visitaaponce.com

Ismail Haniyeh Terbunuh di Iran Dampak bagi Hamas dan Respons Israel

Ismail Haniyeh Terbunuh di Iran: Dampak bagi Hamas dan Respons Israel
Ismail Haniyeh(AFP)

ISMAIL Haniyeh, salah satu pemimpin Hamas paling senior, menjadi target pembunuhan atau serangan saat tengah berada di Iran. Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Hamas, Rabu (31/7), mengonfirmasi Haniyeh terbunuh dalam insiden itu, seperti dilansir The New York Times.

Haniyeh adalah salah satu pemimpin paling senior Hamas selama dua dekade terakhir, yang dalam beberapa tahun terakhir menjalankan operasi politik kelompok perlawanan tersebut dari pengasingan di Qatar.

Dilaporkan, pada Selasa (30/7), Haniyeh berada di Iran bersama anggota senior lain dari 'poros perlawanan' Iran — yang meliputi Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman — untuk menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru terpilih.

Baca juga : Pernyataan Lengkap Hamas Soal Serangan yang Menewaskan Ismail Haniyeh 

Ibrahim Madhoun, seorang analis yang dekat dengan Hamas, mengatakan tewasnya Haniyeh merupakan ‘pukulan telak’ bagi kelompok tersebut, tetapi ia mengatakan kematiannya tidak akan sampai menghancurkan atau meruntuhkan Hamas.

Hamas pernah menghadapi situasi serupa sebelumnya dengan kematian Ahmed Yassin dan Abdel Aziz Rantisi, katanya, menyebutkan para pemimpin Hamas yang dibunuh oleh Israel.

Pembunuhan pemimpin politik Hamas tersebut, katanya, menggambarkan bahwa tidak ada garis merah dalam perang antara Israel dan Hamas.

Baca juga : Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas dalam Serangan di Teheran

Ismail Haniyeh, pemimpin kantor politik Hamas, tewas dalam serangan Israel di Teheran, kata Hamas dalam sebuah unggahan di akun Telegram resminya.

Garda Revolusi Iran mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Haniyehtewas di Teheran, saat ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Pernyataan itu mengatakan bahwa ia dan seorang penjaga keamanan Iran menjadi target serangan di tempat tinggal mereka dan rincian lebih lanjut akan diumumkan.

Sementara itu, Militer Israel mengatakan tidak mengeluarkan perintah darurat baru untuk publik Israel, sebuah tanda bahwa pejabat ‘Negeri Zionis’ tidak memperkirakan akan terjadi pembalasan langsung atau segera.

"Kami lebih suka menyelesaikan permusuhan tanpa perang yang lebih luas," kata Daniel Hagari, juru bicara militer Israel. Namun ia menambahkan bahwa militer Israel “sepenuhnya siap untuk skenario apa pun." (B-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat