Walhi Kritik Pidato Hashim di COP29 yang Terkesan seperti Promosi
WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritik keras national message yang disampaikan Hashim Djojohadikusumo sebagai perwakilan Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim atau Conference of the Parties (COP) ke-29.
"Di COP kemarin, pada pidato perwakilan RI, dalam hal ini Hashim, seperti pedagang. Bukan pimpinan negara, melainkan pedagang yang menjual atau mempromosikan barang dagangannya," kata Manajer Kampanye Pelaksana Hutan dan Pertanian Walhi Uli Artha Siagian dalam acara diskusi publik Membongkar Narasi Palsu Perdagangan Karbon, Rabu (13/11).
Dalam agenda COP29 di Baku, Azerbaijan, Hashim menjelaskan upaya Indonesia mengurangi emisi karbon. Ia menyebut bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki target-target untuk investasi hijau di Indonesia dan proyek hijau yang mungkin akan dipromosikan oleh Indonesia. Beberapa diantaranya yakni program investasi besar selama 15 tahun ke depan sampai 2040 dengan nilai mencapai US$235 miliar untuk membangun tambahan daya listrik sampai 100 lebih gigawatt.
Menurut Uli, Hashim mempromosikan bahwa Indonesia memiliki kredit karbon serta potensi penangkapan karbon bukan hal substansial yang seharusnya disampaikan pemimpin negara. Ia menyoroti, tidak ada satupun dalam pidato Hashim yang menyinggung keselamatan rakyat dalam situasi krisis iklim.
"Kami punya kredit karbon loh, jadi negara-negara utara (global north), negara maju bisa beli di kami. Kami punya potensi penangkapan karbon, kami punya garam yang banyak sehingga bisa dipakai mekanisme penangkapan karbon. Jadi semua ngomongin jualan. Enggak ada satupun narasi yang ngomongin keselamatan rakyat dalam distuasi krisis ini," beber dia.
Padahal, Uli menilai bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki hutan tropis ketiga terluas di dunia memiliki kekuatan untuk mengendalikan langkah-langkah krisis iklim di tingkat global.
"Tidak ada kalimat yang ngomongin bagaimana Indonesia sebagai negara hutan tropis ketiga punya kekuasaan untuk menagih pertanggung jawaban negara-negara utara dan korporasi sebagai emitor besar. Jadi itu hanya event di mana para kongsi dagang ini ketemu dan mempromosikan jualannya saja," pungkas Uli. (H-3)
Terkini Lainnya
Adik Prabowo Bantah Tudingan Deforestasi untuk Food Estate
Laporan Khusus dari Baku, Azerbaijan : Indonesia Butuh USD235 Miliar untuk Capai Target 100 Gigawatt
Berikan National Message di COP 29, Indonesia Tegas Targetkan Nol Emisi Karbon
Menhut Raja Juli: Indonesia akan Serius Memperjuangkan Kesepakatan Global di COP-29
PT ITCIKU Terima Penghargaan atas Komitmen NDC dari KLHK
Indonesia Tegaskan Komitmen dan Inisiatif Baru di COP29
Bambang Brodjonegoro Sebut Ada Ketidakadilan Global dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Indonesia Perlu Sumber Pendanaan Iklim yang Lebih Adil dalam COP-29
Taiwan Bersatu dalam Tindakan Iklim untuk Wujudkan Dunia Net-Zero
COP29: Pendanaan Iklim Global Jadi Sorotan Utama
COP29 Luncurkan Digitalisation Day, Transformasi Digital untuk Aksi Iklim Global
BRICS+: Kecakapan Kebijakan Energi Indonesia
ISPA HMPV (human meta pneumo virus)
‘Aisyiyah Berkemajuan untuk Indonesia Berkeadilan
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap