Menko Pangan Zulhas Kualitas Bibit Padi harus Diperbaiki
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan melakukan kunjungan ke lahan pertanian Sukamandi, Subang, Jawa Barat untuk meninjau pengembangan bibit padi.
"Saya ninjau sebetulnya, apasih masalahnya kok bibit kita itu tadi tidak merata, masing-masing itu bibitnya dari petani-petani itu mengadakan sendiri. Kita ingin kalau bibit ini kan standar mutunya yang paling bagus, yang terbaik sehingga tadi produksinya bisa meningkat itu yang kita harapkan," ucap pria yang akrab disapa Zulhas itu saat ditemui di Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10).
Zulhas menegaskan, apabila bibit yang diperoleh para petani memiliki kualitas yang baik, maka hal tersebut dapat meningkatkan produksi beras Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tidak perlu melakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.
"Kalau bibitnya semua bagus, (produksi beras) kita bisa naik 20%. Kan kalau 20% dari 31 juta produksi 6 juta, gak usah impor lagi, surplus kita," bebernya.
Selain itu, Zulhas juga menemukan bahwa harga bibit yang dijual sama dengan harga gabah, hal ini juga menjadi satu masalah yang perlu diselesaikan.
"Ini nanti kita akan berbagi dengan pak Mentan, baik dari Menko tentu akan merapatkan ini sehingga nanti ada kebijakan yang tepat agar sebagaimana Presiden perintah kepada kita 2028 swasembada pangan," tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Sang Hyang Sri, Ipin Mansur mengeluhkan soal biaya penanaman padi yang tidak sedikit, bahkan lebih mahal diiringi dengan harga pupuk yang sangat luar biasa.
"Kami ini disini tidak mendapatkan subsidi pupuk terutama para petani di Sang Hyang Seri. Kami sebagai para petani kami juga masyarakat yang kami mengharapkan ada kesetaraan dengan petani-petani yang lain. Kami perlu diperhatikan karena cost nyawah kami ini sangat luar biasa tingginya," terang Ipin.
Merespon hal tersebut, Zulhas mengatakan pihaknya akan segera mencari jalan keluar agar petani di Desa Sukamandi memiliki pupuk dan bibit unggul, sehingga produksi beras nasional bisa dicukupi dari pengadaan dalam negeri.
"Jadi (alokasi pupuk subsidi yang direncanakan tahun 2025) sudah 9 juta ton. Kemarin kan memang dipotong-potong, 4,5 juta ton. Sekarang sudah 9 juta ton. Jadi 2 kali lebih banyak dari kemarin, mudah-mudahan pupuk besok insyaallah baik," tandasnya.
Sebagai informasi, selain meninjau terkait bibit dan pupuk, Zulhas didampingi Kepala Badan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi melakukan panen sawah dengan alat tradisional berupa arit maupun menggunakan alat modern yakni combine harvester. (Z-11)
Terkini Lainnya
Produksi Jagung Pipilan Kering Diperkirakan Naik Tahun Ini
Pompanisasi dan Combine Harvester: Kunci Keberhasilan Panen di Musim Kemarau
Kemarau Berhasil Panen Lagi: Petani Sambut Riang dan Bangga Jaga Tradisi Kearifan Lokal
Mekanisasi Pertanian Jadi Solusi Jitu Tingkatkan Produksi Padi di Tangerang
Berkah El Nino, Petani di Aceh Mampu Panen Puluhan Kilogram Kacang Tanah
Emiten Pelayaran Komitmen pada Keberlanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim
Sang Hyang Seri Didorong Menjadi Pusat Benih Nasional
PNM Dorong Kemandirian Pangan dengan Distribusi 1.500 Bibit Cabai ke Desa Darmasuci
Pemerintah Terbitkan PMK 41/2024 Guna Mendorong Pertumbuhan Industri Pertanian dan Peternakan
Pompanisasi jadi Solusi untuk Jaga Produktivitas Pertanian saat Kemarau
Menjaga Asa Mandatori Sertifikasi Produk Halal
Rumi, Perempuan, dan Kesehatan Mental: Refleksi Haul Ke-750 Rumi
Profesor Kehormatan
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap