Kebiasaan Merokok Masih Menjadi Bom Waktu bagi Generasi Muda Jelang Indonesia Emas 2045
KEBIASAAN merokok di kalangan generasi muda, masih menjadi bom waktu menjelang Indonesia Emas 2045. Hal ini dikemukakan oleh Duta 2 Anti Napza UGM tahun 2024, Ahmad Fikri Zauoki, saat mengisi seminar dengan tajuk Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Hidup di Kalangan Sivitas
dengan Mempromosikan Gaya Hidup Bebas Rokok dan NAPZA di Auditorium drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Jumat (9/8).
Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fapet, Prof. Ir. Yuny Erwanto, ini dilakukan
secara bauran.
"Indonesia terancam tidak akan mendapatkan bonus demografi tahun 2030 karena perokok anak hari ini berisiko mengidap penyakit kronis karena
rokok saat mereka masuk usia produktif," kata Fikri.
Baca juga : Implementasi PP Pengendalian Tembakau, Jangan Hanya di Atas Kertas
Fikri menjelaskan prevalensi perokok di Indonesia juga masih tinggi di angka 33,5 persen di tahun 2021. Jumlah perokok pun meningkat dari 59,8
juta ke 68,9 juta orang. "Perokok di Indonesia ini mulai merokok di usia muda antara 15-19 tahun," imbuhnya.
Dengan kondisi tersebut maka Fikri berharap ada kesadaran dan pendidikan tentang efek bahaya dari tembakau yang tidak hanya memengaruhi kesehatan individu tetapi juga membebani sistem kesehatan masyarakat.
Di tempat sama, M. Zaidan Zianurrahman Ghozali, mahasiswa IUP FKKMK yang juga Duta 1 Anti Napza UGM, menyampaikan pentingnya terlibat dalam
kegiatan positif yang menjauhkan individu dari penggunan narkoba. Napza, imbuh Zaidan, akan menimbulkan kecanduan dan berbagai masalah sosial.
Baca juga : PP No 28/2024 belum Tegas, masih Bisa Dikompromikan
"Wawasan ini sangat relevan dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama terkait dengan poin kehidupan sehat dan sejahtera, akses terhadap air bersih dan sanitasi, serta pendidikan berkualitas," kata Zaidan.
Di fakultas yang sama, Tim SDGs Fakultas Peternakan (Fapet) UGM mengikuti Training of Trainers Sustainable Development Goals yang diadakan oleh universitas, Jumat (9/8) di FKKMK UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi fakultas dan sekolah di lingkungan UGM. ToT melibatkan Kepala Kantor Administrasi, PIC SDGs fakultas dan humas.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, menekankan pentingnya pemberitaan akan peran Universitas Gadjah Mada dalam upaya meningkatkan capaian SDGs."Perguruan tinggi memegang peran penting dalam tercapainya Sustainable Development Goals, tak terkecuali Universitas Gadjah Mada yang selama ini memasukkannya dalam Tridharma Perguruan Tinggi," kata Wening.
Baca juga : Rokok dan Kanker Paru
Ia menambahkan inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Kepala Kantor Administrasi, Humas, dan dosen yang bertanggung jawab atas Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat fakultas.
Harapannya diseminasi informasi fakultas tidak hanya menjadi tanggung jawab bagian humas, namun menjadi tanggung jawab bersama civitas fakultas.
"Sesi pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan serta pengetahuan yang diperlukan sehingga bisa secara efektif mengomunikasikan kontribusi fakultas terhadap SDGs ke universitas," imbuhnya.
Baca juga : Ditunggu, Aturan Penjualan dan Promosi Rokok dalam PP 28/2024
Materi pelatihan dibawakan oleh Sentagi Sesotya Utami, Koordinator Bidang Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas Gadjah Mada, yang berbagi tips meningkatkan pemberitaan SDGs di UGM.
Materi kedua dibawakan oleh Kepala Biro Transformasi Digital, Dr. Mardhani Riasetiawan, yang memaparkan capaian pemberitaan SDGs masing-masing fakultas dan berbagi wawasan tentang pentingnya SDGs dalam pendidikan tinggi.
ToT ini menurut Kepala Kantor Administrasi (KKA) Fapet UGM, Nurma Diani Sekarsih, S.Pd., MBA., merupakan langkah signifikan untuk meningkatkan
kapasitas fakultas dalam melaporkan kontribusi pembangunan berkelanjutan.
"Dengan memberdayakan Kepala Kantor dan tim di tingkat fakultas harapannya kami lebih siap berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Semoga pelatihan serupa bisa diberikan kepada dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa agar pemberitaan SDGs semakin
meningkat," harap Nurma. (H-2)
Terkini Lainnya
Mengapa Ketika Berbicara Mulut Keluar Busa Putih?
Titik Jenuh Pemuda Unibraw Kampanyekan Berhenti Merokok Saat Berkendara
Perda Disetujui, Jawa Timur Akan Miliki Kawasan Tanpa Rokok
Ironi Kebijakan Golden Visa dan Pelarangan Jual Rokok Eceran
Ditunggu, Aturan Penjualan dan Promosi Rokok dalam PP 28/2024
Pemerintah Perlu Pendekatan Baru Tekan Prevalensi Perokok yang tetap Tinggi
Tekan Konsumi Rokok Anak dan Remaja: Dilarang Jual Eceran
Implementasi PP Pengendalian Tembakau, Jangan Hanya di Atas Kertas
PP No 28/2024 belum Tegas, masih Bisa Dikompromikan
Kenapa Pria Lebih Banyak Terkena Kanker Paru-Paru? Ini Penjelasan dari Ahli
Refleksi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Mendialogkan Pemikiran Fransiskan dengan Perspektif Sufi Yunus Emre
Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Man of Integrity Faisal Basri dan Hal-Hal yang belum Selesai
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap