visitaaponce.com

Penanganan Stunting Belum Didukung secara Maksimal

 Penanganan Stunting Belum Didukung secara Maksimal
Petugas posyandu melakukan pemeriksaan pada balita untuk mencegah stunting.(Dok. Antara)

DOKTER dan Ahli Gizi Masyarakat, Tan Shot Yen menjelaskan masalah stunting akan terus terjadi jika tidak ada kesadaran dari semua pihak, terutama produsen dari susu formula.

"Penanganan stunting nggak maksimal karena banyak hal-hal yang justru kontra produktif dibiarkan seperti masih ada iklan susu formula makin gila, bahkan masuk ke media sosial dan terang-terangan merekrut ibu-ibu sebagai pelaku iklan jadi influencer, produk-produk pangan bayi dan anak yang semakin bikin orang tua malas memberikan makanan bergizi pada anak," kata Tan Shot Yen saat dihubungi, Jumat (6/9).

Ia juga menceritakan sering mendapat aduan dari masyarakat bahwa ada produk popok bayi yang dibeli secara daring mendapatkan hadiah susu formula. Kemudian cara iklan produk makanan anak lainnya yang kurang terpenuhinya gizi anak.

Baca juga : Sebanyak 7.171 Balita Terindikasi Stunting di Temanggung Dapatkan Penanganan

"Masyarakat sudah gerah dan marah, terutama yang melek literasi. Maka yang diperlukan adalah kolaborasi pentahelix harus ada kesepahaman bukan cari untung sendiri-sendiri," ujar dia.

Sebelumnya pemerintah melakukan rakornas stunting yang merupakan pertemuan koordinasi tahunan untuk membahas program percepatan penurunan stunting pada tingkat nasional. Rakornas tersebut melibatkan peserta dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan kabupaten/kota, mitra pembangunan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi, serta pemangku kepentingan lainnya.

Tahun ini sebagai tahun terakhir pelaksanaan percepatan strategi nasional pencegahan stunting yang dimulai sejak 2018 dan juga tahun terakhir implementasi Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

Rakornas kali ini akan fokus mengupas berbagai kemajuan yang telah ditunjukkan dalam upaya penurunan stunting di Tanah Air.

"Masalah stunting hanya 30% dari urusan gizi yang capai 70% justru tidak dibenahi. Sekitar 70% itu soal pencegahan dan penanggulangan dari aspek non gizi seperti edukasi, pola asuh, sanitasi, hak hidup anak bebas dari polusi dan asap rokok, imunisasi, bebas anemia, literasi orang tua, dan sebagainya," pungkasnya. (Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat