visitaaponce.com

UT Gelar Peluncuran dan Bedah Buku Perkuat Wawasan Pendidikan di Era Digital

UT Gelar Peluncuran dan Bedah Buku Perkuat Wawasan Pendidikan di Era Digital
Ilustrasi(MI/SYARIEF OEBAIDILLAH)

MENGANTISIPASI kemajuan teknologi di era digital dan tantangan global Universitas Terbuka (UT) menggelar peluncuran dan bedah buku di kampus UT Pondok Cabe,Tangsel, Kamis (7/11).

Kegiatan yang berlangsung hybrid tersebut dihadiri Ketua LPPM UT Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Umum Prof Dr Ali Muktiyanto, Prof Dr Tian Belawati, Prof Dr Maximus Gorky Sembiring, Ketua Umum PB PGRI Prof Dr Unifah Rasyidi, Kasie Kurikulum Dindik Tangsel Muchlis, para kepala sekolah, guru PPG, dan lain lain.

Pada sambutan dan membuka acara tersebut secara daring, Wakil Rektor UT Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis UT Rahmat Budiman mengapresiasi kegiatan rutin tahunan bedah buku UT tersebut.
"UT berharap peluncuran dan bedah buku ini dapat memperkuat literasi digital serta memberikan panduan praktis dalam dunia pendidikan dan 
pengasuhan di era yang penuh tantangan ini," kata Rahmat seraya berharap dengan karya buku yang hebat, guru dan orang tua yang hebat melahirkan generasi yang hebat pula.

Ketua LPPM UT Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri mengutarakan kegiatan bedah buku UT telah menjadi tradisi tahunan. Dikatakan setiap tahun terdapat sekitar 10-15 buku karya akademisi UT.

Menurut Dewi, UT mengadakan bedah buku itu untuk mendesiminasikan pemikiran dari dosen dan guru besar UT. "Melalui pemikiran mereka dari hasil penelitian juga pengalaman pengalaman hidup lainnya, di bukukan lalu disampaikan  ke masyarakat, kalangan guru ,orang tua dan lain lain diharapkan dapat terinspirasi," tegas Dewi.

Dalam peluncuran ini, Universitas Terbuka menghadirkan  karya dari penulis yang merupakan tokoh penting di dunia pendidikan di UT yakni karya Prof. Dr. Maximus Gorky Sembiring, Buku Menjadi Guru Virtual di Era Digital: Serial Guru Sejati Pengukir Masa Depan Anak Negeri. 

Buku ini menjadi panduan bagi para guru dalam mengoptimalkan teknologi digital dalam kegiatan belajar-mengajar, memperkaya wawasan tentang bagaimana guru dapat memainkan peran vital sebagai pengukir masa depan.

Lalu Buku Menjadi Orang Tua Sejati Mengukir Masa Depan Anak Negeri – Parenting Series: Buku ini membahas tentang tantangan yang dihadapi orang tua dalam mengasuh anak di tengah arus globalisasi, digitalisasi, disrupsi, dan pandemi yang menyerupai kondisi katastropik.

"Buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi orang tua untuk tetap tangguh dan bijak dalam menghadapi berbagai badai perubahan," tukas Gorky.

Berikutnya buku karya Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls. yakni MOOCs in Asian Higher Education – Buku ini mengulas konsep Massive Open Online Courses (MOOCs) dan peranannya dalam pendidikan tinggi di Asia. Buku ini menyajikan berbagai tantangan, peluang, dan strategi penerapan MOOCs untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di wilayah Asia.

Dalam sesi bedah buku, menghadirkan diskusi yang mendalam dengan tema Literasi Sumber Pembelajaran Digital oleh Prof. Ir. Tian Belawati,  Ph.D. Buku ini menawarkan panduan tentang bagaimana memanfaatkan sumber pembelajaran digital secara efektif, serta pentingnya literasi digital dalam pendidikan modern.

Tian yang juga mantan Rektor UT mengutarakan pentingnya penelusuran pembelajaran teknologi secara aman dan legal juga memperhatikan hak cipta. Tian juga memotivasi para kepsek dan guru untuk tidak pernah berhenti belajar. "Jadilah guru pembelajar yang tidak pernah untuk berhenti belajar," tukas Tian.

Peran Guru Tak Tergantikan Teknologi

Narasumber juga pembahas Prof. Dr. Unifah Rasyidi, M.Pd., Ketua Umum PB PGRI mengapresiasi peluncuran buku akademisi dan guru besar UT tersebut. "Pembahasan karya buku akademisi dan guru besar UT ini sangat menarik. Senada ketika saya bertugas ke Swiss terkait perlindungan guru," ungkap Unifah yang juga guru besar UNJ.

Dia mengutarakan pihaknya tengah berupaya memperjuangkan perlindungan guru yang dewasa ini mencuat banyak kendala dan ancaman yang tidak disadari para guru. Menurut dia, demokratisasi dan kemajuan teknologi yang pesat mesti diantisipasi para guru untuk mampu beradaptasi dengan baik.

Namun hemat Unifah betapapun kemajuan teknologi belum dapat tergantikan oleh peran guru. "Namun begitu para guru kita harus mau dan mampu beradaptasi atas kemajuan teknologi. Sebaliknya, guru yang tidak mau beradaptasi dengan teknologi akan tergantikan oleh guru yang mengantisipasi mampu beradaptasi dengan teknologi," tandas Unifah seraya memotivasi para guru untuk tidak lelah terus belajar.

Unifah juga mengapresiasi keberadaan UT yang berkontribusi memajukan pendidikan guru dan pendidikan untuk semua masyarakat Indonesia. "Melalui modul modul pembelajarannya UT  yang tersebar ke seluruh pelosok tanah air memberi kontribusi untuk pendidikan Indonesia," pungkas Unifah.

Kasie Kurikulum Dinas Pendidikan Tangsel Muchlis percaya bahwa guru itu tidak tergantikan oleh teknologi karena jiwa dalam guru itu tidak akan pernah tergantikan. "Ini mungkin bahan kita ke depan sebagai pendidik supaya lebih bijaksana menempatkan  pemanfaatan teknologi," ujar Muchlis.

Bagi  Reni, Kepala Sekolah SDN 2 Pamulang Timur,  mengakui tantangan pemanfaatan teknologi saat ini cukup berat  mengingat siswa sekolahnya telah terpapar menggunakan medsos TikTok. Karena itu peran para guru penting mengedukasi para siswanya untuk menggunakan teknologi platform medsos TikTok secara positif. "Selain itu kami berharap peran Dinas Pendidikan dapat lebih optimal membantu kami menghadapi tantangan pemanfaatan teknologi ini," pungkas Reni yang juga jebolan S2 dari UNJ.(H-2).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat