BRIN Gempa Bandung Tak Berhubungan dengan Megathrust
PENELITI dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengatakan gempa berkekuatan magnitudo 4,9 di wilayah tenggara Kabupaten Bandung dan sebagian Kabupaten Garut tidak berkaitan langsung dengan aktivitas gempa megathrust.
“Kalau kaitan secara langsung, ini berbeda sistem karena megathrust sumbernya ada di zona subduksi Selatan Jawa, sedangkan gempa yang terjadi kemarin itu sesar yang lebih lokal dan dangkal,” katanya dari keterangan yang diterima Media Indonesia pada Minggu (22/9).
Baca juga : Bandung Gempa, Pakar ITB: Waspada Ancaman Sesar Aktif Selain Megathrust
Nuraini memaparkan gempa yang menimbulkan kerusakan bangunan dan kendaraan di sejumlah kecamatan itu, disebabkan oleh sumber sesar darat yang terjadi di dekat sesar lokal yakni Sesar Garsela. Dikatakan jenis sesar tersebut telah dipetakan dalam gempa nasional sejak tahun 2017, namun hingga kini pihaknya masih terus mengobservasi lebih lanjut terkait pola gempa tersebut.
“Namun masih ada beberapa pertanyaan, sebab kerusakan utama terjadi di kecamatan Kertasari yang terletak sekitar 5 km dari sisi barat Sesar Garsela. Apakah gampang kemarin itu memang betul-betul karena aktivitas dasar atau sebetulnya ada sesar lokal yang kemudian ada di daerah Kecamatan Kertasari itu memicu sebuah pertanyaan juga untuk meneliti kegempaan,” tuturnya.
Nuraini menuturkan sesar Garsela yang ditemukan pada wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya memiliki dua segmen yang dikenal sebagai Sesar Segmen Rakutai dan Segmen Kencana. Namun masih diperlukan investigasi lebih lanjut guna memastikan penyebab gempa yang terjadi di Kabupaten Bandung, terlebih bila melihat pusat kerusakan yang berada 5 Km di sisi barat pusat gempa.
Baca juga : Data Gempa Bandung, Polda Jabar: 21.696 Jiwa Terdampak, 710 Jiwa masih Mengungsi
Namun, Nuraini memprediksi bahwa gempa kali ini tidak terkait langsung dengan gempa megathrust karena berbeda letak dan posisi lempeng lantaran yang terjadi di Bandung terjadi di lempeng Eurasia.
“Jadi dia berada di kerak atau di lempeng yang berbeda, kemarin terjadi ada di lempeng Eurasia, sedangkan kalau megatrasi itu pertemuan lempeng antara Eurasia dan Indoaustralia, secara langsung jadi tidak terkait dengan megathrust,” jelasnya.
Nuraini lebih lanjut mencatat bahwa meskipun gempa ini tidak berhubungan langsung dengan megathrust. Ia menyebut ada kemungkinan aktivitas seismik di Pulau Jawa dipengaruhi oleh pergerakan lempeng di bawahnya. Oleh karena itu, investigasi lebih lanjut diperlukan, termasuk studi terhadap sesar lokal di sekitar Kertasari dan dampaknya terhadap wilayah tersebut.
“Sesar kemarin adalah sesar lokal, namun secara tidak langsung kalau kita melihat sebagian sistem bumi, akan dapat terlihat bahwa suatu sistem yang lebih besar memang aktivitas kegempaan di Pulau Jawa ataupun di Indonesia. Sehingga itu akan berdampak juga dari proses pergerakan subduksi yang menghujam di bawah pulau Jawa,” ungkapnya. (H-3)
Terkini Lainnya
Misteri Robekan Senyap Megathrust di Indonesia
BPBD Purbalingga Sebut Gempa Megathrust bukan Prediksi, Tapi Potensi
Guna Mitigasi, Pemkab Bandung Keluarkan SE Waspada Potensi Gempa Megathrust
Edukasi dan Peringatan Dini Kebencanaan akan Menekan Korban Jiwa
Ancaman Megathrust, Murid TK di Kota Padang Dilatih Simulasi Bencana
Peluang Pendidikan Pariwisata untuk Mendorong Perekonomian
Risiko dan Peluang Trumpisme
Pendidikan Bermutu dan Kesejahteraan Guru
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap