Ekonom Deflasi Tunjukkan Peluang Pelemahan Daya Beli
PENELITI dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai data inflasi nasional menunjukkan potensi pelemahan daya beli. Menurutnya, itu terlihat dari posisi komponen inflasi inti yang rendah.
“Perlu ditelisik lebih lanjut terkait potensi kelemahan daya beli, terutama jika dilihat dari data inflasi inti yang indikatornya relatif sama dengan kondisi ketika pandemi terjadi di 2020 dan 2021 kemarin,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (1/10).
Kondisi itu perlu diperhatikan, utamanya jika deflasi lima bulan beruntun yang terjadi banyak disebabkan oleh pelemahan daya beli masyarakat. Jika demikian, maka pemerintah perlu mewaspadai potensi gagalnya pencapaian pertumbuhan ekonomi di angka 5,1% pada tahun ini.
Baca juga : Inflasi Tiongkok Naik pada Februari Kali Pertama dalam Enam Bulan
Pasalnya, jika deflasi yang terjadi banyak dipengaruhi oleh pelemahan daya beli masyarakat, maka otomatis konsumsi rumah tangga akan melemah. Sementara konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan telahaan yang dilakukan, kata Yusuf, posisi inflasi inti pada September 2024 berada di angka 0,16% secara bulanan. Angka itu mendekati posisi inflasi inti pada masa pemulihan ekonomi di 2020 dan 2021. Saat itu, dengan angka inflasi inti yang rendah, daya beli masyarakat terbilang rendah.
Di samping itu, data lain yang juga merefleksikan daya beli masyarakat turut melemah, yakni indeks keyakinan konsumen (IKK). “Secara umum keyakinan konsumen memang mengalami peningkatan namun, kalau kita lihat detail datanya berdasarkan kelompok pengeluaran ataupun sebagai proxy penghasilan terjadi penurunan keyakinan konsumen,” kata Yusuf.
“Terutama untuk pengeluaran atau penghasilan Rp3,1 juta hingga Rp4 juta dan untuk pengeluaran Rp4,1 juta hingga Rp5 juta pertumbuhannya juga relatif kecil hanya mencapai 0,7% secara bulanan. Artinya memang kelompok kelas menengah relatif tertekan untuk melakukan konsumsi terutama Sekali lagi jika dilihat dari keyakinan konsumen dan juga kondisi perekonomian pada data yang dirilis oleh BI,” tambah dia. (Mir/M-4)
Terkini Lainnya
Perlindungan Sosial hingga Subsidi, Ini 8 Rekomendasi DPR Mitigasi Dampak PPN
Pemerintah Optimalkan Harbolnas untuk Pacu Daya Beli Masyarakat
Airlangga Sebut Harbolnas 2024 Dongkrak Ekonomi Digital
Penaikan Upah Minimum 6,5 Persen Disebut tidak akan Meningkatkan Daya Beli Keluarga Buruh
Penaikan UMP Untuk Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
Muncul Petisi Batalkan Kenaikan PPN
Rp900 Triliun, Perputaran Uang Judi Online di 2024
Ekspor Perdana 17 Produk, Bea Cukai Dorong UMKM Bekasi Go Internasional
Kasus Korupsi Timah, Ahli Tegaskan Pentingnya Data Kerugian Negara
Triwulan III 2024 Perekonomian DIY Tumbuh 5,05%
Serikat Buruh Minta Kenaikan UMP 2025 hingga 10 Persen, Apindo: Sulit Dipenuhi
Program Tiga Juta Rumah Disebut Kerek Pertumbuhan Ekonomi
Menjaga Asa Mandatori Sertifikasi Produk Halal
Rumi, Perempuan, dan Kesehatan Mental: Refleksi Haul Ke-750 Rumi
Profesor Kehormatan
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap