Indef Pertumbuhan Ekonomi di Angka 8 bukan Pekerjaan Mudah
DIREKTUR Eksekutif Instutute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menuturkan, target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 8% bukan pekerjaan mudah. Menurutnya diperlukan kebijakan yang seirama di setiap kementerian/lembaga untuk mendukung pencapaian tersebut.
"Presiden Prabowo menetapkan target pertumbuhan ekonomi 8%, agar itu tidak sekadar target, maka diperlukan orkrestasi pemerintahan yang smart untuk menyelesaikan tantangan yang ada," ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia bertajuk Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi, Jakarta, Selasa (3/12).
Dari sisi fiskal, misalnya, pemerintah mesti memperhatikan secara seksama dan menelurkan kebijakan yang mampu mendongkrak daya beli masyarakat. Pasalnya konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama perekonomian nasional dengan porsi sekitar 51% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sembari fokus pada daya beli masyarakat, fiskal pemerintah juga didorong untuk bisa mendukung optimalisasi mesin pertumbuhan ekonomi lain seperti investasi, kegiatan ekspor, hingga peranan belanja negara itu sendiri.
Menurut Esther, jika pemerintah terus menerus menggantungkan harapan pertumbuhan ekonomi pada konsumsi rumah tangga, target pertumbuhan 8% akan berat untuk diperoleh.
Apalagi beban fiskal dalam beberapa waktu ke depan terindikasi akan semakin berat. Penerimaan pajak yang melemah diiringi dengan beban utang akan menjadi tantangan besar pengambil kebijakan.
"Rasio utang PDB menang masih di bawah 60%, tapi ternyata dari kondisi saat ini kita sudah mencapai 38% dari PDB. Dari tax revenue yang kecil dan utang meningkat, membuat ruang fiskal makin sempit," pungkas Eshter. (Mir/P-3)
Terkini Lainnya
Bisnis Kratom Diharapkan Turut Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Makan Bergizi Gratis Dapat Dongkrak Ekonomi seperti di India
Mayoritas Asumsi Makro APBN 2024 Meleset, Pemerintah Didorong Lakukan Perencanaan Lebih Baik
Kemitraan Strategis: Kunci Hilirisasi Mineral yang Inklusif dan Berkelanjutan
Inflasi 2024 Rendah Akibat Kelas Menengah yang Kian Rapuh
Manufaktur yang Kembali Ekspansif Jadi Modal Pertumbuhan di Atas 5%
Membaca, Jembatan Membangun Dialog
UN dan Buku Teks
Tantangan Internalisasi Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap