visitaaponce.com

Bank Sentral Beri Angin Segar

Bank Sentral Beri Angin Segar
Ilustrasi(Antara)

LANGKAH Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan, BI rate, sebesar 25 basis poin menjadi 6% melegakan. Dengan penyesuaian suku bunga oleh perbankan, beban pelaku usaha dan masyarakat akan menyusut.

"Hal ini tentu menjadi angin segar, terutama bagi baik pelaku usaha maupun industri mengingat mereka yang kemudian ingin menambah kapasitas produksi mereka," ungkap ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet, kemarin.

Namun, Yusuf mewanti-wanti pemerintah agar turut memastikan daya beli masyarakat dengan menjaga harga barang tetap stabil. Dengan begitu, masyarakat mempunyai ekspektasi meningkatkan permintaan pada akhir tahun.

Baca juga : Bank Indonesia Didesak segera Pangkas Suku Bunga Acuan

Pelaku usaha industri, lanjutnya, bisa merespons kenaikan permintaan itu dengan menambah kapasitas produksi. Apalagi, ongkos pendanaan dari suku bunga pinjaman bank umum akan relatif lebih rendah ketimbang posisi sebelumnya.

Saat dihubungi terpisah, praktisi sistem pembayaran dan pengamat perbankan Arianto Muditomo menuturkan penurunan suku bunga acuan dapat menggenjot pertumbuhan kredit, terutama di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti properti, otomotif, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Biaya pinjaman yang lebih rendah akan memudahkan dunia usaha untuk mengakses kredit, mendorong ekspansi bisnis, dan meningkatkan daya beli konsumen.

"Hal ini berpotensi mempercepat pertumbuhan kredit dan meningkatkan aktivitas ekonomi domestik," tutur Arianto.

Baca juga : Suku Bunga Acuan kembali Ditahan, Daya Beli Terjaga

Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan berisiko memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah karena mengurangi daya tarik investasi asing dalam instrumen berdenominasi rupiah. Hal itu utamanya terjadi jika tidak diimbangi arus masuk modal atau faktor eksternal yang mendukung.

Namun, ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang meyakini arus modal akan terus mengalir masuk, seperti ke obligasi pemerintah, ekuitas, dan sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan sertifikat valas Bank Indonesia (SVBI).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani berharap suku bunga pinjaman riil segera mengikuti penurunan suku bunga acuan. Demikian pula, persyaratan pemberian pinjaman diprediksinya tidak seketat saat ini.

"Ini akan menjadi motor pertumbuhan usaha di berbagai sektor usaha," kata Shinta.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat