Cegah Perundungan, Berikut Tips bagi Orangtua sebelum Memasukan Anak ke Pesantren
KETUA Dewan Pengurus Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Promosi Hak Anak dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lia Latifah menyarankan orangtua agar memerhatikan pengawasan sebelum anaknya belajar di pondok pesantren. Tujuannya agar tidak terjadi perundungan baik fisik maupun seksual.
"Ketika ingin menitipkan anak ke dalam pondok pesantren, maka orangtua harus memastikan kepada pemilik pondok terkait pengawasan yang dilakukan oleh para pengawas atau guru," kata Lia saat dihubungi, Sabtu (28/12).
Pengawasan harus dilakukan 24 jam terutama pada malam hari saat para santri maupun guru memiliki jam istirahat yang panjang.
Kemudian orangtua juga perlu mengetahui latar belakang pondok pesantren tersebut mulai dari pengasuh, guru atau tenaga pendidik lainnya yang memiliki banyak waktu dengan para santri. Dengan begitu bisa memastikan metode apa yang dilakukan saat menghukum santri dan menghindari guru sebagai pelaku kekerasan fisik maupun seksual.
"Pemilik pesantren harus membuat orangtua merasa aman menitipkan anaknya. Kemudian informasi secara terbuka juga disampaikan kepada para pemilik pondok ataupun kepada anak-anak," ujar dia.
Pada santri, ketika terjadi kasus kekerasan terjadi di dalam pondok, mereka harus diajarkan untuk berani bicara. Jika santri tidak berani bicara, akhirnya setiap tahun berganti jumlah anak-anak yang menjadi korban kekerasan semakin banyak.
"Komnas Perlindungan Anak turun ke sekolah-sekolah dan pondok-pondok pesantren karena kami melihat ketika edukasi harus sampai pada anak-anak. Minimal anak-anak di dalam sekolah Itu bisa melindungi teman-teman yang ada di sana," tuturnya.
Lia mengatakan pengawasan anak memang secara 24 jam. Namun nyatanya perundungan atau kekerasan fisik pada anak dalam pesantren atau di dalam boarding school sering terjadi dan biasanya pelakunya sesama teman atau kakak tingkat mereka. Kekerasan anak tidak hanya terjadi di pondok pesantren putra saja tapi di pondok pesantren putri juga terjadi.
"Kalau kita lihat di seluruh Indonesia yang terkenal sebanyak yang terkenal Dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Sumatera. Jadi banyak sekali fenomena hari ini yang terjadi di dalam pondok-pondok," ungkapnya. (H-3)
Terkini Lainnya
Ini yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Pemulihan Korban Perundungan
Anak Perempuan di Garut jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Senior Menggunakan Terong
Protes Kekerasan Pecah di Pucheng, Tiongkok, Setelah Kematian Remaja
Angka Kekerasan di Lingkup Pendidikan Meningkat karena Korban Sudah Berani Angkat Bicara
Polda Jawa Tengah Cekal Tiga Tersangka Perundungan dan Pemerasan PPDS Anestesi Undip Semarang
One-State Vs Two-State: Menimbang Masa Depan Palestina
Makanan Bergizi dan Kebangkitan Diversifikasi Pangan
Sinergi Membangun Bangsa melalui Pemerintahan yang Inklusif
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap