visitaaponce.com

Guru Besar UPI Penguatan Higher Order Thinking Skill dapat Dilakukan Melalui Pembelajaran Fisika pada Pendidikan Vokasional

Guru Besar UPI: Penguatan Higher Order Thinking Skill dapat Dilakukan Melalui Pembelajaran Fisika pada Pendidikan Vokasional
Guru Besar UPI Prof. Dr. Johar Maknun, M.Si(Dok UPI)

GURU Besar Universitas Pendidikan Indonesia dalam bidang ilmu Pembelajaran Fisika pada Pendidikan Vokasional pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Prof. Dr. Johar Maknun, M.Si menyampaikan pidato pengukuhan guru besar tentang  Penguatan Higher Order Thinking Skill (HOTS) Melalui Pembelajaran Fisika Pada Pendidikan Vokasional. Pengukuhan guru besar secara resmi dilakukan oleh Rektor UPI di kampus UPI pada Rabu (5/6/2024).

Melimpahnya usia angkatan kerja di Indonesia sebagai bonus demografi apabila dididik dengan benar akan menjadi aset negara sebagai tenaga kerja kompeten yang dapat mengisi berbagai lowongan kerja di dunia usaha dan industri

"Permasalahan yang muncul antara lain tingkat pengangguran lulusan SMK masih tinggi, sebagian kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan IPTEK, sulit untuk dilatih kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri," kata Prof. Dr. Johar Maknun, M.Si.

Baca juga : Mitra Industri Diminta Lebih Aktif dalam Penempatan Lulusan BBPVP

Salah satu yang harus dipersiapkan menghadapi tuntutan abad 21 dan era industri 4.0 adalah membekali siswa dengan HOTs yang terdiri dari berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah. Keterampilan berpikir tersebut dapat diperoleh, dibangun dan diasah melalui kegiatan pembelajaran. 

Menurut Prof Johar, paradigma pembelajaran vokasi merujuk pada pembelajaran inovatif yang berorientasi pada framework for 21st century learning yang menekankan lulusan vokasi harus memiliki pengetahuan core subjects dan dilengkapi dengan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, inovasi, komunikasi, kolaborasi, adaptif, berinisiatif dan mandiri. 

Salah satu mata Pelajaran yang cocok untuk implementasi inovasi pembelajaran  tersebut adalah pelajaran fisika. Berdasarkan kompetensi lulusan bidang teknologi dan vokasional, secara umum kompetensi fisika yang diharapkan mendukung dan menjadi fondasi pada kompetensi keahlian adalah mampu menerapkan konsep-konsep fisika pada bidang teknologi dan vokasional. Kemampuan yang tidak kalah pentingnya yang dapat ditumbuhkan oleh pelajaran fisika adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTs) berupa keterampilan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah. 

Baca juga : Menko PMK: Jurusan SMK dan Vokasi harus Sesuaikan Kebutuhan Dunia Kerja

Pelajaran fisika dikembangkan dengan mengacu pada pengembangan fisika yang ditujukan untuk mendidik siswa agar mampu mengembangkan observasi dan eksperimen serta berpikir taat asas. Hal ini didasari oleh tujuan fisika, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. 

"Kemampuan observasi dan eksperimen lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran di laboratorium maupun di alam," jelas dia. 

Selanjutnya, dengan kemampuan matematis, peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir taat asas. Kemampuan berpikir dilatihkan melalui pengolahan data dan dengan menggunakan perangkat matematis dibangun konsep, prinsip, hukum dan teori. Untuk melengkapi pemahaman yang lebih utuh tentang fisika, maka perlu diperkenalkan pula postulat. Melalui konsep, prinsip, hukum, teori, dan postulat ini dirumuskan materi pemersatu (unifying conceptual) dalam fisika.

Baca juga : SMKN 1 Balikpapan dan Politeknik Negeri Banjarmasin Jawara Kompetisi K3TAB 2023

Pemahaman yang baik tentang konsep-konsep tersebut, lanjut dia, tidak hanya relevan dalam konteks fisika saja, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu lainnya, seperti teknik, teknologi, dan ilmu alam lainnya. Dengan demikian, materi pemersatu juga memberikan dasar yang kuat bagi pemahaman yang lebih luas tentang fenomena-fenomena fisika dan aplikasinya dalam berbagai bidang keilmuan.

Pendidikan vokasional merupakan pendidikan yang lebih berorientasi pada praktik serta menggambarkan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.  Pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan model pendidikan yang menitikberatkan pada keterampilan individu, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia usaha/industri yang bermitra dengan masyarakat usaha dan industri dalam kontrak dengan lembaga-lembaga asosiasi profesi serta berbasis produktif. 

Selain menguasai kompetensi keahlian sesuai dengan bidangnya, peserta didik bidang vokasional perlu menguasai keterampilan menghadapi abad 21 antara lain keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif, metakognisi, berkomunikasi, berkolaborasi, literasi (digital, visual, dan teknologi), serta kemampuan dalam menjalani kehidupan dan karir.  Four C skill merupakan kompetensi abad 21 yang terdiri dari keterampilan komunikasi, kreatif, kolaborasi, dan berpikir kritis. 

Baca juga : Gap Antara Sekolah dan Industri Penyebab Tingginya Angka Pengangguran

Pembelajaran pada masa ini harus didasarkan pada keempat keterampilan tersebut agar karakteristik dalam pembelajaran abad 21 bisa tercapai. Oleh sebab itu, guru harus menyusun sebuah desain pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan pada pembelajaran abad 21. 

Kenyataan pada pembelajaran di sekolah, peserta didik belum semua mendapatkan keterampilan abad 21. Pembelajaran di abad 21 harus dapat mempersiapkan generasi manusia Indonesia menyongsong kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Pekerjaan di abad 21 bersifat lebih internasional, multikultural dan saling berhubungan. 

Fisika sebagai ilmu dasar dimanfaatkan untuk memahami ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi. Sebagai komponen dalam kurikulum, pelajaran fisika bermakna dalam membina segi intelektual, sikap, minat, keterampilan, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Penemuan-penemuan dalam fisika menjadi dasar bagi industri dan teknologi modern, seperti bidang komputer, transportasi, komunikasi, kesehatan, teknik sipil dan arsitektur. 

Konsep fisika esensial untuk masing-masing bidang teknik dapat berbeda sesuai dengan karakteristik bidang teknik tersebut. Untuk memperkuat kepakaran penulis, rencana penelitian selanjutnya adalah melakukan analisis konsep fisika esensial yang lebih luas dan mendalam tentang konsep fisika pada teknik sipil (jalan, jembatan, bangunan), konsep fisika diperdalam pada konsep keseimbangan benda tegar: gaya berat, gaya tegang, gaya normal, gaya gesek, gaya pegas, getaran dan gelombang. 

Usaha pembaruan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran di semua tingkat pendidikan diantaranya mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan dan memenangkan persaingan di era globalisasi. Untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, maka pembelajaran yang diterapkan hendaknya memfokuskan pada pengajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sementara itu, untuk memperkuat kepakaran pada bidang pembelajaran fisika, akan dilakukan penelitian yang mendalam tentang perlunya penguatan keterampilan berpikir tingkat tinggi (keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, dan keterampilan pemecahan masalah) dengan  analisis bibliometric dan diperkuat dengan hasil penelitian sendiri (instead of merujuk pada hasil penelitian orang lain).  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat