Cetak Sawah Jadi Solusi Penuhi Kebutuhan Pangan yang terus Bertumbuh

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan program cetak sawah menjadi salah satu senjata untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Program tersebut merupakan solusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan di tengah meningkatnya jumlah penduduk.
"Tanpa cetak sawah, kita mau makan apa? Coba bayangkan, penduduk kita tambah besar, yang makan tambah banyak, sementara sawah kita tambah sedikit. Betul intensifikasi sudah kita lakukan, tapi kita juga harus melakukan ekstensifikasi yaitu cetak sawah. Itu harus dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional," ujar Sudaryono melalui keterangan tertulis, Rabu (25/9).
Selain cetak sawah, Sudaryono menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah melakukan program optimalisasi lahan rawa sebagai upaya meningkatkan produksi. Hingga September 2024, realisasi program optimalisasi lahan rawa telah mencapai 95% dari target penggarapan 40 ribu hektare. Lokasinya adalah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Baca juga : Tanpa Peran Generasi Muda, Ketahanan Pangan Hanyalah Ilusi
Ia mengatakan optimalisasi lahan rawa telah menerapkan sistem pertanian modern seperti drone, traktor, combain harvester, dan penggunaan benih unggul hingga pendampingan pemerintah secara intens.
"Kalau ini berhasil, kita sudah hitung Indonesia bisa surplus beras secara besar. Karena itu, cetak sawah harus kita lakukan karena suka tidak suka kita itu kehilangan sawah setiap tahun. Jadi kalau orang bilang cetak sawah itu bukan solusi, maka saya katakan solusi selain cetak sawah itu apa? Kan tidak ada selain cetak sawah, dan tentunya itu untuk menuju swasembada pangan," terangnya. (Z-11)
Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni Fakultas Pertanian IPB, Octen Suhadi, mendukung upaya Kementan dalam membangun pertanian melalui program cetak sawah. Menurut Octen, program tersebut sangat tepat untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Kami dari ikatan keluarga alumni fakultas pertanian mendukung program cetak sawah 3 juta hektar yang dilakukan oleh Kementan. Kami berharap seluruh alumni IPB bisa berkontribusi secara nyata pada program tersebut," tandasnya. (Z-11)
Terkini Lainnya
Februari-April 2025, Areal Panen di Cilacap Capai 30 Ribu Hektare
Mentan Amran Sulaiman: Efisiensi Anggaran tidak Hambat Swasembada Pangan
Omzet Produksi Pupuk Cair Palsu Mencapai Rp100 Juta per Bulan
Swasembada Pangan Harus Tercapai untuk Pastikan Stabilitas Ekonomi dan Sosial
Kementan Pastikan Bendungan Sidoras Dibangun Tahun Ini
Asuransi Pertanian Diperluas untuk Genjot Swasembada Pangan
Kepala BRIN: Prioritas Riset Nasional Tetap pada Pangan, Energi, dan Kesehatan
BUMN Pangan Dapat Jatah Impor Daging 200 Ribu Ton
Bapanas: Stok Pangan Aman Jelang Ramadan
Jaminan Halal dan Keamanan Pangan Jadi Prioritas
Program Ketahanan Pangan Polda Babel Hasilkan 10 Ton Jagung
Menko Pangan Minta Bulog Serap Beras hingga 3 Juta Ton sampai April 2025
Khittah Pers Indonesia
Melampaui Kebijakan Gincu Pendidikan
Afirmasi untuk Pengesahan RUU PPRT
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap