Produk Inovasi Ring Jantung dari UGM Siap Masuk Tahap Uji Klinis
RING JANTUNG atau stent jantung yang dihasilkan tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap masuk ke tahapan uji klinis. Ring jantung atau disebut juga stent jantung yang dibuat oleh peneliti UGM dinamakan Inastent.
Pengambilan nama tersebut sebagai bentuk apresiasi dari hasil inovasi peneliti dari karya anak bangsa.
Tim Universitas Gadjah Mada melakukan riset stent jantung sudah dimulai sejak 2013 lalu dan bahkan telah mendapatkan patent yang terkait dengan desain dan bahan prototipe ring jantung. Riset ini melibatkan 40 peneliti termasuk di dalamnya kalangan mahasiswa.
Baca juga : Peneliti Kembangkan AI yang Bisa Deteksi Risiko Gagal Jantung
Anggota tim peneliti Profesor Widowati Siswomihardjo, Sabtu (6/7) mengatakan produk inovasi di bidang kesehatan ini tengah diuji coba untuk dipasangkan pada hewan yang lebih besar dari sebelumnya. Apabila berhasil dan tidak menemui banyak kendala, produk ini akan diuji pada manusia atau pasien yang mengalami riwayat penyakit jantung.
“Jika tidak ada kendala, kita targetkan akan dilakukan uji klinis mulai tahun depan,” kata Widowati.
Menurut Widowati, riset stent jantung ini terbilang berlangsung cukup lama karena di awal membutuhkan proses panjang dalam pembuatan prototipe dan pemilihan bahan ring jantung dengan melibatkan peneliti lintas disiplin.
Baca juga : Jemaah Haji yang Sakit Jantung Berhasil Dioperasi di Madinah
“Kini, bisa dikatakan ada dua inovasi riset yang kita lakukan, terkait bahan metal stent yang sudah dipatenkan sebagai stent generasi pertama. Untuk generasi selanjutnya terkait drug eluting stent,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi UGM ini.
Soal prospek produk inovasi ini bisa diproduksi massal, Widowati mengaku dirinya tidak terburu-buru mengejar target tersebut dikarenakan memerlukan waktu untuk tahapan uji klinis. “Prosesnya sangat menantang dan sejauh ini hasilnya sudah bagus,” jelasnya.
Widowati menegaskan jika nantinya produk ini berhasil melalui tahapan uji klinis dan mendapat izin uji edar, diharapkan bisa kompetitif dengan produk impor.
“Seharusnya lebih murah dan dicover BPJS,” pungkasnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Marmoset, Si Kecil dari Hutan yang Ternyata Punya "Nama" untuk Panggil Teman
"Donat" Raksasa Ditemukan di Logam Cair Inti Bumi
Bioprospeksi di TN Gunung Ciremai Buahkan Hasil
Gunung Bawah Laut Empat Kali Tinggi Burj Khalifa Ditemukan
Jejak Dinosaurus Ungkap Jalan Raya Kuno yang Menghubungkan Afrika dan Amerika Selatan
Nanoplastik Semakin Banyak Menyusup ke Dalam Otak Manusia
Akademisi Sarankan Beri Sapi Konsentrat Immunobooster Pascaterinfeksi PMK
UGM Luncurkan Pesawat Nirawak Palapa S-1
Tim Peneliti Internasional Temukan Keunikan dan Rahasia Karst Banggai
Risiko Doping, Pakar Ingatkan Atlet untuk Tidak Konsumsi Obat Sembarangan
1.000 Akademisi UGM Nyatakan Sikap Darurat Demokrasi
Carbon Capture dari Limbah Tongkol Jagung
Partisipasi Masyarakat dan Peran Pemda dalam Upaya Pemberantasan Mafia Tanah
Menafsir Sandal Jebol Faisal Basri
Membela Perbedaan
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap