visitaaponce.com

Hadapi Tantangan Sektor Pertanian, Syngenta Indonesia Siapkan Sejumlah Inovasi

Hadapi Tantangan Sektor Pertanian, Syngenta Indonesia Siapkan Sejumlah Inovasi
Petugas memberikan pelatihan perawatan varietas baru jagung unggul bioteknologi kapada petani di Tabanan, Bali,.(Antara)

DI Indonesia, sektor pertanian merupakan tumpuan pembangunan nasional dengan kontribusi sekitar 13-14% terhadap PDB nasional dan berpeluang menyerap 30% angkatan kerja, terutama di daerah pedesaan. Diperkirakan sekitar 25 juta petani kecil memainkan peran penting dalam menyuplai pangan nasional  maupun global.

Hal tersebut menggarisbawahi peranan penting sektor pertanian dalam mendorong perkembangan ekonomi nasional. Maka dari itu, perusahaan penyedia solusi pertanian inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan tanaman, Syngenta Indonesia terus berkomitmen dalam mendukung sektor pertanian dan memastikan masa depan yang berkelanjutan serta mewujudkan kesejahteraan bagi para petani di Indonesia.

CEO Syngenta Group, Jeff Rowe, menyatakan Indonesia memegang peranan yang signifikan dalam strategi global Syngenta. Oleh karena itu, pihaknya memegang teguh komitmen untuk memajukan keamanan pangan, meningkatkan produktivitas, serta mendorong kesejahteraan petani di Indonesia.

Baca juga : Pagar Listrik Karya Mahasiswa Pengusir Hama Monyet Ekor Panjang di Kawasan Pertanian

"Dengan berkolaborasi dengan mitra dan pemangku kepentingan lokal untuk mempromosikan inovasi dan adopsi praktik berkelanjutan, kami bertekad memberikan kontribusi yang berarti pada pertumbuhan dan ketahanan sektor pertanian di Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan," ucap Rowe di Hotel Intercontinental, di Jakarta, Kamis (5/9).

Di samping potensi pertumbuhan yang sangat besar, Syngenta juga menyadari berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Adapun tantangan yang dihadapi sektor pertanian keberlanjutan antara lain perubahan iklim, kelangkaan air, penurunan kesehatan tanah, tekanan hama yang meningkat, keterbatasan finansial, serta keterbatasan akses ke bahan pertanian dan pasar.

Selain itu, Rowe juga menyebut Indonesia memiliki kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keamanan pangan akibat populasi yang besar dan kerentanannya terhadap perubahan iklim.

Baca juga : FertInnovation Challenge 2023 Tarik Ratusan Tim Bidang Pertanian

Di kesempatan yang sama, Syngenta Indonesia Country Head of Sustainability & Corporate Affairs, Fainta Susilo Negoro, mengatakan bahwa Syngenta telah meluncurkan sejumlah teknologi terobosan utama di sektor pertanian berkelanjutan. Sebagai contoh, Fainta menjelaskan bahwa ada teknologi Plinazolin yang menawarkan perlindungan luar biasa terhadap Lepidoptera, salah satu hama paling berbahaya yang mempengaruhi sawah padi Indonesia.

"Selain itu, teknologi Adepidyn yang terdapat dalam Miravis Duo memberikan manajemen penyakit jamur yang kuat dan tahan lama, membantu petani meminimalkan kerugian dari hama dan penyakit, yang secara umum menyebabkan kerugian 10-23 persen dari hasil panen setiap tahunnya," tutur Fainta.

Fainta juga menegaskan, Syngenta juga terus berkomitmen terhadap inovasi didukung oleh kemitraan strategis dengan pemangku kepentingan lokal. Contoh utama inovasi tersebut adalah "Komunitas 10 Ton". Komunitas ini menjadi inisiatif yang dikembangkan bekerja sama dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat