visitaaponce.com

Bintang di Luar Bima Sakti Berhasil Dipotret Detail untuk Pertama Kalinya

Bintang di Luar Bima Sakti Berhasil Dipotret Detail untuk Pertama Kalinya
Bintang WOH G64 di rumah Awan Magellan Besar di atas tiga Teleskop Bantu VLTI(ESO/K Ohnaka dkk)

Para astronom berhasil menangkap gambar perbesaran pertama dari sebuah bintang yang berada di luar galaksi Bima Sakti. Dengan menggunakan Very Large Telescope Interferometer (VLTI), tim ilmuwan ini memusatkan perhatian pada sebuah bintang super raksasa merah bernama WOH G64.  

Bintang tersebut, yang terletak 160.000 tahun cahaya dari Bumi di Awan Magellan Besar (LMC), galaksi satelit pendamping Bima Sakti, telah lama dikenal oleh para astronom. WOH G64 dijuluki bintang raksasa karena ukurannya yang luar biasa besar, mencapai 2.000 kali ukuran matahari.  

Dengan kemampuan VLTI, para astronom berhasil menangkap detail bintang ini, termasuk lapisan gas dan debu yang mengelilinginya. Lapisan ini menunjukkan bahwa WOH G64 sedang berada dalam tahap akhir kehidupannya, menjelang momen spektakuler berupa ledakan supernova.  

"Untuk pertama kalinya, kami berhasil menangkap gambar bintang yang sekarat di galaksi di luar Bima Sakti kita sendiri," ungkap pemimpin tim, Keiichi Ohnaka, seorang astrofisikawan dari Universidad Andrés Bello. 

Selain itu, para pengamat menemukan bentuk seperti kepompong telur yang menyelubungi bintang tersebut.  

"Kami sangat gembira karena ini mungkin terkait dengan pelepasan material yang drastis dari bintang yang sekarat sebelum ledakan supernova," tambahnya yang dikutip dari Space, Sabtu (30/11).  

Sebelumnya, astronom telah berhasil menangkap banyak gambar perbesaran dari bintang-bintang di dalam Bima Sakti. Namun, kali ini menjadi momen pertama bintang di luar galaksi kita berhasil dipotret dengan detail luar biasa.  

WOH G64 telah menjadi subjek penelitian tim Ohnaka selama bertahun-tahun. Mereka mulai mempelajari bintang ini dengan VLTI yang terletak di Gurun Atacama, Chili, pada 2005 dan 2007. 

Meski penelitian tersebut memberikan banyak wawasan tentang sifat-sifat bintang tersebut, pengambilan gambar sebenarnya baru memungkinkan setelah hadirnya instrumen generasi kedua VLTI bernama Gravity.  Instrumen ini menggabungkan cahaya dari empat teleskop VLT untuk menangkap gambar objek redup dengan sensitivitas tinggi.  

Setelah menggunakan Gravity, tim menemukan bahwa WOH G64 telah mengalami peredupan selama dekade terakhir.  

"Kami menemukan bahwa bintang tersebut telah mengalami perubahan signifikan dalam 10 tahun terakhir, memberi kami kesempatan langka untuk menyaksikan kehidupan bintang secara langsung," ungkap Gerd Weigelt, profesor astronomi dari Institut Max Planck untuk Astronomi Radio di Bonn, Jerman.  

Bintang super raksasa merah seperti WOH G64, menjelang akhir kehidupannya, kerap mengalami pergolakan yang hebat. Proses ini menyebabkan pelepasan lapisan gas dan debu yang dapat berlangsung hingga ribuan tahun.  

Jacco van Loon, Direktur Observatorium Keele dan anggota tim yang telah mempelajari bintang ini selama lebih dari tiga dekade, mengatakan, bahwa bintang ini adalah salah satu yang paling ekstrem dari jenisnya, dan setiap perubahan drastis dapat membawanya lebih dekat ke akhir yang eksplosif.

WOH G64 terus meredup akibat material bintang yang dilepaskannya, menciptakan kepompong berbentuk telur di sekitarnya. Bentuk unik kepompong tersebut mungkin juga disebabkan oleh pengaruh gravitasi dari bintang pendamping yang belum teridentifikasi, yang diduga berada di dekat WOH G64.  

Meski gambar perbesaran pertama dari WOH G64 ini menjadi pencapaian luar biasa, astronom menghadapi tantangan besar untuk mengamati lebih jauh.

Seiring waktu, bintang ini akan semakin redup karena terus memuntahkan gas dan debu, membuatnya lebih sulit untuk diabadikan.  

Namun, pembaruan pada VLTI, termasuk instrumen Graavity+ yang direncanakan, diharapkan dapat membantu pengamatan lebih lanjut terhadap WOH G64 di masa mendatang saat ia mendekati kehancuran.  

"Pengamatan lanjutan serupa dengan instrumen ESO akan penting untuk memahami apa yang terjadi di bintang tersebut," tutup Ohnaka. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat