visitaaponce.com

Hadirkan Jamuan Terbaik

Hadirkan Jamuan Terbaik
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan perwakilan Presiden IPU Puan Maharani sebelum Welcoming Dinner World Water Forum Ke-10 2024.(ANTARA/MEDIA CENTER WORLD WATER FORUM/NOVA WAHYUDI)

GARUDA Wisnu Kencana (GWK) di Bali kembali menjadi tuan rumah acara dinner pada perhelatan internasional. Kali ini, kepala negara dan para delegasi dijamu pada sambutan makan malam (welcoming dinner) dalam rangkaian acara World Water Forum ke-10 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Minggu (19/5).

Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan peremajaan infrastruktur dan fasilitas GWK termasuk pemeliharaan patung, pembersihan tebing, pengecatan ulang, dan persiapan keamanan. “GWK ini sudah beberapa kali host acara dinner acara internasional,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan saat meninjau lokasi welcoming dinner, Jumat (17/5).

Rangkaian kegiatan makan malam dimulai pukul 17.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. Acara tersebut dihadiri sekitar 2.300 orang, terdiri dari 500 undangan naratetama atau very very important person (VVIP) dan 1.800 undangan lainnya.

Baca juga : Berbagi Inovasi Pengelolaan Air di World Water Forum 2024

Hadir di antaranya Perdana Menteri (PM) Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, dan Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere. Kemudian Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso dan mantan Presiden Hongaria Janos Ader yang hadir sebagai undangan spesial.

Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis dan Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon juga turut menghadiri jamuan makan malam.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyambut secara langsung para tamu negara tersebut pada pukul 19.30.

Baca juga : Jokowi Ingatkan Delegasi World Water Forum Soal Pentingnya Kolaborasi Atasi Masalah Air

Selain itu, tamu undangan lainnya dalam jamuan makan malam ialah 17 menteri atau pejabat setingkat menteri. Turut hadir perwakilan organisasi internasional, yaitu EU, Bank Dunia, IPU (diwakilkan DPR), serta Sekjen PBB (UNESCAP).

Selaku tuan rumah, Indonesia akan menjamu dengan hidangan tradisional khas Nusantara. Selain itu, ada pertunjukan-pertunjukan sambutan yang seirama dengan tema World Water Forum.

 

Baca juga : Bule Rusia Pemerkosa dan Perusak Vila Diamankan Polisi

Dampak ekonomi

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mendukung penuh gelaran internasional World Water Forum ke-10 dengan menyiapkan layanan amenitas terbaik untuk para delegasi.

PHRI meyakini World Water Forum ke-10 memberikan dampak besar terhadap geliat ekonomi Bali, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya terlihat di sektor akomodasi karena tingkat okupansi hotel di Bali, khususnya kawasan Nusa Dua, sangat tinggi.

Baca juga : Harga Cabai Rawit di Badung Bali Kian Merangkak Naik

World Water Forum ke-10 Indonesia akan dihadiri lebih dari 35 ribu peserta.

Ketua PHRI Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan tingkat okupansi hotel-hotel di kawasan Nusa Dua tempat konferensi berlangsung menyentuh angka 100%.

Tidak hanya di kawasan Nusa Dua, tetapi juga berdampak pada hotel-hotel di luar kawasan, seperti Jimbaran, Kuta, Sanur, dan Ubud. "Hal itu juga akan berdampak lebih luas ke pelaku usaha lainnya, seperti usaha restoran," ujar Rai di Bali, Sabtu (18/5).

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan industri pariwisata dan ekonomi kreatif secara keseluruhan siap mendukung pelaksanaan World Water Forum ke-10. Ia meyakini pelaksanaan event MICE internasional akan memberikan dampak yang luas, termasuk pada promosi destinasi pariwisata dan sentra ekonomi kreatif.

"Para delegasi akan banyak yang menikmati keindahan dan kekayaan budaya Bali," ujar Sandiaga.

Kemenparekraf berkolaborasi dengan Pemprov Bali dan industri lainnya untuk juga menyiapkan paket-paket wisata yang dapat dipilih para delegasi yang hadir untuk berwisata di Bali. Seperti prosesi melukat atau Balinese water purification ceremony yang merupakan ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan upacara Segara Kerthi.

Kemenparekraf juga akan menyiapkan kunjungan bagi delegasi ke berbagai destinasi salah satunya Desa Wisata Jatiluwih yang terkenal dengan sistem subak.

"Kita harapkan para peserta akan mendapatkan kenangan yang tidak terlupakan selama di Bali. Termasuk juga kegiatan-kegiatan seperti carbon footprint offsetting yang akan kita lakukan dengan penanaman mangrove, juga trip ke Jatiluwih yang banyak peminatnya," ujar Sandiaga. (Ifa/OL/S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat