DPR Sebut Pemerintah Gagal Capai Target Stunting 14
PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi dalam pidato Kenegaraannya di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menyebut terjadinya penurunan prevalensi stunting atau tengkes dari 37% pada 2014 menjadi 21,5% pada 2023.
Baca juga : DPR Sebut Pemerintah Gagal Capai Target Stunting 14%
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Netty Prasetiyani Aher mengatakan penurunan stunting masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 14% pada 2024.
"Janganlah berbangga dengan capaian tersebut karena masih jauh dari target. Justru harus dilakukan evaluasi menyeluruh mengapa pemerintah gagal mencapai targetnya" terangnya, Sabtu (17/8).
Baca juga : Intervensi Penanganan Serentak Harus Mampu Akselerasi Penurunan Prevalensi Stunting
Oleh sebab itu, politikus asal Jawa Barat ini meminta pemerintah agar terus menguatkan program penurunan prevalensi stunting yang difokuskan kepada keluarga pra-sejahtera.
“Intervensi terhadap keluarga pra-sejahtera ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Para remaja, calon pengantin, ibu hamil dan keluarganya harus mendapat perhatian serius. Bahkan, perlu disiapkan insentif finansial untuk memeriksa dan memenuhi kebutuhan makanan bergizi mereka,” katanya.
Baca juga : Penimbangan Nasional Serentak Diharapkan Capai 95% Anak untuk Deteksi Stunting
Selain soal prevalensi stunting, Netty juga memberikan catatan soal capaian kesehatan yang disampaikan presiden.
Baca juga : Motor Trail untuk Revolusi Mental, DPR RI Pertanyakan Fungsi Perencanaan Bappenas
"Kita masih punya pekerjaan rumah yang besar pada sistem kesehatan nasional, terutama terkait implementasi jaminan kesehatan nasional. Masih banyak rakyat Indonesia yang menunggak iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sehingga terkendala dalam layanan jaminan kesehatan," katanya.
Selain itu, menurutnya, fasilitas kesehatan kita terutama di daerah 3T masih sangat kurang dan kondisinya tidak layak.
"Harus ada political will dari pemerintah untuk menyiapkan tenaga medis, obat-obatan, alat-alat kesehatan dan fasilitas lain, termasuk dukungan infrastruktur di daerah tersebut," katanya.
"79 tahun kita sudah merdeka, tapi masih banyak warga negara Indonesia yang kalau sakit dan mau berobat harus ditandu secara tradisional ke fasilitas kesehatan yang kondisinya juga mengenaskan," tambahnya.
Netty berharap pemerintahan era berikutnya dapat memperbaiki sistem kesehatan nasional secara baik dan nyata.
"Buktikan janji-janji kampanye pada rakyat, jangan hanya jadi slogan dan jargon. Rakyat menantikan makna hakiki kemerdekaan dalam kehidupan yang adil dan sejahtera," katanya. (H-3)
Terkini Lainnya
Politikus PKS Prihatin RUU PPRT Mangkrak 20 Tahun di DPR
RUU PPRT Ciptakan Kenyamanan dan Keamanan PRT di Tanah Air
Komnas Perempuan Minta DPR RI Percepat Bahas RUU PPRT
Pimpinan DPR Tetap Dapat Rumdin, Tidak Diganti Tunjangan
Pelibatan Diaspora Langkah Strategis dalam Pengembangan Pariwisata Nasional
Pimpinan DPR Tidak Dapat Tunjangan Rumah Dinas
Kurikulum Sekolah Damai
79 Tahun TNI, Transisi Kepemimpinan dan Tekad untuk Indonesia Emas
Pertautan Muslim Indonesia dan Tiongkok Menyambut 75 Tahun Hubungan Diplomatik Dua Bangsa
Pemerintahan Baru dan Reformasi Pemilu
Pembangunan Manusia dan Makan Bergizi Anak Sekolah
Menunggu Perang Besar Hizbullah-Israel
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap