visitaaponce.com

Cara Komunikasi Orangtua yang Baik buat Remaja Nyaman Ungkap Perasaan

Cara Komunikasi Orangtua yang Baik buat Remaja Nyaman Ungkap Perasaan
Ilustrasi(Freepik)

GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof Rose Mini Agoes Salim mengatakan memperbaiki cara berkomunikasi antara orangtua dan remaja bisa membuat remaja merasa nyaman untuk berbicara mengutarakan perasaan mereka sehingga tidak memendam perasaan.

"Anak enggak bisa dianggap sebagai anak terus, kadang-kadang jadi teman jadi ada hubungan kelekatan antara anak dan orangtua yang harus dibina sejak anak masih balita dan ini akan berbekas pada anak sehingga dia merasa cukup nyaman untuk ngomong apa saja," kata Rose Mini, dikutip Kamis (5/12).

Dosen psikologi pendidikan yang biasa disapa Romi ini mengatakan cara pengasuhan orangtua kepada anak remaja bisa menentukan apakah anak bisa nyaman bercerita kepada orangtua.

Orangtua yang menerapkan cara pengasuhan demokratis atau otoritatif, ungkap Romi, akan memberikan ruang pada anak untuk saling berbincang dan berdiskusi dalam menetapkan kesepakatan meskipun orangtua tetap berada pada kendali kuasa tertinggi.

Namun orangtua yang menerapkan pola pengasuhan permisif akan cenderung mengikuti kemauan anak atau justru neglektif dengan tidak menghiraukan sama sekali pendapat anak. 

Romi mengatakan orangtua memiliki andil untuk bisa menerapkan semua pola pengasuhan namun harus melihat kondisi kebutuhan anak.

Jika remaja tidak dilibatkan dalam diskusi keluarga dan tidak dibiarkan mengeluarkan perasaan dengan bebas, mereka bisa jadi memendam dan memperlihatkan perilaku yang berbeda.

"Kalau dengan lihat perilakunya yang biasanya terbuka, bisa main kemana-mana tapi tiba-tiba menarik diri, tidak mau makan bersama, tidak mau berpendapat, cuek acuh tak acuh padahal biasanya jadi ramah, itu bisa jadi tanda-tanda juga bahwa ada sesuatu pada diri anak," ungkap Romi.

Romi mengatakan orangtua juga perlu meningkatkan rasa empati terhadap permasalahan remaja sehingga mereka bisa lebih terbuka mengungkapkan apa yang dirasakan dalam pikiran dan keinginannya. 

Dalam berkomunikasi pada anak juga tidak harus selalu dengan intonasi yang tinggi dan coba memahami perasaan mereka.

Dengan memahami perasaan mereka, komunikasi akan jadi lebih baik dan tidak hanya melihat dari sudut pandang sebagai orangtua saja tapi juga dari sudut pandang anak. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat