Houthi Pembunuhan Ismail Haniyeh Tingkatkan Pertempuran Lebih Luas
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas. Konsekuensinya, ini akan berat bagi Tel Aviv.
"Kejahatan menargetkan Haniyeh akan menjadi motivasi yang lebih besar untuk menghukum musuh kriminal," kata al-Houthi dalam pernyataan yang dipublikasikan saluran TV Al-Masirah yang dikutip Kamis (1/8).
Pada 20 Juli, Israel melancarkan serangan Udara terhadap tangki bahan bakar dan pembangkit listrik di pelabuhan Al-Hudaydah di Yaman barat sebagai tanggapan atas tewasnya seorang warga Israel dalam serangan pesawat nirawak Houthi di Tel Aviv pada 19 Juli.
Baca juga : Upacara Pemakaman Ismail Haniyeh di Teheran Iran
Lalu, pada Rabu pagi, kelompok perlawanan Palestina Hamas mengumumkan pembunuhan Haniyeh dalam serangan udara Zionis yang berbahaya di kediamannya di ibu kota Iran, Teheran, setelah ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
"Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun dengan izin Allah dan bekerja sama dengan saudara-saudara kami di Poros Perlawanan dalam membalaskan dendam para martir dan semua martir serta ketidakadilan yang diderita rakyat Palestina," ucap al-Houthi.
Televisi pemerintah Iran mengonfirmasi kematian Haniyeh dan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung terkait pembunuhan tersebut serta akan segera mengumumkan hasilnya.
Militer Israel menahan diri untuk tidak mengomentari pembunuhan Haniyeh. Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Baca juga : Ismail Haniyeh Dibunuh Dapat Ciptakan Perang Masif, Bagaimana Peran AS?
Setidaknya 39.445 warga Palestina telah tewas sejak saat itu. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
oHampir 10 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diinvasi pada 6 Mei. (Ant/Z-2)
Terkini Lainnya
Pelaku Pembunuhan Siswi SMP di Palembang Tak Bisa Dihukum Seumur Hidup
Berniat Merantau ke Jakarta, Warga Kupang Disiksa Hingga Tewas
Bocah 6 Tahun di Pontianak Diduga Tewas Dibunuh Ibu Tiri
Komisi Yudisial Mengaku Telah Memeriksa Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tanur
Terpidana Pembunuhan Wayan Mirna, Jessica Wongso, Wajib Lapor Hingga 2032
4 Anggota KKB Papua Anak Buah Malas Gwijangge Berpotensi Masuk DPO
Heboh Video Rabi Berkati Tentara Israel Perkosa Massal Tahanan Palestina
Lebih dari 400 Ribu Anak Gaza Terima Vaksin Polio
Kemungkinan Gagal lagi, AS Siapkan Perjanjian Baru Sandera Israel Tahanan Palestina
Hamas Puji Sopir Truk Yordania Bunuh Tiga Tentara Israel
Gaya Pemukim Ekstremis Israel Ancam Warga Tepi Barat Palestina
Mengenang Puput Novel, Sempat Persembahkan Video untuk Palestina
Imaji Perang Kembang dalam Pilpres 2024
Membela Perbedaan
Pemerintah Harus Atasi Turunnya Jumlah Kelas Menengah
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap