus dibayarkan akan jatuh tempo pada 2027.

Besaran utang tersebut dalam bentuk obligasi mata uang dolar AS senilai US$ 180 juta dan pinjaman dari Bank Mandiri sebesar US$ 100 juta. 

“Perseroan menginginkan untuk melakukan pembayaran dilakukan lebih cepat untuk menjaga kondisi keuangan dan kinerja perseroan. Saat ini perusahaan kami dalam kondisi baik-baik saja, bahkan banyak pihak yang menawarkan funding untuk kami,” tandas dia. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat