Masyarakat Diminta Berani Bersikap Hadapi Perundungan
PSIKOLOG Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra mengimbau masyarakat agar berani menyatakan sikap dan bertindak tegas agar tidak menjadi korban perundungan (bullying).
"Mengemukakan secara jelas pada si pembully bahwa Anda tidak berkenan dengan perlakuan yang bersangkutan. Harus menunjukkan sikap yang jelas mengenai apa yang disukai atau tidak," kata Novi, Kamis (5/9).
Ia menyampaikan tindakan bullying tidak hanya terjadi pada anak-anak ataupun remaja, tetapi juga dialami oleh orang dewasa.
Baca juga : Praktik Bullying di Kalangan Mahasiswa PPDS Karena Adanya Pembiaran
Guna mencegah adanya bullying di kantor atau tempat kerja, karyawan disarankan untuk mencari sistem layanan yang dapat membantu menyelesaikan kasus ini secara sistem, seperti melapor ke bagian human resource development (HRD).
Selain itu, juga meminta teman terdekat untuk turut memperhatikan serta bersedia membantu jika dibutuhkan.
Kemudian, yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma akibat bullying di antaranya adalah membuat aktivitas baru yang positif di luar aktivitas kantor agar hidup lebih bermakna dan bertambah energi positif.
Baca juga : Ini yang Perlu Dilakukan untuk Cegah Perundungan di Sekolah
Namun, Novi meminta karyawan untuk tidak segan-segan mengundurkan diri dari perusahaan atau resign apabila perundungan sudah tidak mampu diatasi.
Menurut dia, korban bisa memutuskan untuk pergi dari lingkungan kerja yang buruk agar tidak mengganggu produktivitas serta merusak kesehatan mental.
"Move on dari lingkungan yang toksik dan pindah lingkungan baru serta memaafkan masa lalu dan belajar dari apa yang telah terjadi. Jika masih belum bisa mengelola, bisa meminta bantuan ahli untuk dapat penanganan yang tepat," ujarnya.
Baca juga : Marak Kasus Bullying Anak, Kak Seto: Kominfo Perlu Basmi Game yang Miliki Unsur Kekerasan
Ia juga mendorong agar perusahaan atau tempat kerja agar memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mencegah tindakan bullying sekaligus penanganannya.
Yang tidak kalah penting adanya budaya kekeluargaan, saling menghargai, budaya keterbukaan, dan keadilan di tempat kerja sebagai fondasi utama pencegahan bullying.
"SOP dan penanganan ketika terjadi bullying sangat penting di organisasi manapun. Namun yang lebih penting lagi adalah penciptaan kultus atau budaya di sebuah kantor," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Kasus Pungli dan Bullying Kemenkes Bekukan PPDS FK Unsrat-RS Kandou
Angka Kekerasan dan Perundungan Masih Tinggi di Masyarakat
Setop Sebar Video Perundungan di Media Sosial
Siswa Berkebutuhan Khusus Korban Perundungan di SMPN 8 Depok Alami Luka Serius
KPAI Datangi Korban Perundungan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di SMPN 8 Depok
Cara Darul Hikam Berjuang Mengatasi Banyak Kendala di Dunia Pendidikan
Ini Tips untuk Mengatasi Doom Spending
Burnout di Tempat Kerja? Ini Solusinya Menurut Sang Ahli
Sering Dianggap Sama, Apa Sih Perbedaan Antara Psikolog dan Psikiater?
Psikolog: Sulitnya Situasi Ekonomi Pengaruhi Angka Kekerasan pada Anak
Ini Tips Agar Anda Bisa Membatasi Diri dalam Mengikuti Tren Hiburan
Bunuh Diri Dianggap Sebagai Jalan Keluar dari Masalah Hidup yang Kompleks
Balada Generasi Sandwich di Indonesia
Perdagangan Internasional: Menavigasi Tantangan dan Peluang Baru
Air, Sanitasi, dan Higienis (WASH)
Pemerintahan Baru dan Reformasi Pemilu
Pembangunan Manusia dan Makan Bergizi Anak Sekolah
Menunggu Perang Besar Hizbullah-Israel
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap