visitaaponce.com

BNPB Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi punya Hak Tunggu Hunian Rp500 Ribu per Kepala

BNPB : Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi punya Hak Tunggu Hunian Rp500 Ribu per Kepala
Gunung Lewotobi Laki-Laki mengeluarkan lava pijar terpantau dari Desa Pululera, Wulanggitang, Flores Timur, NTT.(Antara Foto)

 

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menegaskan para pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mempunyai hak tunggu hunian berupa bantuan dana stimulan yang akan diberikan pemerintah.

"Mereka punya hak dana tunggu hunian Rp500 ribu per bulan untuk setiap kepala keluarga. Kami targetkan enam bulan selesai sehingga total
sekitar Rp3 juta," kata dia dalam siaran konferensi pers penanganan dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang diikuti dari Jakarta, Kamis (7/11).
  
Menurut dia, dana tunggu hunian itu diberikan pemerintah sebagai pengganti untuk meringankan para korban selagi tempat tinggal mereka dibangun pemerintah, yang dalam hal ini ditargetkan rampung enam bulan.

Ia memastikan hak tunggu hunian ini sudah dalam proses pembahasan perencanaan yang akan segera diberikan kepada para korban.
  
Di sisi lain, berdasarkan hasil rapat koordinasi BNPB dengan pemerintah daerah pihaknya juga akan membangun hunian sementara sehingga para korban
tidak terlalu lama menghuni tempat pengungsian atau juga membantu pemindahan bila ada korban yang mau mengungsi ke rumah atau rumah saudara.

"Kami sepakat sebagus apapun, seenak apapun tinggal di pengungsian tidak akan nyaman maka inilah opsi yang kami berikan," ujarnya.
  
Pusdalops BNPB mencatat lokasi pengungsian tersebar di enam titik di Flores Timur dan Kabupaten Sikka. Di Flores Timur pengungsian berada di Desa Lewolaga (693 orang), Desa Hokeng (639 orang), dan Desa Konga (1.372
orang). Di Kabupaten Sikka total ada sebanyak 1.790 pengungsi dari tiga lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah.

 Adapun setiap lokasi pengungsian tersebut sudah dilengkapi dengan barang kebutuhan pokok, alat masak, obat-obatan beserta tenaga medis yang mengawasi kondisi korban secara penuh. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat