visitaaponce.com

Arief Muhammad Klaim Bawa Keautentikan Masakan Padang di Usaha Kuliner

Arief Muhammad Klaim Bawa Keautentikan Masakan Padang di Usaha Kuliner
Pemilik bisnis restoran Padang, Arief Muhammad(MI/Febriansah)

MASAKAN Padang dikenal dengan kekayaan rasa dan melimpahnya rempah-rempah. Namun, di tengah maraknya rumah makan Padang, tidak banyak yang benar-benar menjaga keaslian cita rasa khas daerah asalnya.

Setelah gagal dalam usaha kuliner sebelumnya, Arief Muhammad, seorang entrepreneur sekaligus pemilik Rumah Makan Payakumbuah, kini menghadirkan bisnis kuliner masakan Padang yang berbeda. Ia fokus menonjolkan keautentikan rasa dan menggunakan bahan baku yang langsung diperoleh dari petani-petani di Sumatra Barat.

“Karena kebanyakan tuh rumah makan Padang nasinya pulen. Terus cenderung rasanya lebih manis dan sebagainya. Pokoknya ketika kita merencanakan buka restoran ini, pertama yang keluar dari mulut adalah ini rumah makan harus autentik” tutur Arief di Media Briefing RM Payakumbuah, Jakarta, Kamis (5/12).

Tidak menyesuaikan masakan Padang dengan selera lokal di setiap daerah, Arief ingin pengunjung memahami bahwa masakan Padang seperti ini agar mereka mengetahui standar cita rasa yang sesungguhnya.

Menurut Arief, terdapat perbedaan dalam penyajian nasi Padang. Nasi seharusnya dibuat sedikit keras, karena biasanya dimakan bersama kuah. 

Jika menggunakan nasi pulen yang disiram kuah, teksturnya bisa menjadi seperti bubur. Sebagai orang Sumatra, ia mengaku tidak bisa memakan nasi yang teksturnya seperti itu.

Salah satu strateginya adalah memastikan tidak ada perubahan pada resep. Semua tetap autentik, tanpa ada tambahan rasa manis atau gurih yang berlebihan, agar keaslian cita rasa dan potensi masakan tetap terjaga.

“Akhirnya itu salah satu strategi yang kita jalani dengan semua tantangan yang ada, kita tetap autentik. Itu menurut kita yang membedakan rumah makan padang dengan yang lainnya”, tambahnya.

Setelah memiliki berbagai cabang rumah makan Padang, Arief memastikan rasa di setiap cabang tetap konsisten. Bumbu-bumbu untuk masakan diproduksi di pabrik miliknya sendiri, kemudian dikirim ke masing-masing cabang untuk diolah lebih lanjut, sehingga semua hidangan memiliki cita rasa yang sama. 

"Setiap cabang memiliki dapur masing-masing. Dapur ini tidak digunakan untuk memasak lagi, tetapi untuk mengolah bumbu yang dikirim dari pabrik kami. Itulah mengapa, meskipun makan di berbagai cabang, rasa yang disajikan hampir selalu sama," ujar Arief.

Memiliki menu favorit yaitu Dendeng Batokok, usaha kuliner ini menjadi paling cepat pertumbuhan bisnisnya di salah satu platform layanan pesan antar online. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat