Negara Pengekspor Sampah ke Indonesia Harus Dimintai Pertanggungjawaban
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan dirinya berkomitmen menghentikan impor sampah ke Indonesia. Menanggapi itu, Fonder Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Prigi Arisandi menilai bahwa hal tersebut merupakan langkah baik yang harus dilakukan.
Prigi pun menyatakan sejumlah harapan terkait dengan impor sampah Indonesia. Pertama, ia menilai perlu adanya pelibatan negara pengirim untuk melakukan pembersihan sampah tidak terpilah yang selama ini dikirim ke Indonesia.
"Melibatkan negara pengirim untuk melakukan clean up dan riset terkait dampak sampah impor selama 30 tahun ini dan upaya pemulihan sungai-sungai di Jawa yang rusak akibat pabrik kertas daur ulang," kata Prigi saat dihubungi, Senin (28/10).
Ia juga berharap adanya mekanisme pengawasan sampah impor yang serius. Pasalnya, selama ini Kementerian Perdagangan telah membuka keran impor sampah tersebut. Selain itu, perlu adanya pengawasan ketat di pelabuhan, hingga pada pabrik kertas yang masih membuang sampah plastik sisa proses pemilahan di lahan masyarakat
"Selain itu, prioritaskan pemilahan sampah di level keluarga, mengingat potensi sampah kertas dan plastik domestik yang bisa memenuhi bahan baku pabrik kertas dan plastik daur ulang," pungkas Prigi.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen agar Indonesia dapat menghentikan impor sampah segera. Menurut Hanif, impor sampah merupakan hal yang memperparah masalah sampah di Tanah Air.
"Hari ini kita masih impor sampah. Ada 14 juta ton sampah di Indonesia, kemudian kita masih impor sampah. Ini yang kemudian harus kita cermati," kata Hanif di Bantargebang, Bekasi, Minggu (27/10).
Menurut Hanif, sampah yang diimpor di Indonesia tidak sepenuhnya sampah yang dipilah. Masih ada sampah-sampah tidak terpilah yang dikirim ke Indonesia dan menjadi timbulan sampah baru. Menurut Hanif, hal itu merupakan cara negara-negara pengekspor sampah untuk mengurangi biaya pengelolaan sampah mereka.
"Kami yakin, kami bertekad dalam waktu segera tidak boleh impor barang semacam itu wajib melaukan pengolahannya di dalam negeri. Sampah kita sudah cukup banyak. Sudah lah mengakal-akali kita sudah kita sudah cukup, mengkolonialisasi kita dalam bentuk mengrim sampah apapun alasannya, sudah cukup.Jadi step-step harus kita bangun untuk mengurangi dan menghentikan impor sampah, apapun alasannya," tandas Hanif. (Z-11)
Terkini Lainnya
UNS Gelar Seminar Nasional Soal Jaminan Hak Atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat
Hadapi Ancaman Keanekaragaman Hayati, Indonesia Luncurkan Kolaborasi
Menteri LH Tegaskan Bakal Segera Tindak Pihak yang Lakukan Pelanggaran di Bidang Lingkungan
Menteri LH Minta Hasil Konkret untuk Rakyat dalam Diplomasi Iklim di COP29 Azerbaijan
Menteri LH: Indonesia Perlu Mengembangkan Industrialisasi Pengelolaan Sampah
Menteri Lingkungan Hidup Apresiasi Komitmen Dekarbonisasi PTPN IV PalmCo
Menteri LH Tegaskan Indonesia Tidak Bergantung pada Bantuan Internasional dalam Aksi Iklim
Delegasi-Delegasi Negara Persiapkan Pembukaan COP29 Baku
Masyarakat Diminta Aktif Perbaiki Kualitas Sungai
Menteri Hanif Janjikan 2025 Bebas Impor Sampah Plastik
Peluang Pendidikan Pariwisata untuk Mendorong Perekonomian
Risiko dan Peluang Trumpisme
Pendidikan Bermutu dan Kesejahteraan Guru
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap