Menteri LH Minta Hasil Konkret untuk Rakyat dalam Diplomasi Iklim di COP29 Azerbaijan
MENTERI Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq berpesan kepada para delegasi Indonesia yang tengah bersiap menghadiri pertemuan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa/Conference of the Parties (COP) ke-29 di Azerbaijan, 11-22 November 2024.
Sebagaimana pesan Presiden Prabowo, kata Hanif, keterlibatan delegasi Indonesia pada forum tingkat global dan regional harus menghasilkan sesuatu yang konkret untuk rakyat.
"Mudah mudahan pada acara kita di Baku Azerbaijan kita benar benar mampu mempromosikan kondisi perjuangan aksi iklim kita kepada teman-teman di dunia internasional," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (30/10).
Hanif berharap kepada delegasi Indonesia jangan hanya berfokus pada kegiatan-kegiatan seremonial, tetapi semua memandatkan diri sebagai diplomator. Mereka diharapkan dapat menarik bilateral-bilateral meeting yang diperlukan untuk menggagas bagaimana Indonesia mendapatkan dukungan-dukungan internasional.
"Sehingga kita tidak ramai-ramai menghadiri paviliun Indonesia, menghadiri podcast yang kita laksanakan dan hadiri sendiri, tetapi bagaimana kita memfungsikan diri pada era yang penting ini untuk membangun kerjasama internasional country to country, goverment to goverment untuk mendukung upaya Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca," tegasnya.
Ia juga berpesan kepada para ASN yang menjadi delegasi agar tidak hanya menjadikan ajang tersebut sebagai kegiatan jalan-jalan. Dukungan pendanaan melalui APBN dalam perjalanan luar negeri tersebut, katanya, harus dapat mendorong investasi, serta mendorong dunia internasional untuk mendukung kepentingan Indonesia.
Menurutnya, delegasi Indonesia yang ditugaskan ke Baku nanti adalah mereka yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang cukup untuk tugas tersebut. Ia mengingatkan bahwa Presiden Prabowo sangat menekankan efisisensi biaya perjalanan luar negeri.
"Artinya bahwa kehadiran kita ke luar negeri harus benar-benar membawa manfaat untuk Indonesia. Soft diplomacy kita laksanakan di Pavilion Indonesia, tetapi bukti konkret harus kita hadirkan pada saat kita memberikan penjelasan kepada masyarakat selesai kegiatan luar negeri ini,” katanya.
“Tidak kemudian selesai kunjungan ini kita lantas diam dan bubar saja, tetapi sebisamungkin harus ada hal besar yang harus kita bawa. Ini yang harus menjadi paradigma kita bahwa apa yang dikeluarkan masyarakat kepada kita harus kita bayar kontan," imbuhnya.
Sebagai wujud dukungan terhadap pilar Enhance Ambition, Presidensi COP29 akan meluncurkan 14 inisiatif dalam berbagai bentuk, termasuk pledges, deklarasi, kemitraan, dan platform. Inisiatif-inisiatif tersebut mencakup komitmen global pada bidang mitigasi dan adaptasi, pembiayaan iklim, transparansi, serta pengembangan jaringan kolaboratif yang melibatkan banyak pihak.
Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong peningkatan ambisi negara-negara dalam mitigasi, adaptasi, serta pengurangan dampak perubahan iklim secara terukur dan transparan.
Sementara itu, pilar Enable Action menitikberatkan pada New Collective Quantified Goal (NCQG) yang terkait dengan pembiayaan iklim, yang juga menjadi fokus utama di COP29. Pilar ini juga mencakup isu krusial dalam Pasal 6 Paris Agreement yang mengatur kerjasama internasional untuk mencapai target iklim, serta pendanaan Loss and Damage untuk membantu negara-negara terdampak.
Indonesia juga siap untuk mendukung pencapaian visi Enhance Ambition dalam rangka mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) untuk mitigasi, Rencana Adaptasi Nasional (NAPs) untuk adaptasi, serta pelaporan transparansi melalui Biennial Transparency Reports.
“Penting bagi Delegasi Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa hasil konkret yang mendukung visi Asta Cita bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata Hanif.
COP29 akan memperkenalkan 14 inisiatif utama sebagai langkah konkret yang terdiri atas sembilan deklarasi dan pledge serta lima kemitraan dan platform. Diantaranya COP29 Truce Appeal, COP29 Global Energy Storage and Grids Pledge, COP29 Declaration on Water for Climate Action.
Selain itu, terdapat lima kemitraan dan platform yang mendukung aksi nyata di COP29, diantaranya: Climate Finance Action Fund (CFAF), The Baku Initiative for Climate Finance, Investment, and Trade (BICFIT), dan Baku Harmoniya Climate Initiative for Farmers dan Baku Global Climate Transparency Platform (BTP). (Ifa/M-4)
Terkini Lainnya
UNS Gelar Seminar Nasional Soal Jaminan Hak Atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat
Hadapi Ancaman Keanekaragaman Hayati, Indonesia Luncurkan Kolaborasi
Menteri LH Tegaskan Bakal Segera Tindak Pihak yang Lakukan Pelanggaran di Bidang Lingkungan
Negara Pengekspor Sampah ke Indonesia Harus Dimintai Pertanggungjawaban
Menteri LH: Indonesia Perlu Mengembangkan Industrialisasi Pengelolaan Sampah
Selesaikan Roadshow di 5 Kota, Global Girls Creating Change Siap Pimpin Aksi Hadapi Perubahan Iklim
BRIN dan Tiongkok Bahas Tantangan dan Solusi untuk Lautan
Bambang Brodjonegoro Sebut Ada Ketidakadilan Global dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Emiten Pelayaran Komitmen pada Keberlanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim
Memperkuat Ketahanan terhadap Iklim di Sektor Keuangan Australia-Indonesia
Indonesia Perlu Sumber Pendanaan Iklim yang Lebih Adil dalam COP-29
Peluang Pendidikan Pariwisata untuk Mendorong Perekonomian
Risiko dan Peluang Trumpisme
Pendidikan Bermutu dan Kesejahteraan Guru
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap