Kebijakan Bulog Serap Beras daripada Gabah Disebut Rugikan Petani

KETUA Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor mengatakan kebijakan Bulog yang lebih memprioritaskan penyerapan beras daripada gabah berpotensi merugikan petani.
"Dengan membeli beras, bukan gabah, Bulog melewatkan kesempatan untuk membantu petani mendapatkan harga layak. Petani terpaksa menjual gabah mereka kepada tengkulak dengan harga murah, sementara nilai tambah justru dinikmati oleh pihak lain,” kata Yadi dalam keterangannya, Minggu (19/1).
Langkah Bulog yang menyerap beras juga dikhawatirkan memperlemah semangat petani dalam berproduksi. “Jika petani merasa kerja keras mereka tidak dihargai, produktivitas sektor pertanian bisa terancam. Bagaimana kita bisa mencapai swasembada pangan jika petani terus dirugikan?," tambah Yadi.
Yadi pun menyampaikan keuntungan strategis yang bisa diperoleh Bulog jika menyerap gabah, di antaranya gabah lebih mudah disimpan dalam jangka waktu panjang, sementara kualitasnya dapat diolah menjadi beras dengan standar yang lebih baik. Hal ini juga memberi Bulog kendali penuh atas proses pengolahan dan distribusi beras.
Yadi mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar Bulog menyerap gabah di seluruh Indonesia tanpa terkecuali, sebagai bagian dari upaya mempercepat swasembada pangan. Kebijakan yang lebih berpihak pada petani bukan hanya tentang stabilitas harga, tetapi juga tentang keberlanjutan ketahanan pangan nasional.
“Pertanyaannya, Bulog sebenarnya membela siapa? Kebijakan ini harus dikoreksi untuk memastikan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan tetap mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan,” tutur dia.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso mengatakan bahwa perum Bulog telah menargetkan penyerapan beras dari petani sebanyak 1,4 juta ton pada puncak panen raya di Maret-April mendatang. Adapun sesuai penugasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Bulog diminta menyerap 2 juta ton beras petani.
“Sesuai rencana kerja dan anggaran perusahaan, kami membuat perhitungan pengadaan dalam 2 juta ton dengan harapan 3 juta ton penyerap beras,” kata Arwakhudin, Jumat (17/1).
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menargetkan Bulog untuk menyerap beras petani sebanyak 2,5 juta sampai 3 juta ton. Target ini sejalan dengan penetapan harga terbaru pembelian HPP untuk GKP di tingkat petani.
“Target Bulog saat ini 2,5 sampai 3 juta ton baik dalam bentuk gkp yang setara beras 600.000 ton, gkg yang setara beras 900.000 ton kemudian 1,5 juta ton dalam bentuk beras di seluruh Indonesia,” pungkas Arief. (H-3)
Terkini Lainnya
Pakar UGM: Tidak Mudah untuk Capai Swasembada Pangan
Produksi Beras Nasional Melonjak 52,32 Persen pada Kuartal Pertama 2025
Bapanas Proyeksikan Produksi Beras 2025 Capai 32,29 Juta Ton
Bapanas Kawal Bulog Serap Beras 3 Juta Ton
Soal Harga Gabah yang Sempat Anjlok di Sumsel, Begini Respons Bulog
Badan Pangan Nasional Pastikan Bulog Serap Gabah dan Beras sesuai Ketentuan
Musim Mas Angkat Kesejahteraan Pekebun Swadaya lewat Sertifikasi
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, OJK Permudah Akses Pembiayaan
Prabowo Lakukan Telekonferensi bersama Petani, Bahas Swasembada Pangan
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
IZI Luncurkan 10.000 Patriot Ketahanan Pangan
Produk Bioplastik dari Singkong Cikarawang Dijual Hingga ke Jepang
Uskup Maumere tidak Rampas Tanah Umatnya (Tanggapan Berita Miring dari UCA News)
Legasi Kepemimpinan Muhadjir Effendy, dari UMM untuk Bangsa
Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah: Mungkinkah?
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap