visitaaponce.com

Risiko Doping, Pakar Ingatkan Atlet untuk Tidak Konsumsi Obat Sembarangan

Risiko Doping, Pakar Ingatkan Atlet untuk Tidak Konsumsi Obat Sembarangan
Ilustrasi konsumsi obat-obatan.(Dok. Freepik)

DOSEN Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM), sekaligus Staf Bidang Iptek dan Litbang KONI DIY, Arko Jatmiko Wicaksono, menyampaikan, disiplin dalam berlatih dan menjaga asupan gizi menjadi salah satu faktor pendukung bagi atlet untuk bisa menggapai prestasi gemilang. Namun, ia juga mengingatkan, para atlet harus berhati-hati dalam mengkonsumsi obat meskipun untuk keperluan pengobatan. Alasannya, tidak menutup kemungkinan obat yang dikonsumsi mengandung zat doping.

“Mengingat sulitnya mengetahui apakah suatu sediaan obat mengandung zat doping atau tidak, sehingga perlu mengidentifikasi jenis obat-obatan yang diresepkan,” terang dia dalam siaran pers, Rabu (28/8).

Dirinya kini tengah mengembangkan aplikasi skrining doping yang akan sangat membantu tim medis dalam mengidentifikasi jenis obat-obatan yang diresepkan menjelang PON 2024.

Baca juga : Tiongkok Serukan Lebih Banyak Tes Doping kepada Atlet AS

“Melalui aplikasi ini, tim medis dengan mudah dapat mengetahui apakah sediaan obat yang akan telah diberikan kepada atlet masuk kategori daftar doping atau bukan,” ucapnya.

Jika obat yang dibutuhkan mengandung zat doping namun benar-benar dibutuhkan oleh Atlet akibat kondisi medis khusus yang dialaminya, maka izin penggunaan khusus (TUE) dapat diajukan kepada National Anti-Doping Organization (IADO).

Ia menyebutkan beberapa kondisi-kondisi medis khusus yang dimaksud antara lain pengobatan akibat cedera serius, Atlet dengan riwayat Asma kambuhan, Atlet dengan penyakit jantung, ataupun karena ada riwayat medis lain yang memaksa Atlet harus mengkonsumsi obat tersebut tanpa ada pilihan obat lain yang setara.

Baca juga : Kasus Doping Pertama Ditemukan di Olimpiade Paris 2024

Arko mengingatkan para atlet agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat yang mengandung zat doping. Misalnya, atlet PON 2021 setelah masa pengobatan terbukti mengkonsumsi doping.

“Setidaknya pada PON 2021 lalu, 3 orang peraih medali Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu, dicabut kemenangannya, diminta mengembalikan seluruh hadiah yang diterima beserta bonusnya, dan mendapat skorsing bahkan hingga 4 tahun,” terang dia.

Ia pun memperingatkan seluruh Atlet yang akan berlaga pada PON 2024 di awal September 2024 nanti agar berhati-hati ketika mengonsumsi obat-obatan. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat