visitaaponce.com

Ketersediaan Pasokan dan Pengendalian Harga Jadi Jurus Pemerintah Jaga Inflasi

Ketersediaan Pasokan dan Pengendalian Harga Jadi Jurus Pemerintah Jaga Inflasi
Pedagang menunggu dagangannya yang sepi pembeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (02/09/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia kembali mengalami deflasi sebesar 0,12% pada September 2024.(MI/Usman Iskandar)

Pemerintah memastikan akan tetap menjaga tingkat inflasi agar tetap berada di level yang terkendali. Menjamin ketersediaan pasokan dan pengendalian harga merupakan opsi yang bakal dioptimalisasi oleh pengambil keputusan.

"Pemerintah juga akan terus memastikan pasokan pangan yang cukup, menjaga kestabilan harga, dan mendorong pemulihan sektor-sektor vital seperti industri manufaktur, konstruksi dan pertanian," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui keterangan pers yang dikutip pada Jumat (3/1).

Tingkat inflasi Indonesia bulan Desember 2024 tetap terkendali dalam rentang target sasaran nasional 2,5% plus minus 1%. Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2023 yang sebesar 2,61%.

Airlangga mengatakan, realisasi tersebut tidak terlepas dari berbagai faktor baik dari eksternal maupun domestik, serta keberhasilan kebijakan pengendalian inflasi yang dikoordinasikan oleh Tim Pengendalian Inflasi Nasional.

Dari eksternal, fluktuasi harga komoditas global seperti emas, kopi, CPO, dan minyak mentah mendorong kenaikan harga komoditas dalam negeri. Sementara dari dalam negeri, penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT), tingginya curah hujan, serta momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), menjadi driver utama pergerakan inflasi.

Inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) pada Desember 2024 tercatat sebesar 2,04% secara bulanan (mtm) dan 0,12% (yoy). Hal itu menunjukkan upaya pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID dalam pengendalian harga pangan tetap di bawah 5% sebagaimana hasil kesepakatan HLM TPIP (High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat) 2024.

Sementara itu, inflasi komponen harga diatur pemerintah masih tetap stabil yakni 0,03% (mtm) dan 0,56% (yoy). Secara keseluruhan, inflasi iti masih terjaga dalam rentang target 2,5% plus minus 1% didukung kenaikan pada komponen inti yakni 0,17% (mtm) dan 2,26 (yoy).

Inflasi pangan bergejolak secara tahunan mengalami penurunan, meski beberapa komoditas tetap mengalami peningkatan seperti beras, bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras.

Pergeresan puncak panen dari Maret 2023 menjadi April 2024 serta perkiraan luas panen yang menurun sebesar 1,54% pada 2024 telah menyebabkan kenaikan harga beras pada awal tahun 2024.

Sementara harga bawang putih mengalami kenaikan akibat melonjaknya harga bawang putih di Tiongkok yang merupakan negara impor utama. Di sisi lain, komoditas yang memberikan andil deflasi secara tahunan yaitu cabai merah dan cabai rawit.

Komponen inti yang mencerminkan daya beli masyarakat mengalami inflasi sebesar 0,17% (mtm) atau 2,26% (yoy). Peningkatan tersebut utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan.

Rata-rata harga emas tahun 2024 naik sebesar 22,88% dibandingkan ratarata tahun 2023 atau sebesar 0,35% (yoy). Harga emas global masih dapat berfluktuasi di tengah konflik geopolitik yang masih berlangsung.

Selain itu, harga kopi juga mengalami peningkatan yakni 67,45% yang mengakibatkan kopi bubuk domestik juga meningkat sebesar 0,10% (yoy).

Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,03% (mtm) atau 0,56% (yoy). Terkendalinya inflasi di komponen itu dipengaruhi oleh tarif angkutan udara yang mengalami deflasi dengan andil sebesar 0,01% (mtm) karena pemerintah menurunkan harga tiket pesawat selama 16 hari pada periode HBKN Natal dan Tahun Baru yaitu pada 19 Desember 2024–3 Januari 2025.

"Inflasi administered price relatif terjaga sejalan dengan upaya pemerintah menyediakan tiket pesawat yang terjangkau sehingga mobilitas masyarakat dapat meningkat pada periode libur Nataru," kata Airlangga. (Mir/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat