visitaaponce.com

Angka Kekerasan di Lingkup Pendidikan Meningkat karena Korban Sudah Berani Angkat Bicara

Angka Kekerasan di Lingkup Pendidikan Meningkat karena Korban Sudah Berani Angkat Bicara
Siswa membawa poster saat deklarasi anti bullying di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum 2 Ngembalrejo, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024).(ANTARA/YUSUF NUGROHO)

KEPALA Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Irsyad Zamjani mengatakan kasus kekerasan di lingkungan pendidikan bisa meningkat karena dua hal. 

Pertama, karena memang kasusnya tambah banyak dan yang kedua karena publik sekarang sudah lebih aware, sudah lebih sadar tentang pentingnya untuk bicara/melapor untuk menyampaikan adanya kasus-kasus kekerasan yang dialami.

"Kasus yang terjadi kekerasan seksual atau pun bullying atau perundungan. Hasilnya sebenarnya mirip dengan yang didapatkan oleh JPPI. Kisarannya 10-15% siswa secara umum. Jadi kalau kita lihat menurut pengakuan murid dan ini kita kategorisasi ke dalam kategori rawan, waspada, dan aman," kata Irsyad, Jumat (27/12).

Praktik kekerasan dialami terutama oleh 10-15% murid di Indonesia. Presentase tersebut juga terbilang sangat besar jika dihitung dengan total siswa di seluruh sekolah. Namun secara umum kondisi sekolah di seluruh daerah relatif aman dari kekerasan.

"Untuk perundungan sama yaitu anak laki-laki cenderung lebih banyak yang mengalami kekerasan karena melakukan hal-hal yang memang menurut mereka bercandatapi menurut yang jadi korban sesuatu yang tidak menyenangkan yang bisa dianggap sebagai kekerasan," ujar dia.

Hukuman fisik juga laki-laki yang paling banyak mendapatkan kekerasan. Sementara kekerasan seksual dialami banyak anak perempuan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat