visitaaponce.com

Batam Menjadi Magnet Investasi Indonesia

Batam Menjadi Magnet Investasi Indonesia
Batam menjadi surganya investasi di Indonesia(Doc)

BATAM terus berkembang sebagai Kawasan Investasi yang maju dan modern. Selain insentif yang dimiliki sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, Batam menjadi daya pikat tersendiri bagi investor karena juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) memiliki peran penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Batam, Kepulauan Riau. Kehadiran KEK dianggap mampu menarik lebih banyak investor untuk membangun industri baru di Batam.

Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Batam meningkat tajam hingga 7,04%, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau sebesar 5,20% dan nasional 5,05%. 

Baca juga : Kepala BP Batam: Bangun Infrastruktur Pacu Daya Saing Investasi di Batam

Angka pertumbuhan itu juga menjadi yang tertinggi di Kepulauan Riau, di atas Bintan (6,14%) dan Karimun (5,5%).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Batam mengalami kenaikan yang sangat memuaskan dalam tiga tahun terakhir (2021-2023), yakni 4,75% pada 2021, 6,84% pada 2022, dan 7,04% pada 2023.

Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam Muhammad Rudi meyakini pertumbuhan ekonomi Batam pada 2024 ini bisa mencapai 7,5%. Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya realisasi investasi di Batam.

Baca juga : Beautiful Malino Kembali Digelar, Gowa Semakin Dilirik Investor 

Pada 2023, total keseluruhan investasi mencapai Rp15,62 triliun atau naik 18% dari 2022. Pada triwulan I 2024, nilai investasi di Batam mencapai Rp7,45 triliun. 

Realiasi tersebut juga tumbuh lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2023 lalu. Persentasenya mencapai 85%.

Muhammad Rudi menyebut pertumbuhan investasi tersebut berkat kemajuan Batam yang begitu pesat. Dengan berbagai program strategis BP Batam ke depan, ia juga optimistis nilai investasi di Batam akan terus meningkat hingga akhir 2024.

Baca juga : Pusat Data Nasional Kedua akan Dibangun di KEK Nongsa Batam

"Sehingga pertumbuhan ekonomi Batam pun akan kembali naik dari 7,04% menjadi 7,5% atau bahkan 8%," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Gencarnya pembangunan infrastruktur bertaraf modern dalam kurun waktu empat tahun terakhir turut memicu pertumbuhan ekonomi di Batam. 

Bahkan dalam beberapa dekade terakhir, Batam mengalami perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang mengesankan.

Baca juga : KEK Nongsa Ditargetkan Tarik Investasi Sebesar Rp40 Triliun

Pencapaian Batam melalui infrastruktur dan investasi, selaras dengan harapan Presiden Joko Widodo yang ingin Batam semakin berkembang dan berdaya saing sebagai wilayah strategis di beranda Indonesia.

Perkembangan Batam ini juga tidak lepas dari peran strategis Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam mengelola dan mengembangkan wilayah tersebut. 

Sejak berdirinya BP Batam (dulu Otorita Batam) pada 1971, Pulau Batam terus bertumbuh dan berkembang menjadi pusat industri dan perdagangan yang penting di Indonesia.

Fasilitas kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) yang ditetapkan pada 2007, misalnya, membuat Batam mengalami perkembangan pesat dan menjadi lalu lintas perdagangan internasional.

Selain FTZ, percepatan pembangunan perekonomian di Batam juga ditopang oleh sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), di antaranya KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic (BAT). 

KEK Nongsa Digital Park

KEK Nongsa di wilayah utara Kecamatan Nongsa memiliki kegiatan usaha riset, ekonomi digital, dan pengembangan teknologi. Kemudian pariwisata, pendidikan, industri kreatif, dan ekonomi lain. 

Sementara kegiatan usaha di KEK Batam Aero Technic di antaranya produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, riset, ekonomi digital, hingga pengembangan teknologi.

KEK Nongsa di Kota Batam, Kepulauan Riau, resmi beroperasi pada 2022 silam lewat surat keputusan (SK) Ketua Dewan Nasional KEK yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Nomor 4 tahun 2022.

KEK Nongsa Digital Park dihadirkan untuk memberikan keleluasaan investasi di bidang industri digital. Dengan fasilitas ini, Batam akan menjadi digital hub antara Indonesia dengan Singapura, bahkan dunia.

Sebagai kawasan terintegrasi untuk bisnis digital, Nongsa Digital Park (NDP) sangat strategis untuk pengembangan bisnis digital dan pusat data. Lokasinya terletak di wilayah tinggi di Batam Timur dan jauh dari garis gempa.

Dengan total luas area pengembangan sebesar 166 ha, NDP memiliki 3 bisnis utama yaitu ekonomi digital, ekonomi kreatif, dan pariwisata. 

NDP memiliki tujuan untuk menjadi gerbang ekonomi digital Indonesia dan memperkuat Nongsa sebagai destinasi wisata domestik dan internasional di Kepulauan Riau.

Industri digital yang digagas di KEK Nongsa Digital Park juga berkaitan erat dengan konsep yang sedang direncanakan yaitu menjadi <i>aerocity<p>. 

Arus lalu lintas barang yang masuk dan keluar dari Batam dengan volumenya yang meningkat setiap tahun, menjadi sebuah keuntungan tersendiri. 

Sebab, Bandara Internasional Hang Nadim juga tengah disiapkan melayani angkutan kargo. Adanya industri digital akan menarik banyak investasi, khususnya e-commerce.

Sinergi antara industri digital dengan kargo menjadi sebuah tawaran bagi para pelaku usaha. Dukungan infrastruktur untuk industri digital sudah disiapkan oleh pemerintah untuk memacu geliat industri yang ada di Nongsa Digital Park. 

KEK Nongsa juga berhasil menggaet investor internasional mulai dari Apple, IBM, dan Universtas Melbourne Institute of Technology (RMIT).

Kepala BP Batam Muhammad Rudi optimistis KEK Nongsa dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah. Di sisi lain, KEK Nongsa juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Kota Batam.

Pada 2024 ini, Muhammad Rudi berharap KEK Nongsa mampu merealisasikan target investasi yang diberikan pemerintah pusat. 

Pemerintah menargetkan KEK tersebut mampu mendatangkan investasi sebesar Rp16 triliun dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk 16.500 tenaga kerja.

KEK Batam Aero Technic (Maintanance Repair and Overhaul)

Sementara kegiatan usaha di KEK Batam Aero Technic (BAT) di antaranya produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, riset, ekonomi digital, hingga pengembangan teknologi. 

KEK BAT beroperasi berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 dan berfokus pada kegiatan industri berbasis Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat udara serta logistik.

KEK ini terintegrasi dengan Bandara Hang Nadim yang membuatnya terhubung dengan berbagai fasilitas seperti runway pesawat, penyediaan bahan bakar pesawat, hingga air dan listrik. 

Selain itu, KEK Batam Aero Technic juga memiliki kegiatan pendukung di bidang logistik, pabrikasi, dan pelatihan mekanik bersertifikat.

Lokasi KEK BAT yang strategis dengan pasar Asia Pasifik diharapkan mampu menarik 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar US$100 miliar pada 2025, serta menghasilkan nilai investasi Rp7,29 triliun hingga 2030.

Kehadiran KEK BAT ini diperkirakan akan menghemat devisa 65%-70% dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional atau senilai Rp26 triliun per tahun. 

BAT mampu memberikan perawatan untuk pesawat terbang dengan jenis Airbus 320, Boeing 737 series, Airbus 330, Hawker 800/900 XP, dan ATR 72 500/600.

Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) melaporkan bahwa KEK BAT mampu menyerap 1.636 tenaga kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, sepanjang Januari hingga Juni 2023. 

Investasi di kawasan tersebut juga terus bertumbuh dengan capaian Rp607,5 miliar selama Semester I 2023.

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengapresiasi pertumbuhan positif KEK BAT sebagai pendukung ekosistem penerbangan di Tanah Air. 

Berdasarkan laporan Pusat Pengembangan KEK dan KPBPB Batam, KEK BAT menjadi pusat pemeliharaan dan perbaikan semua jenis pesawat Lion Group, baik yang ada di Indonesia, Malaysia, maupun Thailand.

"Mudah-mudahan nantinya dapat menjadi pusat MRO terbesar di Indonesia yang melayani berbagai jenis pesawat dari seluruh dunia," ujar Rudi beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, keberadaan KEK BAT juga turut menggerakkan roda pembangunan Batam. Khususnya di wilayah sekitar Bandara Internasional Hang Nadim. 

Dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, KEK BAT ikut berkontribusi untuk memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Peran KEK BAT ke depan juga dapat menurunkan harga tiket pesawat secara nasional. Hal ini berkaitan dengan biaya perbaikan yang sudah dilakukan di dalam negeri sehingga biayanya pun tak terlalu besar. Itulah yang memberikan sumbangsih terhadap efisiensi harga tiket pesawat," tambahnya.

Sektor Industri Digital

Direktur PT Taman Resor Internet yang merupakan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa, Peters Vincen menargetkan, akan ada investasi sebesar Rp40 triliun yang masuk ke kawasan tersebut hingga 2032 mendatang.

"Sesuai dengan komitmen kami ke Pak Menko Perekonomian, adanya KEK ini akan membawa cita-cita kita dalam membawa investasi sampai Rp40 triliun ke Nongsa Digital Park," ucap Peters di KEK Nongsa, Batam, belum lama ini.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, ada 6 investor baru yang mengantre untuk berinvestasi membangun pusat data (data center) di KEK Nongsa Digital Park. 

Para investor tersebut berasal dari negara-negara maju, seperti Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

“Saat ini Nongsa sudah memulai data center, ada 10 data center. Ada 6 yang sudah ngantre. Jadi memang data center ini sekarang sangat masif, karena beberapa tahun lalu kan Singapura moratorium karena kebutuhan listrik dan airnya kan besar sekali,” kata Susiwijono di Jakarta, Kamis (18/7).

Hingga saat ini, sudah ada 10 data center yang tengah dibangun di KEK Nongsa Digital Park, 9 di antaranya dalam proses pembangunan, dan 1 dalam tahap komitmen proyek.

Peters Vincen menilai Batam dipilih sebagai lokasi Pusat Data Nasional kedua karena beberapa alasan strategis. Pertama, Batam memiliki zona geografis yang aman, tidak termasuk dalam daerah cincin api atau ring of fire.

Kedua, lokasi Batam yang hanya sekitar 2-3 kilometer (km) dengan Tanjung Bemban yang merupakan titik pertemuan jalur kabel (subsea cable) internasional yang meng­hubungkan kota-kota di Indonesia, Malaysia, Singapura, hingga Hong Kong dan pesisir barat Amerika Serikat.

Dengan lokasi yang strategis, terutama untuk koneksi internasional, KEK Nongsa menjadi tujuan bagi perusahaan-perusahaan teknologi dari domestik dan internasional yang ingin berinvestasi dan berkembang di Batam, Indonesia. (Ifa/Ant/S-1) (Adv)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat