visitaaponce.com

Pengamat Apresiasi Mentan yang Lakukan Revolusi Pertanian untuk Capai Swasembada

Pengamat Apresiasi Mentan yang Lakukan Revolusi Pertanian untuk Capai Swasembada
Ilustrasi(Dok Kementan)

PENGAMAT Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam melakukan cetak sawah adalah kebijakan tepat dalam merevolusi pertanian. Dengan program tersebut, Indonesia diyakini dapat mempercepat swasembada hingga menjadi lumbung pangan dunia.

"Kebijakan yang berani ini yang dibutuhkan Indonesia, di mana kebutuhan pangan mutlak harus terpenuhi terutama untuk memperkuat jalanya pembangunan Indonesia ke depan," ujar Ujang, Sabtu, (12/10).

Ujang mengatakan, cetak sawah merupakan langkah kongkrit dari kebijakan yang tepat untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terkuat di dunia. Apalagi, sektor pertanian menjadi program prioritas di era kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca juga : Rencana Susu Gratis, Belum Ada Jalan Tengah Aturan di Kementan dan Kemendag

"Kebijakan ini harus mendapat dukungan bersama mengingat sektor pangan pada pemerintahan Presiden terpilih merupakan program prioritas yang akan dijalankan, termasuk di dalamnya ada makan bergizi gratis," ucapnya.

Menurut Ujang, cetak sawah yang saat ini dibangun di sejumlah daerah harus mendapat dukungan bersama baik kalangan akademisi hingga politisi. Diketahui, program tersebut  akan dilaksanakan antara lain di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. 

"Kita ingin apa yang dikerjakan ini betul-betul mampu mengangkat kesejahteraan petani sekaligus juga mengangkat ekonomi warga lokal sekitar," imbuh Uhang.

Baca juga : Langkah Kementan Menjaga Stabilitas Pasokan dan Harga Ayam Tingkat Peternak 

Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Amran saat ini memang sedang menggencarkan program cetak sawah untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional. 

Pembukaan cetak sawah di luar pulau Jawa menjadi keniscayaan karena semakin menyusutnya lahan pertanian produktif (pada kurun waktu 2019 - 2024, sawah eksisting menyusut 79.607 hektare) sementara kebutuhan pangan nasional meningkat tajam sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh seperti halnya deret ukur.

Untuk memastikan program cetak sawah berhasil, Kementan turut menjadikan pengalaman pemerintah-pemerintah sebelumnya dalam pengembangan lumbung pangan sebagai pembelajaran dan menjadikannya sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan konsep lumbung pangan terbaru.

Sebelum menggarap cetak sawah, Kementan saat ini berfokus melakukan optimasi lahan rawa di sejumlah wilayah, seperti Merauke, Papua Selatan dan Kapuas, Kalimantan Tengah.

Dalam kegiatan optimasi lahan rawa ini, Kementan turut melibatkan TNI, mahasiswa, dan petani. keberhasilan optimasi lahan rawa diharapkan bisa menjadi awal yang baik bagi cetak sawah baru ke depannya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat