Ada Bintik Besar di Matahari, Apa Dampaknya bagi Bumi

Matahari adalah bintang besar dengan diameter 1.392.083 kilometer, hampir 10 kali lebih besar dari Jupiter, dan sebagian besar terdiri dari hidrogen. Inti Matahari memiliki suhu 16.111.093 derajat Celsius dan tekanan 100 miliar kali lebih besar dari atmosfer Bumi. Di inti Matahari, atom-atom hidrogen bergabung membentuk helium melalui proses yang disebut fusi nuklir, yang telah berlangsung selama 4,5 miliar tahun. Saat ini, setengah dari hidrogen di inti Matahari telah berubah menjadi helium, menghasilkan energi yang sangat besar.
Energi ini mendorong aktivitas di permukaan Matahari, termasuk munculnya bintik matahari. Bintik matahari adalah area di permukaan Matahari yang memiliki medan magnet sangat kuat, sekitar 2.500 kali lebih kuat daripada Bumi.
Medan magnet yang kuat ini membuat tekanan magnet meningkat dan tekanan atmosfer di sekitarnya menurun, yang menyebabkan suhu di area tersebut lebih rendah dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini terjadi karena medan magnet menghambat aliran gas panas dari dalam Matahari ke permukaan. Bintik matahari biasanya muncul berpasangan dengan medan magnet yang saling berlawanan.
Bintik ini terdiri dari dua bagian: bagian gelap yang disebut umbra, dan bagian yang lebih terang di sekitarnya yang disebut penumbra. Bintik matahari tampak lebih gelap karena suhu permukaan Matahari sekitar 5.538 derajat Celsius, sedangkan suhu umbra hanya sekitar 3.482 derajat Celsius. Ukuran bintik matahari bisa sangat besar, bahkan seukuran Bumi.
Apakah berbahaya bagi Bumi?
- Badai Geomagnetik: Ejeksi Massa Koronal (CME) dan suar matahari adalah ledakan besar di permukaan Matahari yang bisa sangat panas dan melepaskan energi besar. Fenomena ini biasanya terjadi di dekat bintik matahari, di mana medan magnet berlawanan bertemu. Plasma panas yang terbentuk berinteraksi dengan medan magnet, mengarahkannya keluar dari Matahari dalam bentuk semburan suar. Suar matahari memancarkan sinar-X dan medan magnet yang dapat membombardir Bumi, menyebabkan badai geomagnetik, dan jika bintik matahari aktif, frekuensi suar matahari meningkat, memperburuk badai geomagnetik di Bumi.
- Fenomena Cahaya dan Gangguan: Selama periode bintik matahari maksimum, Bumi akan mengalami peningkatan fenomena Cahaya Utara dan Cahaya Selatan, gangguan pada transmisi radio dan jaringan listrik, serta kerusakan pada satelit akibat perubahan polaritas yang mempengaruhi perangkat elektronik.
- Siklus Matahari dan Pengaruhnya terhadap Iklim Bumi: Matahari memiliki siklus aktivitas yang berlangsung sekitar 11 tahun. Setiap siklus, jumlah bintik matahari berubah. Sudah ada 23 siklus sejak tahun 1749, dan saat ini kita sedang berada di siklus ke-24.
Bintik matahari meningkat pada puncaknya dan berkurang saat mencapai titik terendah. Data dari NASA menunjukkan prediksi bintik matahari untuk siklus ke-24 dan juga jumlah bintik matahari rata-rata sejak 1750. Pengamatan bintik matahari dimulai sejak 1749 di Observatorium Zurich, Swiss.
Ada periode tertentu, antara tahun 1645 hingga 1715, ketika bintik matahari hampir tidak ada. Periode ini disebut Minimum Maunder. Pada waktu itu, beberapa bagian Bumi mengalami Zaman Es Kecil. Perubahan kecil dalam energi Matahari bisa mempengaruhi iklim Bumi, meskipun dampaknya tidak terlalu besar.
Saat bintik matahari aktif, energi yang diterima Bumi sedikit meningkat, terutama radiasi ultraviolet. Ini bisa mempengaruhi atmosfer Bumi. Sebaliknya, saat bintik matahari kurang aktif, pengaruhnya lebih kecil. Namun, pengaruh Matahari ini sulit dipahami karena banyak faktor lain yang juga memengaruhi iklim, seperti interaksi antara atmosfer, daratan, dan lautan.
Sebagai contoh, saat Minimum Maunder, ada letusan gunung berapi besar yang menghalangi sinar Matahari masuk ke Bumi. Selain itu, perubahan kemiringan sumbu Bumi, yang bervariasi antara 22 hingga 24,5 derajat, juga bisa mempengaruhi iklim dan menyebabkan zaman es besar. Meskipun Matahari berpengaruh pada iklim Bumi, banyak faktor lain yang turut berperan dalam perubahan iklim tersebut. (weather.gov/Z-11)
Terkini Lainnya
Apakah berbahaya bagi Bumi?
Semburan Matahari Kelas X Akibatkan Gangguan Radio
Zona Pertempuran Matahari: Fase Baru Siklus Matahari yang Berpotensi Berbahaya bagi Satelit Bumi
Air Cair di Mars Pernah Terpapar Udara, Menambah Peluang Kehidupan
Dua Astronot NASA Bantah Klaim Trump dan Musk: "Kami Tidak Terjebak di Stasiun Luar Angkasa"
NASA Pilih SpaceX untuk Luncurkan Probe Exoplanet Pandora ke Orbit Bumi
Laporan Tahunan NASA Soroti Kemajuan dan Tantangan Keselamatan, Termasuk Misi Artemis dan Ketidakpastian Anggaran
Akibat Pemanasan Global, Salju di Alaska Menghilang
Ketika Menhan AS Beretorika
Alternating Family dan Perkembangan Keluarga Generasi Z
Hilangnya Kejujuran
Proyek Genom Manusia, Pedang Bermata Dua
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap