visitaaponce.com

BRIN Kembangkan Aplikasi Mobile untuk Kontrol Konsumsi Gula, Garam dan Lemak

BRIN Kembangkan Aplikasi Mobile untuk Kontrol Konsumsi Gula, Garam dan Lemak
Ilustrasi(kemkes.go.id)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan aplikasi mobile untuk mengontrol konsumsi gula, garam dan lemak (GGL). Hal ini sebagai salah satu cara untuk melakukan intervensi dan edukasi perilaku konsumsi GGL, khususnya di kalangan remaja.

“GGL merupakan tiga unsur yang sering dikonsumsi setiap hari. Mengonsumsi GGL berlebih dapat menyebabkan obesitas, hyperglikemia, dan hyperkolesterol. Oleh karena itu untuk mengendalikan perilaku konsumsi GGL yang berlebihan diperlukan suatu intervensi edukasi yang tepat dan efektif seperti aplikasi edukasi GGL pada remaja,” ucap Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi (PR Kesmaszi) Mugi Wahidin dalam keterangan resmi, Senin (5/8).

Mugi menyampaikan bahwa penyakit tidak menular merupakan masalah yang sangat besar di dunia termasuk Indonesia. Disebutkannya, 70% kematian itu terjadi akibat penyakit tidak menular terutama strok, penyakit jantung, diabetes, dan kanker yang disebabkan oleh perilaku berisiko termasuk mengonsumsi GGL secara berlebihan.

Baca juga : BRIN Kucurkan Dana Riset Rp700 Miliar untuk Masyarakat Umum

Di sisi lain, Mugi mengatakan bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) sudah banyak dimanfaatkan di segala bidang, termasuk bidang kesehatan. AI bisa menganalisis data medis secara masif dan mendalam yang berguna untuk membantu tenaga medis dalam mengenali penyakit serta memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat dan efektif.

Mugi menambahkan, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia sangat luar biasa. 65,87% penduduk menggunakan telepon seluler, dan 85,82% penduduk berusia 10 tahun ke atas sudah menggunakan atau mengakses internet. Oleh karena itu kita bisa memanfaatkan adanya perkembangan teknologi seperti ini untuk upaya edukasi pada remaja.

“Dengan demikian pada tahun 2023 kami melakukan suatu penelitian untuk mengembangkan suatu model intervensi edukasi berbasis digital, harapannya dapat dilanjutkan menjadi berbasis AI. Konsepnya sudah ada tinggal dikembangkan lebih lanjut terutama untuk membatasi atau mengendalikan konsumsi GGL” kata Mugi.

Baca juga : Unas Gandeng BRIN Perkenalkan Metode Rames ke Peneliti dan Akademisi

Dijelaskan pula bahwa tujuan dari penelitian tersebut adalah dengan mengetahui sumber asupan makanan tinggi gula, garam, dan lemak pada remaja, maka dapat mengembangkan model dan mengetahui pengaruh intervensi pengetahuan remaja perkotaan tentang penurunan intake gula, garam dan lemak dengan menggunakan aplikasi mobile.

Sasaran studinya adalah remaja SMA berusia 16-18 tahun. Target penelitian menghasilkan prototipe aplikasi mobile intervensi pengetahuan tentang penurunan konsumsi gula, garam, dan lemak pada remaja perkotaan.

Desain studi yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen/eksperimen semu. Kelompok intervensi menggunakan aplikasi berbasis web apps di telepon seluler dan kelompol kontrol menggunakan media edukasi standar yaitu buku saku GGL yang bisa diperoleh dan dibaca oleh masyarakat termasuk remaja di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga : BRIN Gandeng Wilmar dan Syngenta Kembangkan Benih Padi Unggul

”Model digital berbasis website dan aplikasi sudah dapat digunakan dan cukup diterima oleh remaja dengan penilaian sebagian besar cukup puas dan puas, tetapi perlu dikembangkan lagi teknologi interaktifnya agar lebih menarik untuk meningkatkan pengetahuan sehingga mengubah pola makan dan perilaku berisiko lainnya. Oleh karena itu perlu dikembangkan dengan teknologi AI,” pungkas Mugi.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Wahyu Pudji Nugraheni, menambahkan penggunaan AI dalam bidang kesehatan telah memberikan banyak manfaat bagi tenaga medis, peneliti dan pasien.

“Teknologi AI telah mengubah landscape dunia kesehatan dengan berbagai inovasi. Tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kesehatan tetapi juga membantu dalam edukasi kesehatan yang lebih personalisasi bagi individu,” tuturnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat