Surat Al-Ikhlas dan Terjemahannya, Penyebab Turun, Tafsir Sifat Allah
SURAT Al-Ikhlas termasuk yang paling banyak dihafal umat Islam. Maklum, jumlah ayatnya sedikit dan satu ayatnya pendek sekali. Namun, isi dan keutamaannya luar biasa karena mencakup inti akidah umat Islam.
Surat Al-Ikhlas merupakan surat ke-112 dalam Al-Qur'an yang keseluruhan terdiri dari 114 surat. Ia berada di antara surat ke-111 Al-Lahab dan surat ke-113 Al-Falaq. Surat ini berisi tentang zat Allah yang satu, esa, atau tunggal. Allah tidak terbagi-bagi atau terdiri dari banyak material seperti manusia atau makhluk lain yang punya kepala, tubuh, wajah, tangan, kaki, jantung, kulit, dan seterusnya. Karenanya, Allah tidak mungkin melahirkan atau dilahirkan atau mengandung atau dikandung.
Allah yang Maha Esa tidak punya tandingan atau zat yang serupa dengan-Nya atau yang mirip. Karenanya, Allah tidak dapat dibayangkan, dikhayalkan, dilihat mata di dunia, atau digambarkan. Konsekuensinya, jika ada yang mengaku melihat atau menggambar wujud Allah di dunia ini, itu sudah pasti bukan Allah.
Bagaimana bunyi bacaan Surat Al-Ikhlas dalam bahasa Arab, Latin, terjemahnya, arti per kata, serta penyebab turun, tafsir, dan keutamaannya? Berikut penjelasan rincinya.
Surat Al-Ikhlas dan terjemahannya
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakul lahuu kufuwan ahad.
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya." (Surat Al-Ikhlas 1-4).
Surat Al-Ikhlas sumber: Instagram
Terjemahan Surat Al-Ikhlas per kalimat
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Qul huwallaahu ahad.
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa.
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
Allaahush shamad.
Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ
Lam yalid walam yuulad.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Walam yakul lahuu kufuwan ahad.
Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya."
Arti Surat Al-Ikhlas per kata
قُلۡ = qul = Katakanlah.
هُوَ = huwa = Dia.
ٱللَّهُ = Allah.
أَحَدٌ = ahad = satu.
ٱللَّهُ = Allah.
ٱلصَّمَدُ = ash-shamadu = tempat meminta.
لَمۡ = lam = tidak
یَلِدۡ = yalid = punya anak atau melahirkan.
وَلَمۡ = walam = dan tidak.
یُولَدۡ = yuulad = diperanakkan atau dilahirkan.
وَلَمۡ = walam = dan tidak.
یَكُن = yakun = ada.
لَّهُۥ = lahuu = bagi-Nya, dengan=Nya.
كُفُوًا = kufuwan = yang setara.
أَحَدُۢ = ahad = satu pun.
Penyebab turun Surat Al-Ikhlas
"Surat ini menjelaskan tentang sifat-sifat Allah ta'ala," ujar Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri. Ini karena sabab an nuzul (sebab turun) surat ini ialah orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Mereka meminta kepada Nabi untuk menunjukkan sifat-sifat Allah. Untuk menjawab permintaan orang-orang Yahudi itu, turunlah surat Al-Ikhlas. Setelah membacakan surat ini di hadapan orang-orang Yahudi tersebut, Nabi bersabda,"هذه صفة ربي atau inilah sifat Tuhanku."
Baca juga: Al-Fatihah: Kandungan, Keutamaan, Terjemahan, dan Tafsirnya
Menurut Asyari, surat ini merupakan bantahan terhadap kelompok muktazilah yang menafikan sifat-sifat Allah. Karenanya, mereka disebut dengan kelompok mu'aththilah.
Tafsir singkat Surat Al-Ikhlas
Menurut Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur, pada ayat pertama قل هو الله احد, para ulama menafsirkan nama Allah yaitu Ahad dengan dua makna.
1. Zat yang tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada serupa bagi-Nya. Makna ini sama dengan makna nama Allah yakni Al-Waahid.
2. Zat yang tidak menerima untuk dibagi, karena Allah bukan jisim.
Baca juga: Ayat Kursi dengan Terjemahan dan Tafsir Sekilas
Allah Esa bukan dari segi bilangan. Imam Abu Hanifah berkata:
إن الله واحد لا من طريق العدد ولكن من طريق أنه لا شريك له.
Sesungguhnya Allah itu Esa tidak dari segi bilangan, tetapi dari segi bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya.
Ayat kedua Surat Al-Ikhlas الله الصمد menegaskan bahwa Allah zat yang segala sesuatu membutuhkan kepada-Nya. Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan) terhadap alam semesta. Allah tidak membutuhkan manusia, malaikat, jin, bumi, langit, Arsy, dan lainnya.
Allah ta'ala berfirman:
فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Allah Maha Kaya dari alam semesta. (Surat Ali 'Imran 97).
Baca juga: Tafsir Ali Imran Ayat 59: Penciptaan Isa dan Adam
Allah ta'ala juga berfirman:
وَٱللَّهُ ٱلۡغَنِیُّ وَأَنتُمُ ٱلۡفُقَرَاۤءُۚ
Dan Allah Maha Kaya dan kalian yang miskin. (Surat Muhammad: 38).
Pada ayat ketiga لم يلد ولم يولد bermakna bahwa Allah ialah zat yang tidak ada sesuatu yang terpisah dari-Nya dan zat yang tidak menyatu dengan sesuatu pun dari makhluk-Nya. Kalau Allah melahirkan dan dilahirkan berarti ada yang terpisah dan menyatu dengan zat-Nya.
Ayat ini membantah paham hulul yang meyakini bahwa Allah menyatu pada sebagian wali-Nya dan membantah paham al-wahdah al-muthlaqoh yang meyakini bahwa Allah ialah alam semesta ini atau setiap bagian dari alam ialah bagian dari Allah.
Pada ayat terakhir Surat Al-Ikhlas ولم يكن له كفوا أحد bermakna tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah, tidak ada sesuatu yang menandingi, atau tidak ada yang menyamai Allah. Ayat ini semakna dengan Surat Asy-Syura ayat 11 terkait tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah sebagaimana telah dijelaskan.
Keutamaan Surat Al-Ikhlas
Ada banyak sekali keutamaan atau fadhilah membaca surat Al-Ikhlas. Berikut pemaparannya.
a. Sepertiga Al-Qur'an.
Ini disabdakan Rasulullah SAW.
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
Qul huwallahu ahad (surat Al-Ikhlas) sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.
Hadis ini diriwayatkan dengan berbagai redaksi oleh banyak ulama. Ada tiga pendapat ulama tentang makna hadis itu. Berikut maknanya sebagaimana dilansir NU Online:
1. Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an dari segi makna.
2. Al-Ikhlas sebanding dengan sepertga Al-Qur'an dari segi pahala.
3. Al-Ikhlas memiliki keistimewaan pahala tetapi bukan berarti membacanya tiga kali sama dengan mengkhatamkan Al-Qur'an.
b. Penjaga tidur.
Diceritakan dari Aisyah bahwa ketika Rasulullah SAW hendak beranjak ke tempat tidur, beliau menengadahkan kedua telapak tangan dan meniupnya sambil membaca Qulhuwallahu ahad, qul a'udzubi rabbil falaq, qul a'udzu birabbinnas, kemudian mengusapkan sekadarnya ke seluruh bagian tubuh, dimulai dari kepala dan wajah, dilanjutkan ke tubuhnya sebanyak tiga kali. (HR Bukhari).
c. Mencukupi segala hajat.
Dari Abu Asid al-Barrad dari Mu`dz bin Abdillah bin Hubaib dari ayahnya, dia berkata, "Kami keluar saat kondisi hujan pada malam yang gelap gulita untuk mencari Rasulullah SAW agar melaksanakan salat dan bertemu beliau.
Beliau bertanya, "Apakah kalian sudah salat?" Saya tidak berkata sepatah kata pun.
Beliau berkata, "Katakanlah saya tidak berkata apa-apa." Beliau mengulangi lagi, "Katakanlah saya tidak berkata apa-apa." Kemudian beliau berkata, "Katakanlah."
Maka saya bertanya, "Ya Rasulallah, apa yang harus saya katakan?"
Beliau menjawab bacalah, "Qul huwaallahu ahad ketika sore dan pagi hari tiga kali. Bacaan ini mencukupinya dari segala sesuatu." (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
d. Memperoleh panggilan khusus di hari Kiamat.
Dari Jabir berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa membaca Qul huwallahu ahad 50 kali setiap hari, dia akan dipanggil dari kuburnya di hari Kiamat, 'Bangunlah wahai pemuji Allah, masuklah ke surga.'" (HR Thabrani Nomor 9.446).
e. Masuk surga.
Ada riwayat seorang imam salat yang mengulang-ulang bacaan surat Al-Ikhlas di setiap rakaat. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada imam itu. "Apa alasanmu selalu membaca surat itu di setiap raka'at?"
Dia menjawab, "Aku mencintainya". Nabi pun bersabda, "Rasa cintamu kepada surah Al-Ikhlas menjadi sebab kamu masuk surga." (HR Bukhari Nomor 774).
f. Malaikat menyalatkan jenazahnya.
Dari Abi Umamah, dia berkata bahwa Jibril mendatangi Rasulullah SAW dalam perang Tabuk dan berkata, "Wahai Muhammad, jadilah saksi jenazah Muawiyah Al-Muzani." Rasulullah Saw pun keluar dari perang dan Jibril turun bersama barisan 70.000 malaikat. Jibril meletakkan sayap kanannya di atas gunung sehingga gunung pun merendahkan diri serta meletakkan sayap kirinya ke bumi dan bumi pun merendahkan dirinya, hingga ia melihat Mekah dan Madinah.
Rasulullah, Jibril, dan para malaikat pun salat jenazah. Ketika selesai, Rasulullah saw bertanya, "Wahai Jibril, dengan amalan apa Muawiyyah bin Muawiyah Al-Muzani mendapatkan kehormatan ini?" Jibril menjawab, "Dengan memabaca Qul huwallahu ahad, baik ketika berdiri, duduk, berjalan, ataupun berkendara."
Riwayat sahih itu ditulis Al-Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar pada Hamisy Al-Futuhatur Rabbaniyyah. Sejatinya banyak riwayat lain tentang keutamaan atau fadhilah Surat Al-Ikhlas.
Nama lain Surat Al-Ikhlas
Ar-Razi dalam kitabnya Mafatih al-Ghaib menyebutkan bahwa terdapat 19 nama lain dari Surat Al-Ikhlas. Banyaknya nama tersebut menunjukkan banyak pula keutamaan dari surat ini. Berikut sejumlah nama Surat Al-Ikhlas.
1. At-Tafrid (ketunggalan).
Keseluruhan ayat dalam surah ini menjelaskan bahwa Allah merupakan Tuhan yang Esa dan Tunggal serta tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
2. At-Tajrid (mengosongkan).
Disebut At-Tafrid sebagaimana dalam kitab Al-Muhazzab fi Tafsiri Juz ‘Amma karena dalam surat tersebut tidak disebutkan kecuali sifat-sifat salbiyah Allah yang menunjukkan keagungan-Nya.
3. At-Tauhid (keesaan).
Az-Zamakhsyari berkata, "Tidaklah langit dan bumi diciptakan kecuali untuk menjadi petunjuk atas keesaan Allah dan untuk mengetahui zat Allah sebagaimana yang terkandung dalam surat ini."
4. An-Najah (keselamatan).
Diberi nama An-Najah karena surat ini di dunia akan menyelamatkan seseorang dari tasybih dan kekufuran sedangkan di akhirat akan menyelamatkannya dari siksa neraka.
5. Al-Wilayah (kedekatan).
Ini karena orang yang membacanya akan menjadi kekasih Allah.
6. An-Nisbah (penisbahan).
Penamaan ini dalam satu riwayat disebutkan bahwa ia menjadi jawaban bagi orang yang berkata, "Sebutkanlah nasab Tuhanmu itu."
7. Al-Makrifah (pengetahuan).
Ini karena untuk mengetahui Allah tidak sempurna tanpa mengetahui esensi surat ini.
8. Al-Jamal (keindahan).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." Lalu para sahabat bertanya tentang hal tersebut. Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Maha Esa, tempat meminta segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan."
9. Al-Muqasyqisyah (yang menyembuhkan).
Ini karena Surat Al-Ikhlas membebaskan orang dari penyakit nifak. Dikatakan, "Taqsyisyu al-marid mimma bihi (orang yang sakit itu sembuh apabila bebas dari penyakitnya)."
10. Al-Mu’awwizah (pelindung).
Diceritakan dalam satu riwayat bahwa ketika Rasulullah SAW mendatangi Utsman bin Madz’un beliau memohon perlindungan dengan Surat Al-Ikhlas dan dua surat setelahnya (Al-Falaq dan An-Nas). Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Mohonlah perlindungan dengan surat-surat tersebut, sesungguhnya aku tidak memohon perlindungan dengan yang lebih baik darinya."
11. Ash-Shamad (dibutuhkan).
Ini karena penyebutan nama tersebut hanya khusus untuk Allah swt.
12. Al-Asas (fondasi).
Rasulullah SAW bersabda, "Fondasi langit dan bumi yang tujuh dibangun atas qul huwa allahu ahad."
13. Al-Mani’ah (pencegah).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW ketika mi’raj, "Aku memberimu Surat Al-Ikhlas dan ia merupakan harta simpanan arsy-Ku dan penghalang siksa kubur serta hembusan api neraka."
14. Al-Mahdar (kehadiran).
Ini karena malaikat hadir untuk mendengar ketika surat tersebut dibacakan.
15. Al-Munaffirah (menjadikan lari).
Ini karena ketika surat tersebut dibacakan setan lari terbirit-birit.
16. Al-Bara’ah (kebebasan).
Dalam suatu riwayat bahwa Rasulullah SAW melihat seseorang yang membaca Surat Al-Ikhlas, kemudian ia bersabda, "Sesungguhnya dia terbebas dari kemusyrikan." Lalu beliau juga bersabda, "Orang yang membaca Surat Al-Ikhlas 100 kali dalam salat atau dalam selainnya, ia dicatat sebagai orang yang terbebas dari api neraka."
17. Al-Mudzakkirah (pengingat).
Ini karena surat tersebut mengingatkan pembacanya untuk memurnikan ketauhidannya. Membacanya laksana satu tanda yang mengingatkan kelalaiannya sedang ia butuh terhadapnya.
18. An-Nur (cahaya).
Allah SWT berfirman bahwa Dia ibarat cahaya bagi langit dan bumi. Sedang Surat Al-Ikhlas ialah cahaya hati para pembacanya. Rasulullah SAW bersabda, "Segala sesuatu memiliki cahaya sedang cahaya Al-Qur'an ialah qul huwa allahu ahad."
19. Al-Aman (keamanan).
Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT berfirman, 'Ketika seorang hamba mengucapkan laa ilaaha illaa Allah, ia berada dalam benteng-Ku dan siapa pun yang berada dalam benteng-Ku, ia selamat dari siksa-Ku."
Demikianlah pembahasan tentang Surat Al-Ikhlas. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. (Z-2)
Terkini Lainnya
Surat Al-Ikhlas dan terjemahannya
Arti Surat Al-Ikhlas per kata
Penyebab turun Surat Al-Ikhlas
Tafsir singkat Surat Al-Ikhlas
Keutamaan Surat Al-Ikhlas
b. Penjaga tidur.
c. Mencukupi segala hajat.
d. Memperoleh panggilan khusus di hari Kiamat.
e. Masuk surga.
f. Malaikat menyalatkan jenazahnya.
Nama lain Surat Al-Ikhlas
1. At-Tafrid (ketunggalan).
2. At-Tajrid (mengosongkan).
3. At-Tauhid (keesaan).
4. An-Najah (keselamatan).
5. Al-Wilayah (kedekatan).
6. An-Nisbah (penisbahan).
7. Al-Makrifah (pengetahuan).
8. Al-Jamal (keindahan).
9. Al-Muqasyqisyah (yang menyembuhkan).
10. Al-Mu’awwizah (pelindung).
11. Ash-Shamad (dibutuhkan).
12. Al-Asas (fondasi).
13. Al-Mani’ah (pencegah).
14. Al-Mahdar (kehadiran).
15. Al-Munaffirah (menjadikan lari).
16. Al-Bara’ah (kebebasan).
17. Al-Mudzakkirah (pengingat).
18. An-Nur (cahaya).
19. Al-Aman (keamanan).
Mengapa Bayi Baru Lahir Dianjurkan untuk Diazani?
Surat Al-Insyiqaq: Kandungan, Keutamaan, Teks, dan Terjemahan
Surat Al-Muthaffifin: Asbabun Nuzul, Kandungan, Keutamaan, Teks, dan Artinya
Surat Al-Infithar: Asbabun Nuzul, Kandungan, Keutamaan, Teks, Terjemahan
Surat Abasa: Asbabun Nuzul, Kandungan, Keutamaan, Teks, dan Terjemah
Surat At-Takwir dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemah, Kandungan, Keutamaannya
MTQ Nasional ke-30 Dongkrak Ekonomi Kreatif Masyarakat
MTQ Nasional Turut Diramaikan dengan Lomba Qira'at Murottal
Pemerintah Evaluasi Madrasah Diniyah Takmiliyah di Medan
Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Man of Integrity Faisal Basri dan Hal-Hal yang belum Selesai
PRT, Paus, dan Pancasila
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap