WFH Bukan Obat Mujarab Mengapa Kerja dari Rumah Tak Selalu Menyembuhkan Burnout Karyawan
DI tengah maraknya penerapan Work From Home (WFH), banyak yang berpikir bekerja dari rumah bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi burnout. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.
Alih-alih meredakan tekanan, WFH justru sering kali membawa tantangan baru yang tak terduga. Batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang semakin kabur, tuntutan yang terus menghantui, hingga rasa keterasingan, semua ini dapat memperburuk kondisi burnout yang sudah ada.
Lalu, mengapa WFH belum tentu menjadi jawaban untuk para karyawan yang kelelahan mental? Mari kita kupas lebih dalam.
Baca juga : Berdayakan Kesehatan Karyawan, Manulife Luncurkan Program Healthy Friday
Jane Cindy Linardi Psikolog RS Pondok Indah Bintaro Jaya, menjelaskan WFH belum tentu menjadi solusi dalam mengatasi gangguan kesehatan mental pekerja.
“WFH belum tentu menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi gangguan kesehatan mental pekerja. Tergantung dari jenis pekerjaannya, beberapa orang membutuhkan cara kerja yang terstruktur dan tatap muka untuk mengorganisir sesuatu,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa WFH dapat mempengaruhi keseharab mental bagi sebagian orang. “WFH juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental bagi sebagian orang. Terutama orang-orang yang memiliki kepribadian ekstrover, lebih senang bekerja dengan jadwal yang terstruktur, dan orang yang membutuhkan tenggat waktu (deadline) yang pasti untuk menyelesaikan pekerjaannya.”
Baca juga : Menciptakan Tempat Kerja Sehat Mental untuk Para Karyawan
Bagi pekerja di dunia industri kreatif yang bekerja tanpa memiliki jam spesifik, perlu diingat akan batasan personal, mengetahui kapan harus mengatakan cukup dan tidak melakukan pekerjaan jika dirasa sudah berlebihan, serta mengenal sinyal tubuh, dan tanda awal dari burnout untuk tetap menjaga kesehatan mental.
Kadang kala bagi para pekerja di beberapa tempat sering mendapati hal-hal yang tidak sesuai dengan jobsdesk-nya, karena mereka merasa sungkan untuk menolak permintaan dari atasan mereka. Lalu bagaimana solusi untuk hal itu?
“Jika dirasa pekerjaan sudah melebihi batas hingga menyebabkan burnout, sebaiknya menyampaikan secara jujur dan meminta agar beban pekerjaan dibagi dengan tim," papar Jane.
Baca juga : Catat, Ini Dia 7 Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Gangguan Mental
Lalu bagaimana cara menerapkan work-life-balance yang benar agar tubuh dapat merasa lebih segar dan tidak mudah lelah?
Dalam rangka mencapai work-life-balance, penting bagi pekerja untuk menerapkan hal-hal berikut:
- Rutin berolahraga, Olahraga memicu produksi hormon endorfin. Hormon ini berfungsi untuk memberikan rasa senang dan bersemangat. Selain itu, olahraga rutin juga dapat memperbaiki suasana hati (mood).
- Memanfaatkan waktu istirahat di kantor dengan optimal (tidak sambil mengerjakan pekerjaan. Jika butuh waktu untuk sendiri maka dapat menolak ajakan rekan kerja untuk makan bersama)
- Meluangkan waktu di akhir pekan untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan hobi
- Jika belum berkeluarga, maka setiap pulang dari kantor dapat meluangkan waktu untuk diri sendiri
Burnout bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Menyadari tanda-tandanya sejak dini dan mengambil langkah untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk menghindari kelelahan berkepanjangan.
Apabila Anda mendapati kasus teman kerja yang curhat hidupnya tengah berat dan menyebut bahwa dirinya sempat ingin bunuh diri, segera hubungi 119 ext. 8, salah satu layanan hotline dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, dapat pula mengakses website healing119.id atau dapat mengajak rekan kerja tersebut untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog terdekat. (Z-3)
Terkini Lainnya
Jelita Ini Cara Kelola Stres, Semangat Sambut Tahun Baru
Banyak Guru Alami Masalah Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya
Burnout di Tempat Kerja? Ini Solusinya Menurut Sang Ahli
Tidak hanya Merusak Fasum, Koin Jagat Juga Mengacaukan Mental
Masih Ingat Aktor Cilik Star Wars Jake Lloyd? Kini Sedang Berjuang Menghadapi Kesehatan Mental
Sembilan Cara Penguatan Kesehatan Otak dan Hilangkan Stres
Kata Oxford untuk 2024: Brain Rot atau Pembusukan Otak, Apa Itu?
Sering Abaikan Kesehatan Mental Seperti Zhao Lusi? Ini Dampaknya
Sering Abaikan Kesehatan Mental Seperti Zhao Lusi? Ini Dampaknya
Transformasi Zakat di Era Digital: Kiprah Baznas Selama Dua Dekade (2001-2024)
Drama Nasib Honorer Pasca-UU ASN
Takdir Mahmoud Abbas Pascaperang Gaza
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap