Petualangan Inklusi di Museum BI Tingkatkan Literasi dan Keamanan Keuangan Teman Tuli
DALAM rangka Hari Anak Nasional, perusahaan pemroses pembayaran Jalin menggelar acara bertajuk Petualangan Inklusi di Museum BI. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan dan keamanan bagi anak-anak penyandang disabilitas, khususnya Teman Tuli.
Sesuai dengan semangat tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" yang dicanangkan pemerintah dalam rangka Hari Anak Nasional 2024, Jalin mengajak anak-anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) di DKI Jakarta untuk mengunjungi Museum Bank Indonesia, memperkenalkan sejarah sistem pembayaran di Indonesia, dan memberikan mereka kesempatan yang setara dalam mendapatkan literasi keuangan.
Lewat kampanye #SemuaBisaSetara, Jalin mengajak kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan sistem pembayaran digital yang aman dan inklusif bagi semua orang.
Baca juga : Penyandang Disabilitas Berhak Akses Informasi Kesehatan Memadai
Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands, Wendy Kusumowidagdo, mengapresiasi langkah inisiatif Jalin dengan dukungan dari Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dalam menyelenggarakan acara peningkatan literasi keuangan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Edukasi dan literasi keuangan yang inklusif sangat penting untuk memastikan Teman Tuli dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan ekonomi digital.
Wendy berharap melalui acara ini, Teman Tuli dapat lebih waspada dan terlindungi saat menggunakan layanan sistem pembayaran digital.
Baca juga : Kredit Pintar Gelar Kelas Fotografi untuk UMKM dan Blogger
Wendy menambahkan inklusi keuangan bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga memastikan setiap individu, termasuk mereka yang memiliki hambatan, memahami cara menggunakan layanan keuangan dengan aman dan efisien.
"Teman Tuli, seperti kelompok rentan lainnya, sering menghadapi tantangan lebih besar dalam memahami dan mengakses layanan keuangan digital. Oleh karena itu, acara seperti ini sangat penting untuk memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan," ujar Wendy.
Direktur Komersial Jalin, Eko Dedi Rukminto, menekankan pentingnya mempersiapkan anak-anak dengan literasi keuangan digital yang memadai.
Baca juga : 300 Pedagang Pasar Kota Kediri Antusias Ikuti Edukasi dan Literasi Keuangan
“Kita tidak ingin generasi emas ini mengalami kesulitan atau bahkan menjadi korban fraud saat menggunakan layanan sistem pembayaran digital. Kepercayaan terhadap sistem ini harus terus diperkuat melalui literasi yang baik dan konsisten dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar Eko.
Head of Product & Technology ASPI, Tata Martadinata, menegaskan upaya meningkatkan keamanan dan trust dalam penggunaan sistem pembayaran digital adalah tanggung jawab bersama.
ASPI terus berupaya untuk memberikan edukasi yang menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat, mengenai pentingnya memahami dan menggunakan sistem pembayaran digital dengan aman.
Baca juga : Prudential Ajak Anak dan Orangtua Belajar Literasi Keuangan
“Ini sangat penting mengingat tren transaksi pembayaran yang semakin beralih ke metode digital, salah satunya akseptasi penggunaan QRIS yang terus meningkat. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa meminimalisasi risiko penipuan dan fraud yang bisa merugikan, terutama bagi anak-anak agar mereka bisa lebih siap menghadapi masa depan digital sebagai bagian dari cashless society” ujar Tata.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat baru sekitar 20% dari total penyandang disabilitas memiliki akses terhadap produk dan jasa keuangan.
Selain itu, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) yang dilakukan OJK pada tahun 2022, indeks literasi keuangan pelajar masih mencapai 47,56% atau di bawah tingkat rata-rata nasional sebesar 49,68%.
Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, industri, dan lembaga pendidikan sangat penting untuk mempercepat peningkatan literasi keuangan.
"Dengan literasi yang cukup, anak-anak akan lebih siap menghadapi masa depan digital, mengenali, serta menghindari risiko penipuan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat berpartisipasi aktif dan aman dalam ekosistem keuangan digital sehingga no one left behind," jelas Eko. (Z-1)
Terkini Lainnya
Target Literasi 90% Meleset, Butuh Kolaborasi Tingkatkan Inklusi Keuangan
Awali tahun 2025, BWS Adakan Literasi dan Inklusi Keuangan di SMA Avicenna Jagakarsa
Peningkatan Literasi Keuangan Masyarakat Harus Jadi Prioritas
Pinjol Ilegal Benar-benar Rugikan Rakyat
FWD Insurance-PJI Dukung Siswa Indonesia di JA SparktheDream Asia Pasifik
Berdayakan Lebih Dari 20 Juta Perempuan Indonesia Cerdas Kelola Keuangan
Serunya Belajar Bahasa Isyarat di Sunyi Coffee Barito Jaksel
Cegah Kekerasan Seksual, FeminisThemis Academy 2024 Ajang Edukasi Kesehatan Reproduksi bagi Teman Tuli
Tissa Biani Belajar Al-Qur'an Isyarat Bersama Teman-teman Tuli
Big Ocean Berkolaborasi dengan Young K DAY6 Rilis Single Slow
Mengaji dalam Hening, Gambaran Saat Anak-anak Tunarungu Belajar Al-Qur'an Isyarat
Transformasi Zakat di Era Digital: Kiprah Baznas Selama Dua Dekade (2001-2024)
Drama Nasib Honorer Pasca-UU ASN
Takdir Mahmoud Abbas Pascaperang Gaza
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap