visitaaponce.com

Pelindo Solusi Logistik Bukukan Pendapatan Rp1,38 Triliun hingga Triwulan III

Pelindo Solusi Logistik Bukukan Pendapatan Rp1,38 Triliun hingga Triwulan III
Direktur Utama PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) Joko Noerhuda memaparkan kinerja perusahaan di Jakarta, Selasa (10/12).(Dok.Istimewa)


 

PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL), anak usaha BUMN Kepelabuhanan Pelindo yang bergerak di bidang logistik, menunjukkan kinerja yang moncer sepanjang 2024.

Hingga triwulan III 2024, SPSL mencatatkan pendapatan usaha Rp1,38 triliun, atau naik 2,63% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024. Angka ini juga lebih tinggi 2,68% dibandingkan pendapatan pada 2023 yang sebesar Rp1,34 triliun.

Selain itu, SPSL juga mencatatkan laba sebelum pajak atau Ebida sebesar Rp699,11 miliar. Jumlah ini lebih tinggi 23,56% di atas RKAP triwulan III 2024 atau naik 2,44% dari Ebitda 2023 yang sebesar Rp682,45 miliar.

"Peningkatan pendapatan usaha SPSL ini tidak lepas dari meningkatnya kinerja operasional perusahaan seperti sewa gedung, layanan pergudangan, layanan lapangan, dan layanan multimoda," ujar Direktur Utama  PT Pelindo Solusi Logistik Joko Noerhuda dalam paparan kinerja di Jakarta, Selasa (10/12).

Joko optimistis bisnis logistik akan berkembang di tahun mendatang. Berdasarkan data Frost & Sullivan Analyis, pengeluaran logistik Indonesia mulai 2021 terus meningkat, demikian juga di tahun-tahun berikutnya. Pengeluaran logistik tahunan diperkirakan tumbuh 5%. "Pengeluaran logistik yang terus meningkat menunjukkan peluang pasar
bagi SPSL," lanjut Joko.

Seiring dengan pesatnya perkembangan industri logistik, SPSL fokus pada pengembangan infrastruktur strategis. Proyek-proyek penting seperti Kawasan Pendukung Kijing, Kawasan Industri Kuala Tanjung, Bali Maritim Tourism Hub dan Integrated Logistics Center Tanjung Priok terus digarap.

Perusahaan juga tengah memperluas layanan logistik multimoda di berbagai wilayah, seperti Jabodetabek, Sumatera Utara, dan Jawa Timur, untuk menjangkau pasar yang lebih luas. "Untuk Sumatra Utara, Belawan multimoda sudah berjalan. Multimoda truk dan kereta api sudah berjalan dengan baik," ujarnya.

Jalan tol Cibitung-Cilincing
Selain bisnis intinya di bidang logistik, SPSL juga menjalankan bisnis jalan tol melalui anak usahanya, PT Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JLCC).

Joko mengatakan SPSL mengelola jalan tol Cibitung-Cilincing yang memiliki panjang 34,7 kilometer untuk mendukung kelancaran dan akses perusahaan. Namun, kata Joko, pihaknya juga membuka peluang divestasi jalan tol tersebut jika ada pihak-pihak yang berminat. "Jika ada yang tertarik dengan angka yang bagus, silakan. Ini kan sifatnya masih opsi," ujarnya.

Joko juga menegaskan bahwa divestasi dilakukan hanya untuk mem-balance keuangan.

Saat ini jalan tol tersebut merupakan jalan yang paling singkat untuk menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok. Namun tarif tol yang tinggi membuat banyak pelaku usaha mengeluhkan hal tersebut. Mengenai tarif ini, Joko mengatakan pihaknya masih membuka ruang dengan dunia usaha terkait tarif tersebut.

"Kami akan berkomunikasi dengan pemerintah, dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), untuk memastikan kebijakan tarif yang diterapkan mendukung efisiensi dan keberlanjutan sektor logistik nasional," kata Joko.

Ia mengatakan SPSL akan berkoordinasi dengan BPJT sebagai regulator, agar tarif yang diterapkan tidak hanya mempertimbangkan nilai investasi dan biaya pemeliharaan, tetapi juga kemampuan membayar (ability to pay) serta kesediaan membayar (<willingness to pay) pengguna jalan.

Dia menegaskan bahwa penetapan tarif tol sepenuhnya merupakan kewenangan BPJT berdasarkan kajian komprehensif. Kajian tersebut mencakup terhadap sektor terkait. (Ant/N-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat