Nmixx dan Lagu Kontroversial Dokdo Is Our Land, Apa yang Harus Dilakukan K-pop di Tengah Isu Politik
KELOMPOK idola K-pop terus menghadapi tantangan dalam menavigasi kontroversi geopolitik, seperti yang baru-baru ini dialami oleh grup Nmixx dari JYP Entertainment.
Pada 22 Agustus lalu, Nmixx menampilkan sebagian lagu Dokdo is Our Land dalam sebuah video YouTube, yang memicu perdebatan sengit antara penggemar Korea dan Jepang.
Insiden ini mengangkat pertanyaan penting: Haruskah grup K-pop menghindari isu-isu politik, atau sebaliknya, bersikap jujur tentang posisi politik mereka?
Baca juga : Kisah Tiga Negarawan Jepang dan Pelajaran Politik bagi Generasi Muda
Jepang telah mengklaim kedaulatan atas Dokdo, sekelompok pulau di Laut Timur, sejak awal abad ke-20.
Sementara Korea memegang kedaulatan atas pulau-pulau tersebut, Jepang tetap mempertahankan klaimnya.
Dalam dunia K-pop, membicarakan Dokdo adalah hal yang tabu karena banyak grup K-pop yang juga mempromosikan diri di kedua negara tersebut.
Baca juga : Empat Kandidat Siap Gantikan PM Jepang Yoshihide Suga
Nmixx sendiri tidak memberikan pernyataan tegas mengenai isu ini, dan mereka juga tidak secara khusus memilih untuk menyanyikan Dokdo is Our Land.
Mereka menyanyikan sebagian lagu ini sebagai bagian dari medley pop yang mencakup tiga lagu lainnya, sebuah keputusan yang dibuat oleh produser konten.
Namun, hal ini tidak mengurangi reaksi keras dari penggemar Jepang yang mengungkapkan ketidakpuasan mereka melalui akun X (dulu Twitter) Nmixx pada Jumat lalu, dengan komentar seperti "Apakah mereka tidak peduli dengan penggemar Jepang?" dan "Perusahaan (JYP) perlu memberikan pendidikan sejarah."
Baca juga : Mengenal Mieko Kawakami, Penulis dan Aktivis Perempuan asal Jepang
Di sisi lain, penggemar Korea membalas dengan komentar seperti, "Penggemar Jepang perlu mempelajari kembali sejarah," dan "Benarkah ini sesuatu yang harus diperdebatkan?" Pertukaran komentar ini telah berkembang menjadi perdebatan panas antara penggemar dari kedua negara.
JYP Entertainment menolak untuk memberikan komentar terkait masalah ini.
Kontroversi serupa juga pernah dialami oleh BTS, grup K-pop terkenal lainnya. Pada Juli lalu, sebuah media sayap kanan Jepang menggunakan klip video yang telah diedit dari acara hiburan SBS tahun 2013 untuk secara salah mengklaim bahwa "pemimpin BTS (RM) mengenakan pakaian perempuan penghibur dan berargumen bahwa Takeshima adalah wilayah Korea."
Baca juga : Partai Koalisi Shizo Abe Menangi Pemilihan untuk Majelis Tinggi
Dalam video tersebut, RM menyanyikan Dokdo is Our Land sambil mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea.
Selain itu, pada tahun 2018, Jimin BTS juga menghadapi kritik di Jepang setelah mengenakan kaos peringatan Hari Pembebasan, yang menyebabkan pembatalan penampilannya di sebuah acara TV Jepang.
Agensi K-pop percaya bahwa tidak tepat bagi idola K-pop, yang profesionalismenya terletak pada bidang musik, untuk menimbulkan kontroversi di luar bidang keahlian mereka.
Mereka juga melatih para penyanyinya untuk menghindari pernyataan politik karena perspektif tentang isu-isu semacam ini sangat bervariasi di berbagai negara.
"Dalam hal isu politik antara Jepang, China, dan Korea, artis K-pop sering kali diharapkan untuk 'tetap diam.' Ada beberapa kejadian di mana penyanyi K-pop asal China (seperti Lay dari EXO, Jackson Wang dari GOT7, dan mantan anggota f(x) Victoria) mendukung kebijakan 'Satu China,' yang memicu kontroversi di Korea," kata Profesor Lee Jong-im dari Universitas Sains dan Teknologi Nasional Seoul pada Senin lalu.
Namun, Lee juga mencatat bahwa isu politik yang diarahkan kepada penyanyi K-pop sering kali didorong oleh penggemar sayap kanan ultra Jepang.
"Dalam insiden serupa di masa lalu, banyak penggemar Jepang yang menyatakan dalam wawancara bahwa mereka memisahkan fandom mereka dari isu-isu politik. Saya percaya mayoritas penggemar Jepang tidak mengkritik Nmixx," tambahnya. (Korea Herald/Z-10)
Terkini Lainnya
Pengamat: Prabowo Harus Ambil Sikap terhadap Menteri yang Bikin Gaduh
Respons Raffi Ahmad soal Gelar Doktor Kontroversialnya Dibacakan saat Dilantik Prabowo
Rekam Jejak Kontroversi Wasit di Laga Indonesia Vs Bahrain, Ahmed Al Kaf
Jokowi Rugi, Catatan Negatif Dinilai Pengaruhi Tingkat Kepuasan Masyarakat
Rencana Pemasangan Chattra di Borobudur Masih Didiskusikan dan Belum Final
Kemenangan Trump, Krisis Timteng, dan Dampak bagi RI
Kunjungan Prabowo dan Penguatan Kemitraan RI-Tiongkok di Global South
Menuju Kebangkitan Literasi Madrasah
Robohnya Mahkamah Kami
Jangan Sia-siakan Hak Demokrasi: Jadilah Pemilih Cerdas
Kematian Sinwar dan Perang Abadi
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap