Kementan Ungkap Dampak Negatif Rancangan Permenkes bagi Petani Tembakau
![Kementan Ungkap Dampak Negatif Rancangan Permenkes bagi Petani Tembakau](https://mediaindonesia.com/cdn-cgi/image/width=800,quality=80,format=webp/https://asset.mediaindonesia.com/news/2024/12/11/1733887475_bb80584f76ba539f2333.jpg)
Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang merupakan aturan turunan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 dinilai kurang melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan terkait di industri tembakau. Bahkan, di tingkat antar kementerian, wacana kebijakan penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek juga dinilai minim harmonisasi.
Kementerian Pertanian (Kementan) yang bersinggungan langsung dengan para petani tembakau mengaku terganggu dengan langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam merancang Permenkes. Aturan tersebut dinilai berpotensi menggerus penyerapan hasil panen tembakau yang sebelumya sudah terpukul atas kenaikan cukai hasil tembakau.
“Tahu-tahu usulan sudah jadi dan mengindikasikan keinginan untuk menghilangkan tanaman tembakau,” ujar Plt Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Heru Tri Widarto, dalam keterangannya, Rabu (11/12).
Heru mengungkapkan aturan restriktif itu berpotensi menganggu penyerapan hasil panen tembakau dari para petani. Heru juga menyebut rancangan Permenkes bertabrakan dengan aturan yang lebih tinggi, yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang menyatakan bahwa petani memiliki kebebasan untuk memilih jenis tanaman dan pembudidayaannya.
"Artinya, tidak ada suruhan untuk petani tembakau beralih kepada tanaman lain," tegasnya.
Rancangan Permenkes, sambung Heru, juga bertentangan dengan harapan Presiden Prabowo Subianto yang ingin mendorong kesejahteraan petani. Kebijakan yang terus didorong oleh jajaran Kemenkes ini justru dapat menghilangkan kepastian harga jual tembakau dan merugikan para petani tembakau.
Senada, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Nusa Tenggara Barat, Sahminudin, pun mengamini pendapat Heru. Ia menyatakan munculnya PP 28/2024 dan aturan turunannya akan membuat produsen semakin menahan diri untuk membeli tembakau lebih banyak dari petani.
"Saya berharap agar pemerintah baru dapat mengkaji ulang Rancangan Permenkes ini dan menerapkan regulasi yang adil dan realistis bagi petani," tutur Sahminudin. (Z-11)
Terkini Lainnya
Kebijakan Eksesif Bagi Industri Tembakau akan Pengaruhi Penghidupan Pekerjanya
Ini Kritik Serikat Pekerja soal Regulasi Tembakau
APTI Konsisten Tolak RPMK tentang Kemasan Rokok Tanpa Merek
Serikat Pekerja Tembakau Terus Berupaya Perjuangkan Mata Pencahariannya
Pemerintah Diminta Berpihak Pada Keberlanjutan Mata Pencaharian Petani Tembakau
Kemenkes belum Libatkan Kemenperin Soal Kebijakan Rokok tanpa Merek
GAPPRI Sebut Prevalensi Perokok Anak Sudah Turun
4 Fakta Penting Kinerja APBN hingga Oktober 2024
Bea Cukai Luwuk Sita 52.200 Batang Rokok Ilegal, Kerugian Negara Capai Rp38 Juta
Takdir Mahmoud Abbas Pascaperang Gaza
Menyimak Pidato Megawati
BRICS+: Kecakapan Kebijakan Energi Indonesia
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap