Rantai Pasok Gas ke Pembangkit Diperkuat di Era Transisi Energi
PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat rantai pasok gas untuk pembangkit listrik, mengingat gas berperan penting sebagai energi transisi dalam mendukung pengembangan energi terbarukan dan ketahanan energi nasional.
Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto dalam keterangan, di Jakarta, Rabu (27/11), menjelaskan dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033, dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 102 gigawatt (GW) hingga 2040, dengan komposisi 75% energi terbarukan dan 20% gas.
Energi terbarukan secara bertahap akan menjadi dominan dengan masih mempertahankan sebagian porsi untuk gas dalam rangka menjaga keandalan pasokan listrik dan kestabilan finansial, sambil tetap menekan emisi karbon secara agresif.
"Gas dengan potensi dalam negeri yang melimpah memainkan peran kunci untuk menggantikan BBM, mendukung intermittency energi terbarukan variabel, menjembatani transisi menuju energi bersih, maupun menjadi energi masa depan dengan teknologi seperti carbon capture," ujar Rakhmad dalam diskusi Green & Clean Investment Opportunity in Indonesia pada Electricity Connect 2024, Jakarta.
Hingga 2040, PLN menargetkan pembangunan 22 GW pembangkit listrik gas baru yang terdiri lebih dari dari 100 unit tersebar di seluruh Indonesia.
"Demand gas PLN pada tahun 2024 sebesar 1.333 BBTUD akan tumbuh rata-rata 6,5% per tahun, sehingga diperkirakan mencapai 2.351 BBTUD pada tahun 2033. Dengan pertumbuhan demand gas yang cukup tinggi, PLN mendukung investasi baru di sektor hulu gas dalam rangka menjamin pasokan gas domestik, terutama di sektor kelistrikan di masa depan," ujar Rakhmad.
Selain penambahan kontrak pasokan gas, PLN EPI terus memperkuat infrastruktur midstream gas/LNG (Liquefied Natural Gas), terutama onshore atau Floating Storage Regasification Unit (ORU/FSRU) di berbagai wilayah di Indonesia.
Pada tahap satu, PLN EPI saat ini sedang menyusun FEED (Front End Engineering Design) untuk kluster Sulawesi Maluku, Nusa Tenggara, dan Nias.
Ke depan, LNG domestik akan menjadi andalan untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat, di tengah menurunnya produksi pipa gas domestik dalam rangka mengurangi impor BBM dan mendukung pengembangan energi terbarukan.
Sebagai bagian dari pengembangan energi bersih, PLN EPI bersama mitra lokal dan global saat ini juga sedang mengkaji pengembangan hidrogen hijau dan ammonia hijau. Inisiatif ini sejalan dengan upaya nasional untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060. (Ant/E-2)
Terkini Lainnya
Pasokan Gas Rusia ke Eropa pada 2024 Tumbuh
Jalin Kerja Sama Jajaki Peluang Pemanfaatan Gas South Andaman
Pabrik Gas Terbesar di Kawasan Industri Terpadu Batang Diresmikan
Gas Bocor, Ratusan Tamu Hotel Berbintang Dievakuasi
Tips Atasi Gas dan Kembung Pascabersalin,
BRIN Banggakan Capaian Global Innovation Index, Melesat ke Peringkat 54
100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Transisi Energi Belum Terefleksi
Tebar Izin Tambang, Komitmen Transisi Energi Pemerintah Dipertanyakan
3,2 GW Kapasitas Listrik Terpasang, PLN Tancap Gas Transisi Energi
Transisi Energi di Indonesia Dapat Perhatian Khusus dari Masyarakat Internasional
Minat Pembiayaan Energi Terbarukan Meningkat
One-State Vs Two-State: Menimbang Masa Depan Palestina
Makanan Bergizi dan Kebangkitan Diversifikasi Pangan
Sinergi Membangun Bangsa melalui Pemerintahan yang Inklusif
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap