Mengapa Generasi Muda Enggan Bertani Tantangan dan Upaya Regenerasi di Sektor Pertanian Indonesia
PETANI adalah individu yang bekerja mengolah lahan untuk menanam berbagai tanaman pangan, perkebunan, atau hortikultura, serta merawat ternak. Peran petani sangat vital dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat, serta menjaga keberlangsungan ekosistem dan ketahanan pangan nasional.
Pada 2023, jumlah petani di Indonesia mengalami penurunan pada setiap generasi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah unit usaha pertanian perorangan di Indonesia mencapai 29,36 juta yang didominasi generasi x (usia 43-58 tahun), yaitu sebanyak 42,39% dari total petani yang terdata.
Melalui data tersebut, terbukti sektor pertanian dikuasai kalangan lanjut usia. Perlahan sektor ini menjadi kurang efektif, karena minimnya regenerasi petani dari kalangan muda sangat minim. Ini menjadi salah satu masalah utama yang mengancam keberlanjutan pertanian di Indonesia.
Baca juga : Pertanian di Tengah Pandemi di Mata Petani Milenial
Kenapa Anak Muda Tidak Mau Jadi Petani?
Generasi muda Indonesia semakin jarang melihat pertanian sebagai pilihan karir yang menarik. Beberapa faktor yang menyebabkan minimnya minat anak muda untuk bertani antara lain:
1. Pandangan tentang Pertanian sebagai Pekerjaan Keras dan Tidak Menjanjikan
Terhitung sebanyak 12,6% generasi muda menganggap bertani adalah pekerjaan yang berat secara fisik dan tidak memberikan penghasilan yang cukup memadai. Mereka melihat profesi lain, terutama di sektor perkotaan, lebih menjanjikan dari segi pendapatan dan gaya hidup. Data ini diambil dari survei JakPat tahun 2022, pada 139 responden usia 15-26 tahun.
2.Kurangnya Inovasi Teknologi yang Tersedia untuk Petani
Meskipun teknologi pertanian modern mulai berkembang, banyak petani di pedesaan masih menggunakan metode tradisional. Hal ini membuat pertanian tampak tidak menarik dan kurang berkembang di mata anak muda yang lebih tertarik pada teknologi canggih dan inovasi digital.
Baca juga : Tantangan Utama Sektor Pertanian Indonesia: Alih Fungsi Lahan hingga Kurangnya Regenerasi Petani
3. Sektor Pertanian Terlalu Beresiko
Gen Z menilai sektor pertanian penuh resiko karena beberapa faktor tantangan seperti, kebutuhan modal besar, ketidakpastian hasil panen, dan minimnya pengetahuan teknologi pertanian modern. Mereka juga merasa sektor ini tidak menjanjikan secara finansial dan lebih memilih karir di bidang lain yang dianggap lebih stabil dan menguntungkan. Sebanyak 33,3% generasi Z tidak melirik sektor pertanian karena alasan ini.
4. Kurangnya Dukungan Sosial dan Ekonomi
Ketiadaan dukungan yang memadai dalam bentuk kebijakan, akses permodalan, serta pelatihan yang mendukung inovasi pertanian juga menjadi salah satu alasan anak muda enggan terjun ke pertanian. Mereka melihat sedikit peluang untuk berkembang dalam sektor ini tanpa dukungan yang memadai.
Upaya Menarik Minat Anak Muda untuk Bertani
Beberapa langkah dapat diambil untuk menarik minat generasi muda dalam sektor pertanian, di antaranya:
Baca juga : Ucapan dan Twibbon Hari Tani Nasional 2024: Merayakan Pahlawan Pangan Indonesia
1. Pengembangan Teknologi dan Digitalisasi Pertanian
Mengintegrasikan teknologi seperti Internet of Things (IoT), pertanian presisi, serta penggunaan drone dan sensor di bidang pertanian dapat membuat sektor ini lebih menarik bagi generasi muda. Inovasi digital yang mempercepat proses produksi dan meningkatkan hasil panen bisa menjadi daya tarik tersendiri.
2. Edukasi dan Pelatihan Pertanian Modern
Pemerintah dan institusi pendidikan, harus lebih fokus pada pengembangan program pelatihan dan pendidikan pertanian modern. Melalui pelatihan yang komprehensif, anak muda dapat belajar cara memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di lahan pertanian.
3. Mengubah Citra Pertanian
Penting untuk mengubah pandangan anak muda terhadap pertanian. Dengan menunjukkan bahwa pertanian adalah sektor yang tidak hanya menghasilkan pangan, tetapi juga berpotensi mendatangkan keuntungan finansial dan memanfaatkan teknologi, citra pertanian dapat berubah menjadi lebih modern dan relevan dengan kehidupan masa kini.
4. Membangun Komunitas Pertanian Anak Muda
Membangun komunitas pertanian di kalangan anak muda bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan minat mereka. Melalui komunitas, mereka bisa berbagi pengetahuan, pengalaman, serta akses ke berbagai sumber daya, sehingga pertanian terlihat lebih dinamis dan menguntungkan.
(Z-3)
Terkini Lainnya
Kenapa Anak Muda Tidak Mau Jadi Petani?
1. Pandangan tentang Pertanian sebagai Pekerjaan Keras dan Tidak Menjanjikan
2.Kurangnya Inovasi Teknologi yang Tersedia untuk Petani
3. Sektor Pertanian Terlalu Beresiko
4. Kurangnya Dukungan Sosial dan Ekonomi
Upaya Menarik Minat Anak Muda untuk Bertani
1. Pengembangan Teknologi dan Digitalisasi Pertanian
2. Edukasi dan Pelatihan Pertanian Modern
3. Mengubah Citra Pertanian
4. Membangun Komunitas Pertanian Anak Muda
Pemberian Bantuan Pemeriksaan Kesehatan, Peralatan Sekolah, dan Peralatan Pertanian di Lumajang
Petani Lada Purbalingga Tembus Pasar Internasional
Pasokan Bahan Pokok di Daerah Mulai Disiapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis
Serap Aspirasi DPRD Jateng, Wamentan Sudaryono Komitmen Dukung Peningkatan Pertanian di Jateng
Pemkab Blora dan WPI Kerja Sama Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Masuk Musim Tanam, 6,6 Juta Ton Pupuk Subsidi Disalurkan
Kejar Target Swasembada Pangan Kementan Libatkan 15 Ribu Petani Milenial di Kalselteng
Peluang Gaji hingga Rp30 Juta per Bulan, Berikut Cara Daftar Ikut Program Petani Milenial 2024
Presiden Prabowo Instruksikan Kementerian Pertanian Capai Swasembada Pangan
Untung Puluhan Juta, Petani Milenial di Sajira Mengubah Stigma
Pemerintah Upayakan Transformasi Pertanian Tradisional ke Modern
Sakit Hati Politik
Jalan Lain Mengakhiri Korupsi
Pembangunan HAM di Indonesia sebagai Gerakan Transformasi Sosial
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap