visitaaponce.com

9 Bahaya Duduk Terlalu Lama, Begini Cara Menghindarinya

9 Bahaya Duduk Terlalu Lama, Begini Cara Menghindarinya
Bahaya duduk terlalu lama(Freepik)

DALAM era modern ini, banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk. Baik itu karena pekerjaan kantoran, menonton televisi, atau bahkan bersantai sambil bermain gadget.

Namun, tahukah Anda bahwa duduk terlalu lama bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan?

Artikel ini akan membahas bahaya duduk terlalu lama dan cara mengatasinya, serta mengoptimalkan gaya hidup sehat.

Bahaya Duduk Terlalu Lama

1. Risiko Penyakit Jantung

Duduk terlalu lama dapat memperlambat aliran darah dan menurunkan aktivitas enzim yang membantu memecah lemak. Hal ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.

2. Obesitas

Ketika tubuh jarang bergerak, metabolisme melambat, sehingga kalori yang terbakar lebih sedikit. Kondisi ini mempermudah penumpukan lemak dan akhirnya menyebabkan obesitas.

3. Diabetes Tipe 2

Duduk dalam waktu lama dikaitkan dengan resistensi insulin, yang dapat memicu diabetes tipe 2. Bahkan, duduk terlalu lama meningkatkan risiko penyakit ini hingga 90%.

4. Masalah Postur Tubuh

Duduk dengan posisi yang salah atau terlalu lama dapat menyebabkan nyeri punggung, leher, dan bahu. Selain itu, postur tubuh yang buruk juga dapat memperburuk kondisi kesehatan lainnya.

5. Penurunan Kesehatan Mental

Aktivitas fisik yang rendah akibat duduk terlalu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, termasuk meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

6. Peningkatan Risiko Kanker

Penelitian menunjukkan bahwa duduk lama dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker kolon dan endometrium, akibat peradangan kronis dan gangguan metabolisme.

7. Gangguan Sirkulasi Darah

Duduk terlalu lama dapat menyebabkan gangguan aliran darah, seperti pembengkakan kaki (edema) atau bahkan risiko trombosis vena dalam (DVT).

8. Penuaan Sel Lebih Cepat

Aktivitas fisik yang rendah dikaitkan dengan pemendekan telomer, yaitu bagian ujung kromosom yang terkait dengan penuaan sel.

9. Penurunan Kesehatan Tulang

Gaya hidup yang terlalu pasif bisa menyebabkan tulang kehilangan kepadatannya, meningkatkan risiko osteoporosis di usia lanjut.

Cara Mengatasi Dampak Duduk Terlalu Lama

1. Lakukan Peregangan Setiap Jam

Pastikan untuk berdiri dan melakukan peregangan setiap 30-60 menit sekali. Peregangan membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot.

2. Gunakan Meja Berdiri

Meja berdiri atau standing desk menjadi solusi populer untuk mengurangi waktu duduk. Anda bisa bekerja sambil berdiri untuk meningkatkan aktivitas tubuh.

4. Aktivitas Ringan Saat Duduk

Jika pekerjaan mengharuskan Anda duduk lama, coba lakukan gerakan sederhana seperti menggoyangkan kaki atau menggerakkan tangan. Ini membantu menjaga aliran darah tetap aktif.

5. Jalan Kaki Singkat

Setiap beberapa jam, ambil waktu untuk berjalan kaki singkat. Anda bisa berjalan ke pantry, toilet, atau sekadar berkeliling ruangan.

6. Olahraga Rutin

Sempatkan waktu untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari. Aktivitas seperti jogging, yoga, atau bersepeda dapat membantu mengimbangi dampak buruk dari duduk terlalu lama.

7. Atur Postur Tubuh

Duduk dengan punggung lurus dan kaki menapak di lantai. Gunakan kursi ergonomis untuk mendukung postur yang baik.

Optimalkan Kesehatan dengan Gaya Hidup Aktif

Menghindari duduk terlalu lama bukan berarti Anda harus meninggalkan pekerjaan atau kegiatan yang membutuhkan posisi duduk. Dengan mempraktikkan langkah-langkah di atas, Anda dapat menjaga tubuh tetap aktif dan sehat. Ingatlah untuk selalu mendengarkan tubuh Anda. Jika merasa nyeri atau tidak nyaman, segera lakukan peregangan atau aktivitas fisik ringan.

Duduk terlalu lama memang bisa berdampak buruk, tetapi dengan perubahan kecil dalam rutinitas, Anda bisa mengurangi risikonya secara signifikan. Terapkan kebiasaan sehat ini mulai sekarang untuk hidup yang lebih bugar dan produktif.

Dengan artikel ini, Anda tidak hanya memahami bahaya duduk terlalu lama, tetapi juga memiliki panduan praktis untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat! (Z-10)

Sumber: 

  • World Health Organization (WHO)
  • Journal of the American Heart Association
  • Mayo Clinic
  • Harvard Health Publishing
  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) 
  • The Lancet Public Health



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat