Setop Impor Mendadak Bisa Jadi Petaka bagi Pangan Nasional
Pemerintah berencana menyetop impor beras, garam, dan gula untuk konsumsi serta jagung untuk pakan ternak pada tahun depan. Merespons hal tersebut, peneliti Center of Reform on Economics (Core) Eliza Mardian mengatakan penghentian impor adalah suatu proses yang harus dilakukan secara bertahap dan membutuhkan strategi matang.
"Jangan sampai setop impor mendadak ini menjadi petaka bagi pangan kita. Semisal kebijakan pembatasan impor jagung tahun 2016, sempat turun 2.17 juta ton, tetapi disaat yang brsamaan terjadi lonjakan impor gandum karena untuk menggantikan jagung pakan. Impor gandum naik 3 juta ton," kata Eliza saat dihubungi, Senin (9/12).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Eliza menilai bahwa diperlukan upaya yang serius serta strategi tepat sasaran yang menyentuh akar persoalan. "Perlu dipastikan strategi meningkatkan produksi dalam negeri ini bisa mengimbangi sehingga volume impor bisa dikurangi. Pastikan strategi yang ditempuh dapat meningkatkan produksi pertanian, tidak mengulang kegagalan program-program sebelumnya," imbuh Eliza.
Jika pemerintah ingin meningkatkan produksi, lanjutnya, maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah memberikan kepastian harga dan pasar kepada petani. Pemerintah, juga harus memastikan komoditas pangan ditanam petani ini diserap pemerintah lewat Bulog misalnya.
"Dengan adanya transformasi Bulog diharapkan pemerintah tidak hanya befokus pada komoditas beras saja, melainkan semua komoditas pangan strategis dan maksimal menyerap hasil panen para petani. Ketika ada kepastian pasar dan harga yang berkeadilan, petani kan makhluk rasional, maka dia akan termotivasi meningkatkan produksinya," terang Eliza. (Z-11)
Terkini Lainnya
Kebijakan Proteksi dan Promosi harus Diterapkan demi Swasembada Pangan
Berencana Deforestasi untuk Pangan dan Energi, Pemerintah Abai Upaya Perbaikan Iklim
Menhut Raja Juli Ungkap 20 Juta Hektare Hutan akan Jadi Lahan Pangan dan Energi
Prabowo Percepat Swasembada, Salah satunya Menggandeng Haji Isam
Tahun Depan, Bantuan Pangan Beras Diberikan Selama 6 Bulan
Presiden Prabowo Subianto Berencana Stop Impor Beras di 2025
Pemkab Sukoharjo Alokasikan Rp12,5 Miliar untuk Pertanian
Pupuk Bersubsidi Dijual di Atas HET, Petani kian Terbebani
Jutaan Petani Raih Manfaat, Berikut Cara Klaim AUTP
Agrikultur Progresif Perlu Didukung untuk Kemajuan Sektor Pertanian
Irigasi Rusak Terdampak Bencana, Lahan Pertanian di Cianjur Terancam Kekeringan
Bertani sembari Menjaga Bumi dengan Pupuk Hayati
One-State Vs Two-State: Menimbang Masa Depan Palestina
Makanan Bergizi dan Kebangkitan Diversifikasi Pangan
Sinergi Membangun Bangsa melalui Pemerintahan yang Inklusif
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap