visitaaponce.com

Bank Dunia Prapandemi, 35 Anak Sekolah Dasar di Indonesia Tidak Cakap Membaca

Bank Dunia: Prapandemi, 35% Anak Sekolah Dasar di Indonesia Tidak Cakap Membaca
Siswa menyantap makanan saat pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis di SDN 07 Cideng, Jakarta, Senin (19/8/2024).(ANTARA/MUHAMMAD RAMDAN)

INDONESIA dan negara-negara di seluruh dunia perlu mendorong investasi di pendidikan meskipun tengah menghadapi tantangan ekonomi. Rekomendasi ini didasarkan pada penelitian ekstensif termasuk studi tahun 2020 dari Washington Center for Equitable Growth yang menemukan bahwa setiap 1 dolar AS yang dibelanjakan untuk pendidikan menghasilkan pengembalian sebesar 1,66 dolar AS dalam aktivitas ekonomi di kemudian hari dengan efek yang lebih besar selama resesi.

Menurut Bank Dunia, di Indonesia pada tahun 2019, tepat sebelum pandemi, 35% anak-anak di usia tingkat akhir sekolah dasar (SD) tidak cakap membaca. Padahal, meningkatnya secara pesat AI Generatif atau kecerdasan buatan dan otomatisasi telah mengubah ekonomi global, sementara kurikulum pendidikan masih merujuk pada kebutuhan ekonomi di abad ke-20.

HP Futures Initiative memprakarsai pertemuan lebih dari 100 pakar pendidikan dan pembuat kebijakan di seluruh dunia untuk mengatasi kesenjangan pembelajaran global.

Baca juga : Materi Perubahan Iklim Perlu Dimasukkan dalam Kurikulum SD Hingga Perguruan Tinggi

Tujuan kegiatan ini mengembangkan serangkaian rekomendasi praktis untuk menutupi kesenjangan pembelajaran, terutama karena dunia sedang menuju kegagalan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa/SDG’s nomor 4 untuk mencapai pendidikan berkualitas universal pada tahun 2030.

HP Futures initiative berupaya mengatasi tantangan ini, dan laporan perdana menyarankan tindakan yang dapat meningkatkan akses terhadap pendidikan yang baik. Rekomendasi yang disampaikan antara lain:

  1. Mendesain ulang sistem pendidikan dalam rangka menciptakan sekolah dan kurikulum yang sesuai untuk masa depan. Rekomendasi utama meliputi memiliki pendekatan yang benar-benar efektif terhadap AI; menerapkan sistem sekolah hibrida dengan campuran format pembelajaran sinkron dan asinkron. 

    Baca juga : 37 Surat dalam Juz Amma dengan Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan

    Langkah lain adalah memusatkan keterampilan belajar sosial dan emosional dalam kurikulum; tidak lagi mencerminkan sistem industri yang ketinggalan zaman dengan memisahkan mata pelajaran; mereformasi penilaian untuk memastikan kesetaraan hasil yang lebih besar; mereformasi kurikulum untuk berfokus pada penanaman rasa tanggung jawab pada kaum muda dalam menangani krisis iklim.

  2. Memberikan intervensi pada tahun-tahun awal untuk membantu kaum muda yang kurang beruntung dalam mendapatkan keahlian ekonomi berbasis pengetahuan dan keahlian yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan (AI-Proof) dari usia dini

  3. Memenuhi komitmen yang ada terhadap hal-hal mendasar di pendidikan, termasuk menyediakan pendidikan prasekolah universal dan memastikan transisi anak perempuan ke pendidikan menengah.

    Baca juga : Dorong Revisi Perda Pendidikan untuk Wujudkan Sekolah Gratis di Jakarta

  4. Mengembangkan sistem penilaian dan pengumpulan data nasional yang merupakan investasi paling efektif di pendidikan saat ini.

  5. Subsidi peralatan/teknologi pendidikan yang membantu siswa mendapatkan pendidikan baca tulis dan menghitung, termasuk akses pembelajaran bahasa untuk seluruh siswa

  6. Berinvestasi dalam berbagai inisiatif peningkatan keterampilan guru, termasuk memerangi kemampuan digital yang rendah di kalangan guru, dan memungkinkan para pengajar untuk beradaptasi pada era pengajaran berbasis teknologi pendidikan dan artificial intelligence (AI)

    Baca juga : Optimalkan Peran Orang Tua dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Awal Tahun Ajaran Baru

HP memperkenalkan program baru untuk meningkatkan pengembangan kompetensi digital pada generasi mendatang yakni HP Read.ai, yang menjawab tantangan peningkatan literasi dasar dengan memberdayakan guru untuk menciptakan solusi melalui penelitian, design thinking. 

Program lain adalah memanfaatkan AI Generatif; dan HP EdTech Incubator, yang mendukung penskalaan program teknologi pendidikan yang berdampak di seluruh dunia dengan menyediakan pelatihan, inkubasi, dan bimbingan bagi para pendidik terpilih.

Chief Commercial Officer at HP & HP Futures Chair David McQuarrie mengatakan bahwa dengan lanskap yang berkembang pesat dan didorong oleh AI dan inovasi teknologi lainnya membuat generasi mendatang membutuhkan keterampilan dan kefasihan digital yang akan memungkinkan mereka untuk berkembang di abad ke-21. 

"Tujuan kami dengan HP Futures initiative adalah untuk memberikan rekomendasi yang berdampak untuk mendorong aksi nyata menuju pendidikan yang lebih adil dan inklusif," kata dia. (H-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat