visitaaponce.com

BRIN Berkomitmen jadi Fasilitator Utama Pengembangan Riset

BRIN Berkomitmen jadi Fasilitator Utama Pengembangan Riset
BRIN(Dok.MI)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkomitmen untuk menjadi fasilitator utama dalam pengembangan riset di Indonesia. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan lembaganya bekerja sama dengan berbagai kementerian terkait, univesitas, dan industri. 

“Lembaga ini hadir untuk melayani seluruh periset di tanah air, bukan hanya yang bernaung di bawah BRIN sendiri. Sejak awal, BRIN dibentuk dengan misi untuk memfasilitasi komunitas ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Indonesia. BRIN akan menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan sehingga para peneliti dapat fokus pada kegiatan riset,” ujarnya, Senin (11/11). 

Ia mengatakan salah satu program unggulan BRIN ialah Degree by Research (DbR). Program ini memungkinkan mahasiswa S1 untuk langsung melanjutkan studi S2 dan S3 melalui jalur riset. 

"BRIN menyediakan berbagai fasilitas riset dengan cara bekerja sama dengan perguruan tinggi, sebagai pemilik sumber daya manusia yang melimpah, untuk mendukung program ini. Dengan adanya program ini, maka generasi muda Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi diri melalui riset. Tentunya, ini akan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa," ujar dia.

Handoko melanjutkan, BRIN mendorong kolaborasi dengan sektor industri.

 “Riset itu berbiaya mahal dan berisiko tinggi. Untuk itulah pemerintah melalui lembaga riset berperan untuk mengurangi risiko yang dihadapi industri dalam mengembangkan produk baru berbasis riset. Hal ini akan meminimalisasi risiko industri pada saat masuk ke proses pengembangan produk,” jelasnya.

BRIN berharap melalui berbagai inisiatif ini, ekosistem riset di Indonesia dapat semakin kuat dan mampu menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.  

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah, mengatakan saat ini anggaran riset di Indonesia masih jauh dari ideal yang seharusnya minimal satu persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Anggaran riset saat ini masih di angka 0,2 persen dari PDB Indonesia. Sementara negara-negara tetangga sudah mencapai 0,95 persen dan ada yang sudah mencapai 2,1 persen dari PDB mereka. Amerika Serikat dan China bahkan sudah mencapai tiga persen. 

"Inilah yang musti didorong bersama agar sesuai dengan Asta Cita Presiden yang mendukung perkembangan teknologi," pungkas Himmatul. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat