Santri Harus Didorong untuk Berpikir Kreatif dan Kritis
MENTERI Agama Nasaruddin Umar, mengatakan upaya menjaga nilai-nilai pesantren harus terus digencarkan. Mempertahankan tradisi dan nilai-nilai pesantren, serta menolak ukuran-ukuran yang tidak sesuai dengan karakteristik pesantren adalah hal yang krusial dilakukan.
"Ukurlah pesantren sesuai dengan ukuran dan nilai-nilai yang mereka miliki, jangan terjebak pada ukuran formal," ujar Nasaruddin, dalam peluncurkan aplikasi layanan pendidikan pesantren yang dinamai SYAMIL (Sistem Layanan Informasi Majelis Masyayikh), kemarin.
Nasaruddin menekankan, pesantren bukan hanya tempat untuk belajar dari manusia, tetapi juga dari alam dan pengalaman yang lebih luas. Ia berharap pendidik di pesantren mendorong santri untuk berpikir kreatif dan kritis, serta tidak terjebak dalam ukuran-ukuran pendidikan formal yang tidak mencerminkan keunikan mekanisme belajar di pesantren.
"Pesantren harus menjadi tempat yang tidak hanya sekadar mentransfer ilmu," ungkapnya.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, mengatakan pengakuan negara terhadap pesantren sangat penting agar dapat menikmati fasilitas dan hak yang setara dengan pendidikan formal lainnya. “Kami akan mengawasi hak-hak kita (pesantren) dan mengawal hak lulusan sehingga anggarannya setara,” tegas Dasopang.
Sementara itu, Ketua Majelis Masyayikh, Abdul Ghoffarrozin, menekankan pentingnya menjaga kemandirian pesantren. Menurutnya, anggaran menjadi salah satu ukuran keberhasilan dari sistem pendidikan pesantren yang baru. Dalam hal ini, Majelis Masyayikh berperan sebagai penghubung antara pesantren dan negara, memastikan aspirasi pesantren didengar dan diperhatikan. "Kami harus memastikan bahwa hak-hak pesantren tetap terlindungi," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa setiap tahun, pesantren di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama setelah adanya UU No. 18 Tahun 2019 yang memberikan perhatian khusus terhadap pesantren. Dengan meningkatnya jumlah pesantren, tantangan dalam pengembangan dan penyediaan layanan berkualitas juga semakin kompleks. "Dengan jumlah pesantren yang terus bertambah, kita dituntut untuk memberikan layanan yang lebih baik, Majelis Masyayikh mengupayakannya melalui SYAMIL agar pesantren dapat terus berkembang dan imbang dengan perkembangan teknologi yang ada.” tegasnya.
Pengukuhan Dewan Masyayikh juga menjadi fokus pertemuan tersebut. Meskipun dewan ini sudah beroperasi di pesantren masing-masing, pengukuhan resmi diharapkan dapat memperkuat posisi mereka dalam pengawasan dan pengembangan mutu pesantren. (Z-9)
Terkini Lainnya
Panduan Lengkap dan Jadwal Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di Pesantren
Menggagas (Re)posisi Santri sebagai Penggerak Kesejahteraan Sosial
Ketua MUI Sarankan Siswa Tetap Belajar di Sekolah saat Puasa Ramadhan
Cegah Perundungan, Berikut Tips bagi Orangtua sebelum Memasukan Anak ke Pesantren
Tak Ada Gus Dur, Tak akan Ada UIN
Legislator Dukung Rencana Pembentukan Ditjen Pesantren di Kemenag
Diduga Lecehkan Santri, Pemilik Ponpes di Jakarta Timur Ditahan Polisi
Wakil Ketua MPR: Santri juga harus Terima Makan Bergizi Gratis
Rangkaian Hari Santri 2024, NU Care-LAZISNU Gandeng Dunia Usaha Gelar Layanan Kesehatan Gratis
Peran Santri Perkuat Produk Asli Indonesia
RUU Sisdiknas dan Harapan Mewujudkan Pendidikan Holistik
Bahaya Mengancam Anak di Ranah Daring
Penghancuran Kreatif
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap