visitaaponce.com

Kemenperin Luncurkan Peta Jalan Pengembangan Jasa Industri 2025-2045

Kemenperin Luncurkan Peta Jalan Pengembangan Jasa Industri 2025-2045
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza.(DOK PRIBADI)

DALAM rangka mendorong pengembangan jasa industri di Indonesia, pemerintah dalam hal ini Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), resmi meluncurkan Peta Jalan (Roadmap) Pengembangan Jasa Industri Tahun 2025-2045.

Sebagaimana diketahui, tataran empiris dapat ditunjukan bahwa 29% dari sektor jasa Indonesia digunakan sebagan input intermediate, sementara sisanya 71% digunakan untuk konsumsi akhir. Kondisi tersebut menempatkan sektor jasa Indonesia yang digunakan sebagai input intermediate di bawah negara-negara tetangga di kawasan Association of Southeast Asian Nations(ASEAN), seperti Thailand dengan pangsa sebesar 39%, Malaysia sebesar 45%, dan Tiongkok sebesar 50 persen (World Bank 2024). Berkaca dari hal inilah yang menjadi alasan Kemenperin menginisiasi penyusunan roadmap pengembangan jasa industri 2025-2045.

"Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada potensi besar untuk meningkatkan servicification di Indonesia, yaitu meningkatkan kontribusi sector jasa sebagai penyedia layanan bagi sektor-sektor industri," kata Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi saat peluncuran Roadmap Pengembangan Jasa Industri 2025-2045 di Kantor Kemenperin, Selasa (17/12).

Roadmap Pengembangan Jasa Industri Tahun 2025-2045, sambung dia, disusun untuk memberikan pedoman dalam pengambilan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan jasa industri. Roadmap ini disusun atas kerja sama antara BSKJI Kemenperin dengan International Trade Analysis and Policy Studies, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (ITAPS FEM IPB).

"Adapun ruang lingkup penyusunan roadmap ini meliputi review definisi dan lingkup jasa industri, identifikasi positioning jasa industri, identifikasi isu-isu strategis, tantangan, dan peluang jasa industri baik di tingkat nasional, regional, maupun global, analisis arah pengembangan jasa industri, dan penyusunan rekomendasi program jasa industri, dalam jangka pendek (2025-2029), menengah (2030-2039), dan panjang (2040-2045)," beber Andi.

Di kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza mengungkapkan bahwa paday tahun 2023, nilai ekspor barang dunia berjumlah US$23,8 triliun, lebih rendah US$1,1 triliun dibanding tahun sebelumnya atau mengalami penurunan 4,3 persen. Sedangkan ekspor jasa dunia mencapai US$7,9 triliun pada 2023 dan tumbuh sebesar 8,3 persen setiap tahun.

"Perubahan tren perdagangan global ini membuat sektor jasa menjadi sektor yang sangat perlu untuk digali potensinya, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," imbuh Faisol.

Namun sayangnya, Faisol menyatakan bahwa ekspor jasa Indonesia ke dunia masih sangat kecil yaitu US$33 miliar atau 2,4 persen dari nilai PDB pada tahun 2023. 

"Terhadap nilai ekspor jasa ini, kontribusi jasa industri masih sangat kecil yaitu 1,6% untuk maintenance dan repair services, 3,8% untuk manufacturing services on physical input," terang Faisol.

Berdasarkan perhitungan Kemenperin, jasa industri diperkirakan dapat berkontribusi 3,682% terhadap PDB nasional. Sementara bila jasa industri hanya kategori non C, diperkirakan kontribusinya mencapai 3,060%. 

"Kontribusi ini diharapkan dapat sebagai top-up kontribusi sektor industri manfaatur. Karena selama ini jasa industri belum terlalu dinilai sebagai bagian dari sektor industri manfaatur. Tentu ini sangat signifikan untuk mendorong pentingnya menyusun strategi dan program guna menjaga dan meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian nasional," pungkasnya. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat