BRIN Kembangkan Instrumen Pengamatan Antariksa Berbasis Satelit

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini tengah melakukan penelitian, pengembangan, dan pembuatan instrumen pengamatan cuaca antariksa berbasis satelit.
"Kita sedang memulai selangkah demi selangkah untuk bisa menuju ke arah pengembangan pengamatan sains antariksa berbasis satelit,"kata Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Rizal Suryana melalui keterangan di Jakarta, Kamis (29/8).
Rizal menekankan urgensi pengembangan instrumen pengamatan sains antariksa berbasis satelit, karena selama ini, pengamatan cuaca antariksa hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat pengamatan buatan luar negeri.
Ia memaparkan spesifikasi sistem pengamatan sains antariksa berbasis satelit harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pengamatan cuaca
antariksa, serta harus memperhatikan kapasitas satelit tersebut.
Pengamatan cuaca antariksa berbasis satelit, ungkap Rizal, dilakukan dengan membawa sensor atau alat pengamatan yang disematkan pada satelit, yang mana sensor atau alat pengamat tersebut akan mengukur parameter cuaca antariksa sepanjang lintas pada ketinggian tertentu sesuai dengan orbit satelit.
"Keuntungan pengamatan berbasis satelit yaitu memiliki jangkauan yang luas dan dapat menjangkau lokasi yang tidak bisa diamati pada pengamatan landas bumi, memiliki resolusi spasial dan temporal yang tinggi dan pengamatan dilakukan secara terus menerus tanpa terganggu oleh kondisi cuaca atau waktu siang atau malam sehingga, ini memberikan data jangka panjang yang konsisten untuk penelitian ilmiah,"tuturnya.
Rizal menyebut cuaca antariksa dapat memancarkan radiasi elektromagnetik dan partikel-partikel bermuatan secara terus menerus. Intensitas radiasi tersebut akan meningkat ketika aktivitas matahari mengalami peningkatan. Cuaca antariksa, kata dia, akan memberikan pengaruh terhadap penggunaan teknologi, baik berbasis satelit atau tidak berbasis satelit. Pada satelit, cuaca antariksa dapat menyebabkan kerusakan pada solar cell dan komponen elektronika satelit dan hambatan gerak satelit.
Di samping itu, lanjutnya, cuaca antariksa juga dapat berpengaruh pada akurasi penentuan posisi Global Positioning System (GPS), sinyal komunikasi satelit dan komunikasi radio High Frequency (HF), serta operasional satelit. (Ant/H-3)
Terkini Lainnya
Gaia Menyelesaikan Pengamatan Bintangnya, Tinggalkan Warisan Kosmik
Asosiasi Antariksa Indonesia Diresmikan
Blue Ghost, Misi yang Menandai Awal Eksplorasi Baru di Bulan
Jules Verne: Inspirasi Awal Penjelajahan Antariksa
Menarik! Ini 5 Misi Antariksa yang Paling Dinantikan Akan Meluncur pada 2025
Teleskop Radio Baru Tiongkok Resmi Beroperasi, Dorong Eksplorasi Deep Space
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 18 Februari 2025: Hujan Siang-Malam
Prakiraan Cuaca Hari Ini, 18 Februari 2025: Waspada Hujan Lebat di Wilayah Sumatera, Jawa dan Bali
Layar Surya: Inovasi Baru untuk Peringatan Dini Badai Geomagnetik dan Navigasi Satelit
Awas, Jawa Tengah Bagian Selatan Berpotensi Cuaca Ekstrem Senin 17 Februari 2025
Modifikasi Cuaca di Jakarta hanya untuk Cegah Cuaca Ekstrem
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Februari 2025: Hujan sampai Rabu
Ketika Menhan AS Beretorika
Alternating Family dan Perkembangan Keluarga Generasi Z
Hilangnya Kejujuran
Proyek Genom Manusia, Pedang Bermata Dua
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap